TAWARAN

6.8K 400 13
                                    

"Yah!!" Panggil Lisa.

Akhsan yang sedari tadi sibuk dengan korannya, menatap kearah Lisa.

"Ada apa sayang?" Tanya Akhsan dan menaruh korannya diatas meja kecil.

"Apa.... Sebaiknya Dini, kita masukkan ke sekolah aja?"

Akhsan mengerutkan keningnya.

"Sekolah umum?"

Lisa menganggukkan kepalanya.

"Lisa! Kamu gila?! Gak mungkin Ayah akan memasukkannya ke sekolah umum!" Tolak Akhsan.

Lisa menghembuskan nafasnya gusar. Membuat Akhsan bingung dibuatnya.

"Ayah... Jujur aja ya? Sebenarnya Lisa juga nggak mau. Tapi gimana lagi! Lisa juga terpaksa!" Jelas Lisa. Dan membuat Akhsan semakin bingung.

"Maksud kamu apa sayang? Ayah ga paham"

Lisa kembali menghembuskan nafasnya.

"Ayah..... Dengerin Lisa. Jadi gini... Lisa suka sama teman sekelas Lisa. Tapi dia selalu cuekin Lisa. Karena apa? Katanya Lisa itu, orangnya jahat, trus ngga peduli sama siapa juga. Dan parahnya lagi Yah.... Lisa jadi bahan ejekan, gegara Lisa mempunyai adik. Tetapi adik Lisa home schooling, sedangkan Lisa sekolah biasa. Jadi... Lisa diajak taruhan buat buktiin, bahwa Lisa itu bener bener orang baik atau jahat"

"Hah! Dan Lisa terima taruhan itu.... Jadi.... Yah bolehkan Dini bersekolah di sekolahnya Lisa?" Ucap Lisa dengan berhati hati.

Akhsan berpikir sejenak. Ia menatap manik mata Lisa.

"Kamu yakin? Nanti kalau dia buat onar? Kamu bisa tanggung jawab? Karena Ayah tidak mungkin untuk mengawasi kalian, saat kalian di sekolah" tutur Akhsan. Lisa menundukkan kepalanya.

Akhsan membelai rambut Lisa, dengan lembutnya.

"Yaudah kalau kamu maksa. Ayah akan daftarkan dia besok ke sekolah kamu"

Lisa tersenyum kearah Akhsan.

"Tapi... Ada tapinya. Kamu harus selalu awasi dia! Jangan sampai dia gangguin anak laki laki! Dan kamu harus pastiin, kalau dia ga berbuat macam macam. Dan dapat membuat malu keluarga!" Peringat Akhsan.

Lisa segera menganggukkan kepalanya. Ia berdiri dan mencium pipi Akhsan.

"Makasih Yah! Lisa sayang Ayah! Kalau gitu, Lisa mau mengajak Dini keluar. Untuk membeli beberapa perlengkapan sekolah"

Lisa hendak meninggalkan Akhsan. Ia berhenti karena Akhsan mencekal lengan Lisa. Membuat Lisa harus berbalik menatap Akhsan.

"Ada apa Yah?" Tanya Lisa bingung.

"Mungkin, kita bisa daftrarkan dia seminggu lagi" ucap Akhsan.

Kening Lisa berkerut. Ia tak tahu dengan ucapan Akhsan.

"Kamu mau? Kalau dia keluar, dengan badan yang seperti itu?"

Lisa membelalakkan matanya. Ia lupa, jika tubuh Andini banyak luka lebam.

"Ah! Shit! Lisa lupa! Yaudah Yah. Kalau gitu Lisa akan menutupi luka Dini, dengan BB cream aja"

Lisa berbalik dan berjalan menuju kamar Andini.

Brakkk

"Heh! Bangun! Tidur aja!" Lisa mengguncang tubuh Andini menggunakan kakinya.

Andini membuka matanya, ia bangun dan duduk diatas kardus. Tempat ia tidur sehari hari.

"Ada apa Kak?" Tanya Andini lembut.

"Lo mandi sekarang! Gue mau ajak lo keluar buat beli beberapa pakaian"

"Oh iya! Lo jangan pakai pakaian yang norak. Dan lagi saat keluar, lo jangan bikin gue malu. Dan nih, pakai! Buat tutupin luka lo!" Lisa melemparkan BB creamnya. Dan pergi meninggalkan Andini.

Andini meraih BB cream Lisa.

"Boleh juga" gumamnya, sembari memutar BB cream Lisa. Dan tersenyum..... Licik?

Tanpa ba-bi-bu Andini segera bangkit. Ia mandi, setelahnya ia mencari beberapa pakaian yang menurutnya bagus. Ia juga tak lupa memakai BB creamnya.

"DINII!!" Teriak Lisa dari ruang tengah.

"IYA" segera Andini berlari menuju ketempat Lisa.

"Ayo!"

"Yah. Lisa berangkat dulu ya? Dadah Ayah" Lisa mengecup pipi Akhsan, dan berjalan ke tempat mobil Akhsan.

"Yah.... Dini keluar dulu" Andini berpamitan pada Akhsan. Akhsan hanya berdehem.

"DINIIII!! AYOOO" teriak Lisa.

"Ah! Iya!" Andini segera berlari menyusul Lisa.

Tbc.

PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang