Nuca segera melepas penanya.
"Dia kenapa?"
"Kena bola pas lagi pelajaran olahraga."
Nuca pun segera bangkit lalu meraih tongkatnya. Namun, sesaat kemudian dia berhenti dan menatapku.
"Ra, aku ke UKS dulu," ucapnya kemudian berlalu meninggalkanku.
Kenapa rasanya aku seperti dicampakkan? Tapi aku tidak boleh egois meminta Nuca untuk bersamaku saat Lyo lebih membutuhkannya.
Aku pun kembali menutup nasi goreng yang ku beli lalu memutuskan untuk mengikuti Nuca ke UKS.
Saat tiba di UKS, aku berhenti di ambang pintu. Ku lihat Nuca yang mengusap kepala Lyo yang tengah berbaring di kasur. Nuca pun menyisihkan rambut yang menutupi wajahnya.
Dia terlihat begitu khawatir.
Tentu saja dia khawatir.
Lyo adalah kekasihnya.
Aku membalikkan tubuhku untuk menjauh. Aku tidak ingin menjadi beban Nuca saat seharusnya ia memperdulikan Lyo.
Saat aku berada di luar UKS, ku lihat Sam yang melambaikan tangannya padaku.
"Udah makan?" Tanya Sam.
"Udah."
"Ngapain ke UKS?"
"Oh itu.. Lyo pingsan."
Sam pun seakan mengerti ucapanku tanpa menanyakan lebih lanjut.
"Pulang nanti bareng yuk?"
Aku seharusnya pulang bersama Nuca hari ini. Tapi mengingat kejadian hari ini sepertinya Nuca tidak bisa menepati janjinya untuk pulang bersamaku.
"Boleh. Kamu hari ini ga ngeband?"
"Latihan sih, tapi kan bisa setelah nganter kamu."
Aku mengangguk.
"Besok ke dufan yuk?"
"Dufan?"
"Iya, kan besok minggu, mau ga?"
"Hmm nanti aku kabarin yah Sam."
Aku tidak tau harus merespon apa. Tapi aku berusaha untuk tidak menolaknya secara terang-terangan. Sam terlalu baik untuk itu.
***
"Yuk pulang," ajak Nuca saat aku baru saja keluar kelas.
Dan kau tau apa yang menyakitkanku? Ada Lyo disana. Dimana perasaan Nuca membiarkanku pulang bersama dengan dia dan kekasihnya?
"Kamu udah gapapa Ly?" Tanyaku.
"Gapapa, Ra. Cuma pingsan doang tadi. Tapi Nuca malah ngotot mau ngajak pulang bareng. Kamu gapapa kan aku ikut?"
Aku tersenyum simpul. Tentu saja aku tidak baik-baik saja. Melihat kalian berdua saja sudah membuatku sakit.
"Tapi aku udah ada janji mau pulang bareng Sam. Jadi kalian berdua aja hehe."
"Ra.. aku bakal nganter kamu pulang," tegas Nuca.
"Ga usah Nuc. Aku gapapa kok."
"Ga. Pokoknya kamu pulang bareng aku."
"Bareng kamu sama pacar kamu?" Tanyaku sembari tertawa hambar. "Aku juga mau pergi sama Sam, tenang aja."
Aku pun berlalu meninggalkan mereka berdua menuju kelas Sam. Bagaimanapun juga siapa yang akan baik-baik saja saat melihat orang yang kau cintai bersama orang lain? Aku membenci perasaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unlove you
RomanceDingin. Kasar. Berhati batu. Begitulah caraku menggambarkan Giannuca. 10 tahun sudah aku menyukainya secara sepihak. Sampai akhirnya aku merasa, haruskah aku menyerah? Haruskah aku membiarkannya pergi? Semuanya terjawab saat aku mengetahui alasan me...