PENCARIAN

1.7K 151 2
                                    

Ceklek

Andini keluar dari kamar mandi. Angga terkejut dengan penampilan Andini.

Andini melihat dirinya dari atas hingga bawah. "Kenapa?" Tanya Andini polos.

Angga mendekati Andini, membelai lembut rambut Andini.

"Gapapa. Gue nggak tau, ternyata lo sekecil ini? Tapi lo kelihatan lucu! Gue suka" bisik Angga. Andini menatap Angga tajam.

Angga kembali terbahak-bahak. Sontak Andini mencubit perut Angga.

"AW! Kenapa dicubit sih?!" Pekik Angga kesakitan.

"Salah sendiri!" Ketus Andini.

Angga tersenyum. Ia langsung menarik tangan Andini.

Cup

"Morning kiss baby" goda Angga.

Andini mendengus kesal. Ia menginjak kaki Angga, setelah itu ia memilih untuk keluar kamar.

Andini berjalan menuju ruang keluarga. Bagas dan Shinta tersenyum simpul, mereka merasa gemas dengan penampilan Andini.

"Dini? Itu baju Angga?" Tanya Bagas.

Andini mengangguk. Berjalan kearah Bagas, dan duduk disebelah Shinta.

"Yaampun nak. Kamu kecil banget? Liat? Sweater Angga terlalu besar untukmu" kata Shinta.

"Nggak ada lagi Ma. Baju Angga cuman itu aja" sahut Angga, dan duduk disebelah Andini.

 Baju Angga cuman itu aja" sahut Angga, dan duduk disebelah Andini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hahaha. Gapapa. Mama jadi inget masa muda Mama. Dulu Mama juga sekecil kamu, sebelum Mama melahirkan Angga" ujar Shinta.

Andini manggut-manggut. Angga menepuk pundak Andini. Membuat Andini menoleh.

"Lo nggak pulang? Atau lo mau disini? Sama gue?" Goda Angga.

"Gue mau pulang. Tapi lo anterin gue ke suatu tempat dahulu" ujar Andini.

Angga mengangguk. "Oke. Gue siap siap dulu" Angga berdiri, berjalan menuju kamarnya.

Andini dan Shinta berbincang-bincang. Karena Bagas telah memberitahukan Andini sebelumnya, ia tau jika Andini telah menyelamatkan seorang anak, yang hampir tertimpa tiang rumahnya. Shinta terharu dengan aksi yang diambil Andini. Ia juga merasa lega, jika Andini menjadi pacar Angga. Menurutnya Andini anak yang berhati mulia.

Setelah 15mnt menunggu Angga. Kini Angga telah siap.

"Mah Pah. Angga keluar dulu. Mau balikin anak orang" pamit Angga. Lalu mengecup pipi Shinta dan Bagas bergantian.

"Hum. Hati hati ya" kata Bagas.

"Iya"

"Udah?" Tanya Angga. Ketika telah duduk didalam mobil.

"Udah" ucap Andini.

"Kita mau kemana?"

"Kita ke rumah yang dekat minimarket kemarin, saat gue ketemu lo"

Angga mengangguk. Ia segera menyalakan mesin mobilnya. Dan melajukannya.

Didalam mobil, terasa hening. Angga melihat Andini yang sudah mulai bosan. Segera ia menyalakan musik.

Claritty - Zedd ft. Foxes

"Hum. Lumayan" dengus Andini.

Mobil Angga telah sampai di perumahan, yang Andini maksud.

"Dimana rumahnya?" Tanya Angga.

Andini melihat dari kejauhan, bahwa rumah tersebut telah tersegel garis polisi.

"Itu! Yang ada garis polisinya" tunjuk Andini.

Angga melajukan mobilnya, menuju rumah yang diarahkan Andini. Setelah sampai, ia memberhentikan mobilnya. Mematikan mesin mobilnya.

"Rumah siapa? Kenapa ada garis polisi?" Tanya Angga bingung.

"Rumah Nenek gue. Gue turun dulu ya? Mau cari sesuatu, barangkali ada berkas yang tertinggal" ujar Andini.

Dengan cepat Angga mencekal tangan Andini. "Gue ikut" sahut Angga.

Andini mengangguk. Mereka turun dari mobil, dan memasuki rumah Ita.

Angga menggenggam tangan Andini, ia takut jika kenapa napa. Andini terus berjalan. Andini dan Angga berjalan menuju kamar Ita.

Bau!

Itulah hal pertama yang menyambutnya. Andini menuju lemari Ita. Ia membongkar isi lemarinya. Mencari-cari jika ada sesuatu yang Ita sembunyikan. Atau alasan, apakah Andini akan membalas Akhsan? Atau membiarkannya?

Saat Andini membongkar semua isi lemari Ita. Tiba tiba.....

Tbc.

PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang