HATE

445 45 4
                                    

Mobil putih milik Jessica menepi didepan sebuah gedung yang mewah. Aku sedikit ragu, namun tangan Jessica menggenggam erat seakan menguatkanku.

"Turun, bodoh. Kau tidak akan mati hanya karena keluar dari mobil ini" kesal nya.

Karena sudah hampir 10 menit aku tidak kunjung mau membuka pintu.

"Kau mau Unnie yang membuka pintunya? Ada banyak paparazzi yang mengintai gedung ini. Bisa-bisa besok wajah Unnie muncul di situs Pann Korea" ungkap nya.

"A-aku. Ah lebih baik Unnie mengantarku ke apartement saja. Ayo Unnie" tawarku.

"No. Tidak ada orang disana. Ayo cepat turun. Unnie harus kembali sebelum Manager menelponku"

Bagaimana ini? Aku semakin merasa terdesak. Melihat wajah Jessica yang semakin cemas membuatku bertambah gugup.

"Ba-baiklah. Aku turun. Gomawo untuk malam ini, Unnie. Aku senang"

Jessica tertawa. "Senang apanya. Lihat wajah pucatmu itu. Hahaha. Kau sungguh takut gadis kecil?"

Aku mengangguk. "Aku takut kesasar masuk kedalam gedung sebesar itu" jawabku asal.

Tidak mungkin kesasar, astaga. Itu hanya alasan ku saja untuk menutupi betapa gugupnya aku hanya karena merasa akan bertemu dengan idol laki-laki JYP. Bagaimana pun, aku masih punya jiwa Fangirl yang tertanam kuat dalam hatiku. Ehe.

"Yasudah kau hati-hati disana. Jangan bertingkah bodoh dan membuatmu dikira sebagai seorang Sasaeng nantinya. Kau tinggal masuk dan mengatakan jika kau adalah anak dari Tuan Samuel Xialin. Mereka pasti akan langsung membuka pintu nya lebar-lebar. Mungkin kau juga akan mendapat beberapa cemilan mewah. Jadi masuklah" ujar Jessica.

"Ne Unnie" jawabku lalu mengulurkan tangan kearah nya.

"Apa ini?" Bingung Jessica.

Eh. Aku lupa hendak meminta salaman dengannya. Dulu aku mempunyai teman dari Jawa. Dia juga sempat membawaku menginap dirumah nya. Dan seperti itulah kebiasaan nya jika ingin berpamitan. Dia selalu bersalaman pada orang tuanya atau bahkan seseorang yang seumuran dengannya.

"Jabat tangan, Unnie"

"Eoh?"

Meski bingung, akhirnya Jessica membalas jabatan tanganku. Dia juga berseru tertahan saat aku mencium punggung tangannya.

"Kau semakin aneh. Tapi Unnie suka. Unnie pergi dulu ya. Annyeong"

"Ne. Annyeong"

Aku melambaikan tangan kearah mobil Jessica yang melaju semakin jauh meninggalkan halaman gedung.

Tubuhku berbalik, memandang sekali lagi gedung yang bertambah mempesona karena ada banyak lampu yang menyala didalamnya.

Aku harus lewat pintu sebelah mana? Saat Daddy mengajakku kesini, kami langsung masuk lewat parkiran bawah. Sedangkan aku sekarang, berdiri seperti orang bodoh di depan pintu utama.

Apa harus memencet bel? Berteriak minta di bukakan pintu?

Aish. Merepotkan saja.

"Annyeong"

"Astaga!"

Aku terlonjak kaget saat tiba-tiba ada yang menegurku dari belakang. Posisi ku sekarang sudah masuk kedalam gedung itu dan aman dari pandangan luar.

Seorang namja dengan perawakan tubuh tinggi dan sedikit atletis tersenyum padaku. Matanya yang lumayan besar dan hitam membuat jantungku berdegup kencang.

"Annyeong haseyo" ucapku sembari membungkuk padanya.

Dia balik membungkuk. "Ne. Kau sedang mencari siapa?"

IMAGINE ON (TWICE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang