Part 25

3.7K 370 69
                                    

Ting.. tong..

Bel berbunyi saat aku, Nuca dan orangtuaku melahap makan siang di ruang tengah. Aku pun beranjak dari kursiku untuk membuka pintu, sepertinya itu Sam.

"Makan aja Ra, biar mama yang buka pintu."

Aku pun mengurungkan niatku dan melanjutkan makanku.

"Busnya udah papa pesen, nanti kalian naik monorail dari sini ke KL Sentral, terus kalo udah sampe tinggal turun ke bawah cari terminal bus. Nuca tau kan? Dulu kan Nuca sering kesini."

Aku dan Nuca hanya manggut-manggut mendengarkan ayahku.

Yah, ibu Nuca adalah arsitek sama seperti ayahku. Dulu, saat SD, Nuca sempat tinggal disini selama 2 tahun, tapi ia memutuskan untuk kembali ke Jakarta karena tidak bisa pisah dariku.

"Eh Sam, masuk. Kok ga bilang-bilang mau kesini?"

"Aku juga mau liburan kesini tan, eh ternyata Tiara sama tante juga kesini."

Aku mendengar suara ibuku dan Sam yang sedang berada di ambang pintu. Yah, hubungan mereka cukup baik setelah Sam menemaniku di rumah sakit waktu itu dan Sam juga sering sekali main ke rumah saat aku dan Nuca jauh.

Tak lama kemudian ibuku yang diikuti oleh Sam pun ke ruang tengah.

Aku menatap Nuca yang sepertinya kehilangan selera makan karena kedatangan Sam.

"Ra, kok ga bilang-bilang mama sih Sam mau kesini juga? Kalo tau gitu kan mama sama papa bakal pesenin tiket busnya tiga buat kalian ke Genting."

"Aku juga baru tau ma."

"Gapapa Tan, tadi pas di KL sentral aku sempetin beli tiket busnya kok."

"Bagus deh kalo gitu, jadi kan makin rame makin seru. Iya kan Ra?"

"Iya, pastinya ma," aku tersenyum simpul.

"Sam udah makan belum? Sini-sini duduk," ibuku menyeret tangan Sam untuk duduk di kursi sebelahku.

"Makasih tan, tapi tadi aku udah makan subway."

"Udah jam 1 ma, kayaknya kami berangkat sekarang aja deh," aku melirik arlojiku.

"Oh udah mau berangkat sekarang?"

Aku mengangguk.

"Kalo gitu, hati-hati yah sayang."

***

Di sepanjang perjalanan menuju Genting, rintik-rintik hujan mulai turun membasahi bumi, membuat bulu kudukku berdiri karena cuaca yang begitu dingin. Sialnya, aku lupa membawa jaket.

Nuca pun meletakkan satu earphonenya di telingaku.

Nuca pun meletakkan satu earphonenya di telingaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dengerin deh, lagunya bagus."

Aku pun terhenyak, menikmati alunan lagu yang diputar oleh ponsel Nuca.

Unlove you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang