Part 27

3.4K 389 76
                                    

"Hati-hati Ra. Kamu gapapa?"

Aku menegakkan pandanganku dan mendapatkan Sam yang mengusap bagian belakangnya yang menabrak sebuah tiang di pinggir jalan.

Aku menggelengkan kepalaku, mencoba untuk menyadarkan diri.

Ku hela napas panjang lalu kembali menatap ke sekitarku.

"Pulang aja Ra."

"Tapi Sam. Nuca—"

"Nuca nyuruh kamu pulang. Dia tadi nelpon aku."

Aku pun akhirnya menyerah dan menuruti Sam. Nuca pasti marah padaku. Tingkahku hari ini benar-benar seperti anak kecil. Aku hanya ingin Nuca mengerti diriku tanpa ku sadari ternyata aku begitu egois.

Aku mendongak, menatap langit malam yang tak berbintang, kosong rasanya. Begitula perasaanku sekarang.

"Kamu pulang naik apa?" Tanyaku pada Sam saat kami baru saja tiba di gedung apartment ayahku.

"Taksi. Aku tadi ketinggalan kereta. Oh ya, Ra. Besok aku boleh ke tempat kamu lagi?"

Aku terhenyak.

Sepersekian detik kemudian aku pun menganggukan kepalaku sembari tersenyum simpul.

"Kalo gitu aku masuk dulu yah."

Sam pun meraih tanganku.
"Aku anter sampe dalem yah?"

Aku kembali mengangguk.

Kami pun memasuki gedung itu bersama.

Lucu sekali rasanya.

Hubunganku dan Nuca terus saja mempunyai masalah. Dan itu semua karena kebodohanku.

Nuca, si manusia sedikit kata itu, seakan sulit sekali untuk aku mengerti.
Ia selalu melakukan sesuatu tanpa menjelaskannya padaku.
Ia menjauhiku selama 3 tahun tanpa pernah mencoba untuk menjelaskan alasannya.
Ia juga berlaku kasar padaku tanpa aku tau alasannya.
Bahkan sekarang, ia mencintaiku tanpa pernah mengatakannya.

Kami selalu saja bertengkar.

Andai ia lebih membuka hatinya untuk berbagi cerita denganku mengenai apa yang ia rasakan.

Andai aku yang lebih membuka hati untuk melihat usahanya mencintaiku.

Kenapa sangat sulit untuk menyatukan kami?

Apa harus aku menanyakan Sam tentang apa yang mereka bicarakan di whatsapp tempo hari?

Aku hanya ingin tau, apa yang ia sembunyikan dariku.

"Ra.." ucap Sam saat kami sedang berada di elevator.

"Hmm?"

"Aku cinta sama kamu."

Degh!

Aku mematung di tempat.

Aku tau jika Sam menyukaiku, tapi kenapa ia tiba-tiba menyatakan cintanya padaku?

"Kok tiba-tiba?" Tanyaku dengan nada bercanda. Berusaha untuk mencairkan suasana.

"Karena aku cuma pengen selangkah lebih maju daripada Nuca."

Aku pun menatap wajahnya, mencoba untuk menelan segala kata yang keluar dari mulutnya.

"Sam. Kamu tau sendiri seberapa besar cinta aku buat Nuca."

"Aku tau."

Kami pun saling memusatkan perhatian satu sama lain.

Aku tidak ingin menyakiti Sam. Sama sekali tidak. Aku menyayanginya sebagai sahabatku yang selalu ada saat aku membutuhkannya. Kenapa dia harus menyatakan cintanya seperti ini dan membuatku begitu terbebani?

Unlove you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang