Part 7

4K 312 71
                                    

Warna jingga yang menghiasi langit Bandung kian tenggelam ditelan gelapnya malam. Hari pertama, tidak ada kegiatan khusus dan kami dibebaskan untuk mengintari wilayah di sekitar villa.

Aku sekamar dengan Keisya, Adin, Charissa, Ghina, Maudy, Bianca dan Bella. Awalnya kami berniat untuk jalan-jalan di sekitar villa, tapi mereka berubah pikiran setelah mendengar Sam dengan teman segenknya yang populer itu ingin mengajak kami bermain UNO malam ini.

"Yang kalah coret pake bedak!" Teriak Sam begitu antusias.

"Ga seru pake bedak doang, jitak dong!" Keisya tak kalah bersemangat.

"Awas aja ntar lo yang kalah."

"Ga bakal."

"Yaudah yuk hompimpa," Zayyan pun mengayunkan tangannya dan diikuti oleh semuanya.

"HOMPIMPA ALAIUM GAMBRENG!"

"Yes menang!" Ucap Keisya lalu menurunkan tangan kanannya.

"GAMBRENG!"

"GAMBRENG!"

Sampai akhirnya tinggal aku dan Sam yang tersisa.

"Kamu jangan curang!" Pekikku saat Sam yang menungguku untuk menurunkan tangan terlebih dahulu.

"Ceileh giliran sama Sam pake 'aku-kamu'. Awas baper lo Sam," Zayyan dan Rigo berusaha menggodaku dan Sam.

Aku memutar bola mataku. "Aku emang gabisa pake lo-gue sama semuanya."

Tok.. tok..

Tiba-tiba terdengar ketukan pintu dari luar. Semuanya pun terdiam dan saling bertatapan.
"Siapa?"

"Ga tau."

"Bukain, Ra. Lo yang paling deket sama pintu."

Aku pun beranjak dengan begitu malas untuk membukakan pintu.

"Siapa?"

Aku menaikkan satu alisku saat melihat Nuca yang berdiri di ambang pintu.

"Kenapa kesini?"

Nuca terlihat seperti berpikir sejenak. "Suara kalian kedengeran sampe lantai 4."

"Terus?"

"Berisik."

"Eh, Nuca. Ngapain kesini? Mau ikut main?" Tanya Sam dengan nada sedikit mengejek.

"Nggak tuh."

"Berhubung ada Nuca disini, bakal keramean kalo maen UNO. Gimana kalo kita main Truth Or Dare?"

"Gue ga tertarik."

"Yaudah kalo ga tertarik. Tutup pintunya, Ra," Sam pun mendorong tanganku untuk menutup pintu.

Dengan sigap, Nuca pun menahannya.

"Lo yang maksa," ucapnya pada Sam sebelum ikut masuk ke dalam kamar.

Tentu saja para gadis penggila Nuca ini akan sangat senang jika Nuca ikut bermain. Bahkan Charissa, Adin dan Ghina pun merebutkan posisi untuk duduk di sebelah Nuca dan mendorong tubuhku hingga menjauhinya.

"Dasar ganjen," desisku pelan, nyaris tidak bersuara.

Setelah semua duduk melingkar pada posisi masing-masing, Sam pun menaruh sebuah botol minuman kosong di tengah dan mulai memutarnya.

Ku mohon jangan aku.
Jangan aku.
Jangan aku.

Ternyata Ghina.

"Truth or Dare?" Tanya Sam.

Unlove you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang