Hai guys, sebelum kalian baca part ini aku cuma mau bilang akhir-akhir ini aku jadi agak ga mood buat nulis karena beberapa hal😔 sempat mikir juga buat nge unpublish cerita ini. Tapi di sisi lain masih banyak yg nungguin:(
Rencananya aku mau up satu persatu dari sudut pandang biar semuanya jelas, biar tanya kalian terjawab, jadi aku mohon sama kalian sabar yah. Aku juga lagi mikirin ending yang terbaik buat keempat tokoh. Doain yah😣❤️Tiara berubah.
Gadis ceria yang ramah pada semua orang itu seakan kehilangan dirinya sendiri.
Dia menjadi gadis yang kasar.
Ia hanya akan berbicara seperlunya saja dan menjadi tertutup pada semua orang.
Kenapa aku seperti melihat Nuca yang dulu pada diri Tiara yang sekarang?Sejak kelulusan kami, semuanya berubah. Aku mengambil kuliah di jurusan musik di Universitas Pelita Harapan. Sedangkan Tiara mengambil jurusan Hubungan Internasional di universitas yang sama denganku.
Dan sampai saat ini, Tiara dikenal sebagai gadis yang tidak mempunyai teman. Sama seperti orang mengenal Nuca di SMA.
Aku ingat sekali saat nama Tiara mulai menjadi bahan pergunjingan manusia-manusia menjijikan di kampus ini. Dimana semua orang membicarakan omongan sampah mereka mengenainya tanpa mengetahui alasan Tiara menjadi seperti sekarang.
Saat itu, aku hendak menghampiri Tiara yang baru saja keluar dari gedung dekanat, namun langkahku terhenti saat melihat seseorang yang berjalan di sebelahnya.
"Tiara.." sapa Hugo, mahasiswa tingkat atas yang begitu populer di Universitas Pelita Harapan. Siapa yang tidak mengenalnya? Dia bukan hanya seorang mahasiswa. Laki-laki itu adalah aktor sekaligus penyanyi ternama di tanah air.
Tiara tak bergeming dan tetap melanjutkan langkahnya.
"Tiara.." kini Hugo meraih tangannya.
Dengan sigap Tiara menepis tangan laki-laki itu dengan kasar dan membuat semua orang yang ada di sekitar mereka berbisik-bisik.
"Maaf Tiara. Aku cuma mau ngajak kamu kenalan. Mungkin kamu belom tau aku. Kenalin, Hugo," ia mengulurkan tangannya pada Tiara.
"Aku buru-buru," ucap Tiara tanpa membalas uluran tangan itu.
"Aku dari jurusan musik, sama kayak temen kamu, Sam."
Tiara memutar bola matanya malas. "Kamu tuli?"
Sejak perkenalan yang tidak mengenakan antara Tiara dan Hugo, seluruh kampus mulai menyebarkan gosip murahan mereka mengenai Tiara. Ia pun dibenci oleh seluruh mahasiswa karena telah bersikap kasar pada Hugo.
Saat berada di tahun keempat bangku kuliah dan mengerjakan skripsi, aku tak sengaja mendengar Tiara bernyanyi. Kau harus tau, suaranya sangat indah. Bagaimana bisa ia menyembunyikan bakat seindah itu dariku selama bertahun-tahun? Tanpa pikir panjang aku pun mendaftarkannya untuk mengikuti suatu ajang pencarian bakat.
"Ga mau."
"Tapi Ra..."
"Lagian kenapa kamu daftarin nama aku tanpa persetujuan dari aku?"
"Karena kalo aku bilang sama kamu dulu, aku tau kamu ga bakal mau."
"Aku ga bisa. Dan aku ga mau."
"Kamu bisa Ra."
"Ga Sam!"
"Ra..."
Gadis itu mengalihkan pandangannya dariku tanpa menjawab.
"Karena dengan cara ini kamu bisa nyibukkin diri kamu. Biar kamu lupa sama Nuca."
Setelah berdebat panjang dengannya, akhirnya Tiara mengiyakan permohonanku. Aku ingat sekali, saat aku datang ke studio untuk mendukungnya.
Berlian yang awalnya tak terlihat itu pun mulai menampakkan sinarnya. Terutama saat ia menyanyikan lagu Hampa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unlove you
RomanceDingin. Kasar. Berhati batu. Begitulah caraku menggambarkan Giannuca. 10 tahun sudah aku menyukainya secara sepihak. Sampai akhirnya aku merasa, haruskah aku menyerah? Haruskah aku membiarkannya pergi? Semuanya terjawab saat aku mengetahui alasan me...