KEPUTUSAN

2.2K 190 1
                                    

"Dinn" panggil Sarah.

Andini yang sedari tadi sibuk dengan makanannya, menjawab Sarah dengan berdehem.

"Hum?"

"Gue disuruh Nyokap gue. Ikut kelas paket. Dan gue dalam jangka waktu 5bln, gue harus kelas 12" ujar Sarah gelisah.

Andini menatap Sarah. "Lo yakin? Lo kan lemah dalam matematika" ucap Andini.

"Hum. Gue tau. Tapi lo bisa ajari gue kan? Lo kan pinter banget sama mapelnya. Bahkan lo sering ditawarin lomba, tapi lo nggak mau"

Memang Andini bisa dibilang ia murid pintar? Ia mampu mempelajari semua pelajaran. Semua guru telah memberikan tawaran kepada Andini, untuk mengikuti lomba. Tetapi Andini menolaknya dengan alasan, ia tidak mau sibuk.

Andini bahkan meraih ranking 1 dikelasnya. Ia juga mendapat ranking 1 antar seluruh murid saat kelas 10.

Tetapi ia lemah dalam mapel bahasa jawa. Ia juga tak mempersalahkannya. Toh mapel tersebut tidak masuk kedalam Ujian Nasional bukan?

"Yaudah, kalau itu mau lo" ujar Andini. Dan memakan kembali makanannya.

"Gue udah tanya ke guru pengurusnya, Bu Maya. Katanya beliau akan memberikan beberapa ulangan. Beliau juga memberi waktu 4bln. Setelah itu, murid tersebut dinyatakan naik kelas atau tidak. Jadi... Gue harap dalam waktu 1bln ini, gue bisa secepatnya mempelajari matematika" dengus Sarah.

Sarah merebahkan tubuhnya disofa. Tiba tiba ia bangun.

"Kenapa?" Tanya Andini.

"Kalau gue kelas 12. Lo gimana?"

"Gue? Ya ngikutlah"

"Okeh! Kita akan belajar bersama mulai saat ini" ujar Sarah bersemangat.

"Oke"

~~~~

4bulan kemudian.

"Uwahhh! Kita kurang 1bln lagi! Semangat!" Ujar Sarah.

"Hum" sahut Andini.

Andini dan Sarah berjalan memasuki perpustakaan.

"Dinn... Gue ke rak sebelah dulu. Gue mau baca novel romance, biasa refreshing sebentar apa salahnya?" Goda Sarah.

"Hum, gue kesana" tunjuk Andini, pada rak bertuliskan novel horor.

Sarah melangkah menuju rak novel romance. Ia sedang memilih, novel mana yang akan ia baca.

"Aduhhh yang mana ya? Semua bagus" ujar Sarah.

Brukk

Sarah tidak sengaja menabrak seorang pria.

"Maaf maaf, gue nggak sengaja" ujar Sarah. Dan membantu merapikan buku buku yang bersekaran.

"Hum"

Sarah mendongak. Menatap pria tersebut.

"Lo? Lo kan anak yang ikut paket tadi?" Ucap Sarah.

"Oh? Lo cewek yang minjemin gue penghapus tadi? Maaf gue lupa. Kenalin gue Alvino" ujar Alvino.

"Gue Sarah"

Sarah dan Alvino saling jabat tangan, memperkenalkan diri.

"Duduk yuk?" Tawar Alvino.

"Hum"

Sarah dan Alvino memilih tempat duduk di dekat jendela.

"Al, gue mau tanya gapapa?" Ucap Sarah.

"Tanya aja"

"Kenapa lo ikut paket? Bukannya lo baru naik kelas?"

"Gue disuruh Bokap, entah kenapa. Tiba tiba Bokap nyuruh gue buat ikut paket"

Sarah ber'oh'

"Lo juga kenapa?" Kini Alvino yang bertanya.

"Gue juga disuruh Nyokap. Gue juga nggak tau kenapa. Tapi gue nurut aja"

"Oh. Nama lo Sarah Jonathan kan?"

Sarah menatap Alvino bingung.

"Iya? Kenapa?"

"Gapapa. Soalnya nama belakang lo, sama kaya Kakak gue"

"Sama? Emang siapa Kakak lo?" Tanya Sarah penasaran.

"Angga. Dia sekarang kelas 12 IPA 5. Dan gue disuruh Bokap gue, untuk satu kelas dengannya" jelas Alvino.

Sarah membelalakkan matanya.

"Angga? Angga Jonathan? Cowok yang ketus itu? Maaf, bukannya orang tua beliau hanya mempunyai anak tunggal?"

Sarah semakin penasaran dengan topik pembicaraannya. Pasalnya, Bagas hanya mempunyai anak tunggal dari Shinta, dan satu dari Luna, yaitu Sarah! Bagaimana mungkin ia mempunyai anak lain? Apa mungkin selingkuh? Pikirnya.

Tbc.

PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang