Setelah sesi pelukan dan minta maaf, Jihyo memintaku untuk bermain piano lagi. Aku sebenarnya enggan, mengingat bagaimana aku bisa langsung menyanggupi saat Jihyo me request lagu-lagu mereka.
"Wah, bagaimana kau bisa tau semua lagu-lagu kami Maudy-ssi?" Tanya Jeongyeon
"Eh?"
Ayo Maudy! Cari jawaban yang meyakinkan. Biasanya kau pandai sekali dalam merangkai kebohongan, jangan terlihat gugup di depan mereka.
"Maudy?!"
Aku segera menoleh, melihat Irene sudah berjalan menghampiriku.
"Apa yang kalian lakukan disini? Kukira terjadi sesuatu, kenapa lama sekali?" Ujarnya.
Lega rasanya melihat Irene kesini, setidaknya aku terbebas dari pertanyaan yang entah mengapa aku tidak bisa menjawab nya.
Mana mungkin aku mengatakan kalau aku memang mengetahui semua lagu mereka? Ayolah, aku sekarang sedang menjadi secret Once.
"Mian Unnie, aku yang menyuruh Maudy memainkan piano lagi. Dan Unnie tau? Maudy ternyata hafal semua instrumen piano nya",-Jihyo
"Tentu saja, dia kan seorang--"
"Aku memang mengikuti kelas musik, Unnie. Dan sering sekali mendapat pelajaran tentang lagu-lagu kalian. Lagu dari grup Irene Unnie juga aku pelajari" ucapku segera memotong perkataan Irene.
Entahlah, Irene memandangku dengan tatapan mengejek. Seperti nya dia paham dengan situasi ku sekarang.
"Yasudah, kajja turun. Kalian belum menghabiskan makan malam"
"Mwo? Aku sudah kenyang, Unnie"
"Tidak baik membuang makanan, Maudy-ssi. Ayo turun!"
Dengan berat hati aku pun mengikut saja saat Irene menyeretku. Aku sedikit menoleh, melihat Jeongyeon dan Jihyo seperti menahan tawa saat melihatku.
"Kenapa kalian lama sekali? Apa ada sesi baku hantam nya?" Celetuk Momo saat kami tiba di meja makan.
"Kau mau ku pukul?"
"Ampun leader, aku kan hanya bertanya" jawab Momo
"Sudah. Lebih baik kita lanjutkan makannya. Dan kau gadis nakal, tugasmu adalah mencuci piring kotor" ucap Irene padaku.
"Kenapa harus aku, Unnie?"
"Karena kau yang paling banyak makan diantara kami, Maudy-ah"ujar Sana membuat semua orang tertawa.
Kenapa bisa begitu? Padahal kan bukan aku yang menginginkan makan sebanyak ini. Yasudahlah, daripada harus berdebat dengan Irene yang tidak pernah kehilangan kalimat untuk menyerang ku lebih baik aku menurut saja.
Setengah jam berlalu, piring-piring yang tadi berisi makanan sudah terlihat kosong. Para member juga sudah beranjak dari meja makan. Irene benar-benar tidak membiarkan mereka membantuku untuk membersihkan semua yang ada dimeja.
"Unnie akan membantumu" tawar Jeongyeon
Aku hendak mengangguk, namun Irene sudah terlebih dahulu melarangnya.
"Gwenchana. Biar Maudy saja yang membersihkan nya. Dia juga harus belajar mandiri. Kau istirahat saja, Jeongyeon-ah"
"Tapi--"
"Ayo masuk kedalam kamarmu. Aku yang akan menemaninya disini"
"Arraseo"
Jeongyeon kemudian meletakkan piring yang tadi sempat ia pegang. Memandang kearahku dengan tatapan penuh penyesalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINE ON (TWICE)
أدب الهواةBagaimana jika kita hidup dengan idola kita? Mengetahui segala yang mereka lakukan? Apa begitu menyenangkan seperti yang selama ini hanya ada di impian? "just for fun guys!"