Seperdetik kemudian Nuca tersenyum sarkasme.
"Ambil aja kalo lo mau ambil dia. Gue ga tertarik."Ucapannya itu benar-benar menyayat hatiku. Aku segera bangkit dari kursi lalu meninggalkan mereka.
Haruskah dia mengatakan hal yang menyakitkan itu di depan Sam dan Lyo? Haruskah dia membuat perasaanku terdengar seperti lelucon baginya? Haruskah dia mempermalukanku?
"Ra.. Tunggu!"
"Ra.."
Seseorang memanggil namaku dan tiba-tiba ia menarik tanganku.
"Kamu mau kemana?"
"Aku mau pulang, Sam. Aku ga mau ketemu dia lagi."
"Aku anter kamu pulang ya, Ra."
Aku mengangguk pelan tanpa menatapnya. Aku malu setelah kejadian tadi. Menatap mata saja aku tidak mampu.
***
"Maaf aku ga tau makanan yang gabisa kamu makan, Ra. Maaf udah ngacauin dinner kita," ucap Sam saat kami sudah berada di depan gerbang rumah ku.
"Gapapa Sam, bukan salah kamu. Lagian aku masih bisa makan makanan yang lainnya."
"Aku janji bakal lebih ngenal kamu lagi."
"Aku masuk dulu, kamu hati-hati di jalan," aku pun memasuki gerbang rumahku, berusaha untuk menghindar maksud ucapan Sam.
"Siapa itu, Ra?" Tanya ibuku yang sudah berada di ambang pintu.
"Temen, ma."
"Temen siapa? Kenapa ga sama Nuca?"
"Udah ma, aku mau istirahat, capek. Besok pagi ada karya wisata."
"Gimana kalo om Reino tau kamu jalan sama cowok lain?"
Aku menghela napas panjang.
"Aku mau batalin perjodohan ini ma."
Di sepanjang perjalanan pulang aku sudah memikirkannya baik-baik. Aku ingin menyudahi semuanya. Karena sekuat apapun aku mencoba, rasanya sulit sekali.
"Tiara, kamu jangan main-main."
"Ma, aku udah ga ada rasa apa-apa lagi sama Nuca."
Aku terpaksa harus berbohong, karena jika aku memberi tahu mereka kalau Nuca lah yang tidak menyukaiku, om Reino pasti akan kembali memukulnya.
"Tapi, Tiara.."
"Selama ini aku cuma ga mau ngecewain mama papa. Tapi aku ga bisa maksain perasaan aku untuk orang yang ga aku suka."
"Ra.."
"Pokoknya kalo mama sayang sama aku, turutin kemauan aku," Aku pun meninggalkan mamaku yang masih berdiri disana.
Kau tau level kesedihan yang paling menyakitkan itu seperti apa? Saat kau menangis tanpa suara. Saat kau terlalu lama menangis sampai air mata yang selama ini terjatuh itu mengering.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unlove you
RomanceDingin. Kasar. Berhati batu. Begitulah caraku menggambarkan Giannuca. 10 tahun sudah aku menyukainya secara sepihak. Sampai akhirnya aku merasa, haruskah aku menyerah? Haruskah aku membiarkannya pergi? Semuanya terjawab saat aku mengetahui alasan me...