Part 14

3.5K 342 27
                                    

"Ra.. ini rangkuman buat UTS minggu depan," Sam meletakkan buku catatannya di atas mejaku.

"Makasih yah, Sam. Maaf ngerepotin."

"Ga lah, Ra. Oh ya, pulang sekolah ada waktu?"

"Hmm," tiba-tiba aku teringat akan pesan Nuca untuk menyuruhku segera pulang.

"Aku mau ngajak kamu nonton Raisa. Lebih tepatnya ketemu sih, soalnya dia diundang ke acara kantor papa aku, jadi yah aku bisa ketemu sama dia, sekalian ngajak kamu."

Aku membulatkan mataku dengan sempurna. "Ketemu? Ketemu langsung?"

"Iya."

"Mau!" Pekikku.

Aku tidak akan pernah bisa menolak jika tawarannya seperti ini.

"Yaudah nanti pulang bareng aku yah."

Aku mengangguk dengan begitu antusias

***

"Ra.." Keisya menghampiriku saat bel pulang sekolah berbunyi.

"Kenapa?"

"Aku cuma mau bilang kamu harus liat isi kamera ini," Keisya menyodorkanku kamera kesayangan Nuca yang sebenarnya tidak pernah Nuca pinjamkan kepada siapapun.

"Kenapa harus?"

"Liat aja dulu, Ra. Itu sebagai permintaan maaf aku juga. Dan sampein maaf aku ke Nuca karena udah ngambil kameranya tanpa ijin."

Aku pun mengangguk lalu mengambil kamera itu dan segera berlalu.

Aku tetap saja kecewa padanya. Sulit sekali mengembalikan kepercayaan seseorang saat kau sudah mengecewakannya.

"Aku baru aja mau ke kelas kamu," ucap Sam saat melihatku yang menunggu tepat di depan kelasnya.

"Bu Retno keluar duluan tadi, jadi aku langsung kesini."

Aku dan Sam pun mengintari koridor bersama menuju parkiran yang letaknya tak jauh dari kelas Sam.

"Kamu udah baca surat aku?"

"Surat?" Aku menaikkan satu alisku.

"Iya, surat anonim pas valentine kemarin."

"Oh iya, aku belom sempet baca, punya kamu yang mana?"

"Yang mana maksudnya? Amplopnya?"

Aku mengangguk.

"Yang warna pink. Nanti baca yah."

"Iya, soalnya aku sibuk banget packing sendiri buat karya wisata kemaren, jadi lupa kalo ada surat itu."

"Gapapa kok,Ra. Yaudah, aku ambil motor dulu yah, Ra."

"Oke, aku nunggu di depan gerbang aja kalo gitu."

Aku pun segera melangkahkan kakiku menuju pintu keluar, menunggu Sam dengan ninja merahnya itu.

Saat aku sampai di depan gerbang, aku menautkan alisku melihat kehadiran Nuca yang berdiri dan bersandar di mobilnya dengan tongkat dan gips yang masih membalut kaki dan tangannya.

Ia pun melambaikan tangannya padaku bersamaan dengan Sam yang baru saja keluar dari parkiran.

"Yuk, Ra!" Ajak Sam.

Unlove you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang