Kini mereka ber-4 kembali ke hotel. Mereka sedang membahas apa yang terjadi tadi.
Andini menatap Lisa. Segera Lisa memberikan kertas tadi pada Sarah. Sarah membacanya, ia memegang mulutnya, tak percaya dengan isi suratnya. Setelah Sarah selesai membacanya, ia memberikan pada Brandon.
"Dinn? I....ini serius? Sungguhan?" Tanya Sarah.
Andini mengangguk. "Wah! Dia seorang psikopat! Dan sekarang kita mau bertemu dengannya?" Ucap Sarah tak habis pikir.
"Lo lupa? Gue juga kan psycho? Apa lo memang udah lupa?" Ujar Andini.
"Tetapi lo tidak sejahat dia! Bahkan dia tidak mempunyai hati nurani!" Timpal Brandon.
"Iya! Lo cuman mau nolong kita! Dan lo juga cuma beri mereka pelajaran, agar kelak tidak terulang kembali! Intinya lo itu beda!" Sahut Sarah.
Andini tersenyum. "Makasih. Tapi.... Masalahnya sekarang, dia tidak mau jika kita mengajak kalian"
Brandon berpikir sejenak. Sarah, dan Andini menyadarinya.
"Lo mikirin apa Kak?" Tanya Andini.
"Gue mikir. Gimana kalau kita.... Semua ikut. Tapi, yang masuk cuma Andini sama Lisa. Gue sama Sarah, nunggu diluar. Ntar Andini bawa ponsel, dan ponsel itu udah terhubung sama kita. Jadi saat Andini dan Lisa dalam bahaya. Kita bisa langsung menolongnya?"
Semua saling tatap.
"Gimana?" Tanya Brandon.
"Yakin? Kalau kita ketahuan, udah deh! THE END!" ujar Sarah.
"Hum. Tapi.... Sebisa mungkin, jangan sampai ketahuanlah. Kalau nggak mau ya.... Gapapa sih. Gue cuma mau kasih saran aja" ucap Brandon pasrah.
"Gue setuju" sahut Lisa.
Andini, Sarah dan Brandon langsung menatap Lisa.
"Hah?!" Timpal Andini. Ia tak paham alasan kenapa Lisa menyetujuinya.
"Gue setuju sama saran Brandon. Kalian pikir ya? Pertama nih. Jika gue sama lo Dinn, yang masuk trus Ayah datang dan bawa belati. Gimana? Kita? Kita nggak bawa apa apa! Dan kedua. Saat kita dalam keadaan terdesak, kita bisa meminta bantuan. Usaha kita juga nggak sia sia. Gue mau nanya ke lo Din.... Jawab gue, apa alasan lo sampai belain mau nemuin Ayah? Lo mau balas dendam tentang kematian Nenek? Atau lo punya alasan lain?" Tanya Lisa.
Sarah mengangguk, ia setuju dengan perkataan Lisa.
"Iya Dinn... Gue juga penasaran nih? Lo mau nemuin Akhsan kenapa? Lo mau balas dendam? Gue saranin. Kalau lo mau balas dendam, mending lo urungin niat lo itu.... Gue takut. Gue takut lo kenapa napa" timpal Sarah.
Andini menunduk. Pikirannya saat ini sedang blank. Andini memutuskan untuk keluar dari kamar, untuk mencari udara segar.
"Din...!" Panggil Lisa.
"Udah. Mending kita biarkan aja. Dia juga butuh waktu" ujar Sarah.
Brandon mendengus kesal. Ia kesal pada dirinya sendiri. Karena ia tidak bisa membantu Andini.
~~~~
Andini berjalan jalan. Menyusuri hotel, dan pergi keluar menuju minimarket terdekat. Sesampainya di minimarket. Ia mengambil sebotol soda.
"Andini?"
Andini menoleh.
"Hum?"
"Ngapain lo disini?" Tanya Angga.
Ya! Saat Andini hendak mengambil minuman soda. Ia tak sengaja menyenggol lengan seorang cowok, dan cowok itu ternyata Angga.
"Jalan jalan" balas Andini singkat. Dan pergi membayar minumannya.
Setelah membayarnya. Andini keluar, ia memilih untuk duduk didepan minimarket itu. Tiba tiba Angga juga duduk di kursi kosong, bersebelahan dengan Andini.
"Gue duduk disini gapapa kan?" Tanya Angga.
Andini menatapnya sekilas, lalu kembali meneguk minumannya.
"Serah. Lagian bukan urusan gue" ketus Andini.
"Lo.... Lo marah? Gegara gue tembak lo waktu itu?" Tanya Angga hati hati.
Andini menatap Angga datar.
"Nggak. Ngapain coba? Nggak penting buat gue" ujar Andini.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath
Random[COMPLETED] Andini Moey adalah nama gadis yang sehari-harinya disiksa oleh Ayahnya dan juga Kakaknya. Andini memilih untuk kabur dari rumah, untuk mencari tempat baru. Sehingga ia mendapatkan sesosok sahabat yang dapat ia percayai. Lantas bagaimanak...