PESAN

1.6K 151 0
                                    

Andini kembali masuk kedalam hotel. Diputarnya knop pintu kamar. Sarah tiba tiba memeluk Andini.

"Dinn. Lo gapapa?" Tanya Sarah khawatir. Pasalnya, saat Andini mengejar Angga. Sarah dan Lisa terbangun. Dengan keadaan pasrah, Brandon menjelaskan semuanya.

Andini tidak menjawabnya. Ia memilih untuk membalas pelukan Sarah. Hari ini, pikirannya bercampur aduk.

Brandon mendekati Andini, menepuk punggung Andini.

"Gue minta maaf. Seharusnya gue nggak ngelakuin itu" ujar Brandon sendu.

Andini melepaskan pelukan Sarah. Ia beralih menatap Brandon.

"Hum. Gapapa. Gue juga nggak mau mikirin itu dulu. Yang gue pikir sekarang, bagaimana caranya untuk menemui Akhsan. Dan memintanya untuk menyerahkan diri ke polisi" ucap Andini.

Flashback on

Andini menatap Brandon. Tiba tiba Brandon menarik tengkuk Andini.

Cup

Brandon melumat bibir Andini. Dan lagi, entah kenapa Andini membalasnya.

Ciuman mereka tak berlangsung lama. Karena Andini segera menjauhkan dirinya.

"Maaf. Tapi mulai sekarang, lo bisa nggak? Untuk bersikap seperti awal kita bertemu? Gue nggak mau nyakitin Angga. Karena gue, gue udah sayang sama dia. Gue juga nggak tau mulai kapan. Tapi gue mencoba untuk bersikap sebaik mungkin padanya" jelas Andini.

Brandon tersentuh dengan ucapan Andini.

"Iya. Gue rasa, seharusnya kita juga menjaga jarak. Tapi.... Bukan berarti kita bermusuhan kan?"

Andini tersenyum, sembari mengangguk semangat. "Hum? Ya! Ayo kita mencobanya mulai dari 0! Dan lo harus janji, setelah ini. Lo harus cari pacar! Jangan terbelenggu kedalam cinta konyol lo! Lupain semua! Gue juga akan melupakannya" ujar Andini.

"Hum. Lo juga. Lo harus bahagia, sama dia. Kalau dia macam macam sama lo. Lo bisa minta tolong ke gue. Gue akan selalu sigap untuk menolong"

"Ya!" Andini menyodorkan jari kelingkingnya. Dan Brandon membalasnya.

Flashback off

"Tapi lo yakin? Rencana kita akan berjalan lancar?" Sahut Lisa.

"Seandainya terjadi sesuatu sama gue. Gue harap kalian hidup bahagia" ujar Andini, dan tersenyum manis.

Tanpa sadar, Sarah menangis. Ia langsung menarik Andini kedalam pelukannya. Begitupun dengan Lisa, ia juga memeluk Andini.

"Lo jangan bilang seperti itu! Lo sahabat gue satu satunya! Gue nggak rela! Kalau lo ninggal gue, dengan cara seperti itu!" Amuk Sarah.

Andini terkekeh. "Yayaya. Terserah. Jangan lupa pesan gue. Lo harus akur sama Brandon. Jangan lupakan Lisa juga" ujar Andini.

Lisa mencubit perut Andini. Seketika Andini langsung melepaskan pelukannya.

"AW! Sakit bego!" Amuk Andini.

"Lo sih! Kalau ngomong tuh dijaga! Jangan aneh aneh!" Kini Lisa yang mengamuk pada Andini.

"Hahaha. Udah kayak Kakak aja lo sekarang" ledek Andini.

Lisa mengerucutkan bibirnya. Menatap Andini kesal.

"Brandon! Lo juga! Jangan abaikan Sarah! Kalau Sarah minta belikan. Ya, lo langsung belikan! Jangan pakai acara nanti!" Andini beralih memarahi Brandon.

"Iya Nyonya" goda Brandon, sambil membungkukkan badannya.

"Hahahaha. Jadi, kita laksanakan besok pagi ya? Dan sekarang jam 10. Kalian tidur gih. Kita istirahat. Besok kita perang besar besaran nih" ujar Andini.

"La? Masih jam 10? Gue kira ini udah subuh! Lagian kalian berisik sekali sih! Udah ah! Gue mau lanjut tidur!" Sarah berjalan, menuju ranjangnya. Dan kembali tertidur.

Andini menatap Brandon. "Lo juga tidur"

"Lo nggak tidur?" Tanya Brandon.

"Hum. Bentaran, gue masih belum ngantuk"

Brandon mengangguk. Ia berjalan menuju sofa, dan memejamkan matanya.

Lisa dan Andini saling tatap. Membuat suasana canggung.

Tbc.

PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang