TERJEBAK

1.5K 146 0
                                    

Kini Andini dan Sarah disibukkan oleh beberapa contoh lembar soal ujian didepannya. Hari ini, mereka belajar dirumah Bagas. Karena Bagas menyuruh mereka untuk belajar bersama, dan Bagas sendiri yang akan menjadi guru lesnya. Dan kenapa bisa terjadi? Bagaimana dengan Shinta?

Flashback on

Drrrtttt

Bagas sedang asyik menonton tv. Tiba tiba ponselnya bergetar terus menerus. Dirainya ponselnya.

"Sarah?" Pekiknya bingung.

"Ayah!! Ayah bisa kerumah sakit sekarang?"

"Sebentar. Kamu tarik nafas dulu, jangan tergesa-gesa. Ayah dengarkan kok"

"Huhhh! Andini siuman Ayah!!! Tetapi saat Andini bangun, ia merasakan sakit banget dikepala. Sarah coba panggil Dokter Andrian. Tetapi Dokter Andrian menyuruh Sarah, untuk memanggilkan walinya. Jadi... Apa Ayah mau kesini?"

"Hum. Ayah akan kesana. Tunggu 15! Ah! 10mnt! Tunggu 10mnt lagi. Ayah akan bersiap siap terlebih dahulu"

"Terimakasih Ayah! Sarah sayang Ayah!! Muah!"

"Iya. Ayah juga sayang kamu"

Sambungan telpon terputus. Bagas menaruh ponselnya diatas meja. Ia berbalik. Tiba tiba, Shinta telah berdiri dibelakangnya.

"Sh....shinta?"

Shinta sudah berkacak pinggang. Menatap Bagas tajam.

"Apa maksudnya dengan perkataanmu tadi? Dari siapa telpon tadi? Kenapa dia panggil kamu Ayah? Jelaskan!" Ujar Shinta dingin.

Dengan perasaan bersalah, dan juga pasrah. Bagas menjelaskan semuanya. Tentang hubungannya dengan Luna. Dan anaknya sekarang yaitu Sarah.

Mata Shinta sudah memerah. Tak lama kemudian, air matanya mengucur deras. Ia tak percaya, jika Bagas berselingkuh selama ini. Apa yang kurang dari dirinya? Pikirnya.

Bagas memeluk Shinta. Tak tega melihat Shinta menangis.

Shinta menyeka air matanya. Menatap Bagas.

"Biar aku aja yang datang Pa" ujar Shinta.

"Apa? Nggak. Biar Papa saja yang datang. Kamu dirumah. Atau... Sebaiknya Papa nggak perlu datang?" Ucap Bagas sendu.

Dengan cepat Shinta menggelengkan kepalanya.

"Nggak! Harus ada yang datang! Kasian Andini! Dia anak yang baik! Lebih baik Mama yang datang"

"Tapi..."

"Gapapa Pa. Lagian Mama juga kepengen ketemu sama anak Mama? Hum?" Potong Shinta.

Bagas terkejut, tiba tiba Shinta berbicara seperti itu.

"Udah Papa, nggak usah khawatir. Mama ikhlas kok. Mama nggak bisa benci sama Sarah. Sarah anak yang baik. Jadi... Mama akan mencoba untuk menerimanya" ucap Shinta tulus.

Bagas tersenyum. Ia menarik Shinta kedalam pelukannya.

Flashback off

"Aduhhh!!! Apa soal ini nggak terlalu sulit Yah?" Rengek Sarah.

"Itu udah yang paling mudah. Masa kamu kalah sama Andini?" Tunjuk Bagas kearah Andini.

Sarah menoleh. Melihat Andini, yang masih sibuk menghitung beberapa pertanyaan.

"Gapapa!!! Lagian dia itu.... Gila belajar!! Sarah nggak kuat!! Kalau Sarah memaksanya, otak Sarah bisa lari!!!" Ujar Sarah. Lalu merebahkan tubuhnya di atas sofa.

Andini menatap Sarah. Ia terbahak-bahak melihat tingkah Sarah.

"Kenapa lo?" Ketus Sarah.

"Lo lebay banget. Saat lo minta gue buat ajarin lo. Lo aja bisa. Masa seperti ini nggak bisa? Ah! Cupu!" Ledek Andini.

Sarah bangkit. Menatap Andini kesal. Ia kembali duduk, dan meraih soalnya tadi.

Andini dan Bagas saling tatap. Kemudian mereka tertawa bersama.

"Aku pulang!" Teriak Alvino.

"Anak Papa udah pulang? Kamu langsung mandi gih" ujar Bagas.

Alvino mengangguk. Sebelum memasuki kamarnya. Ia sempat saling tatap dengan Sarah. Pasalnya, Sarah telah mengetahui jika Alvino menyukainya. Karena semua berawal dari Andini! Ya! Pelaku utamanya adalah Andini!!

"Ish!" Dengus Sarah.

Tbc.

PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang