Andini dan Brandon berjalan kaki menuju minimarket terdekat.
"Lo mau beli apa Kak?" Tanya Andini. Memecah keheningan.
"Hum? Gue nggak mau beli"
Andini memberhentikan langkahnya. Menatap Brandon bingung.
"Lah? Terus kenapa ikut?"
Brandon mendekat. Mencondongkan tubuhnya, menatap Andini.
"Gue mau sama lo. Nggak boleh?" Goda Brandon.
Ditempelkannya jari telunjuk di dahi Brandon.
"Gue nggak minat" ujar Andini. Sembari mendorong tubuh Brandon, agar menjauhinya.
Brandon terkekeh. Ia segera merangkul pundak Andini.
"Serah lo deh. Yang penting gue seneng" ujar Brandon.
Andini menatap Brandon malas. "Gue nya yang nggak seneng!" Ketus Andini.
"Hahaha"
~~~~
"Lo beli apa?" Tanya Angga.
"Hm, gue mau beli ini aja Kak" ucap Alvino.
Angga mengangguk. Ia beralih menatap Edmund.
"Lo beli apa?"
Edmund menatap Angga. "Gatau gue bingung"
"Yaelah. Tinggal ambil aja susah" sahut Alvino.
"Susahlah! Liat! Makanannya kesukaan gue semua! Kalau gue ambil semua.... Ntar yang ada gue nggak dikasih tempat tidur sama tuh batu" ujar Edmund, melirik ke Angga.
"Batu? Siapa? Oh!! Kak Angga? Kenapa Kak Angga batu?" Tanya Alvino polos.
Edmund menepuk keningnya. "Lo kalau mau selamat, mending diem aja deh"
"Gue mau ambil Taro rumput lau aja deh" lanjutnya.
Srett
Andini mengambilnya terlebih dahulu. Edmund terkejut dengan kehadiran Andini yang tiba tiba.
"Lo? Ngapain lo kesini? Lo ngikutin gue ya?" Tuduh Edmund.
Andini menatap Edmund datar. "Bukan urusan lo!" Ketus Andini.
"Bentar! Jangan bilang kalian kesini, ngikut gue?" Tanya Andini.
Segera Edmund menonyor kepala Andini.
"Ish!" Dengus Andini.
"Kita kesini liburan tau! Kita juga nggak berminat ngikut lo! Lagian kita kesini mau ngimap di villanya Ayah Angga" ujar Edmund.
Andini hanya ber'oh' saja. Ia tidak berminat untuk menanyakan lebih jelas.
Brandon datang menghampiri Andini. "Udah semua?" Ucap Brandon.
"Hum. Udah"
"Yaudah. Kita bayar yuk?"
Andini mengangguk. Mereka melewati Edmund, Alvino dan Angga. Yang masih bingung dengan kehadirannya.
Tanpa sadar Angga mengikuti langkah Andini.
"Kenapa? Lo mau bayar juga?" Tanya Andini.
Angga mengangguk. Brandon menatap tatapan Angga pada Andini.
Dia suka Dini? - Brandon
Dengan gerakan cepat. Brandon beralih tempat, kini ia berada di tengah.
Andini menatap Brandon aneh. Tetapi ia tidak memperdulikannya.
Setelah membayar belanjaannya. Andini dan Brandon keluar. Tiba tiba tangan Andini dicekal oleh Angga.
Andini menoleh, ia melihat raut muka Angga memerah?
"Apa?" Tanya Andini.
"Gue.... Gue suka sama lo" ujar Angga.
Andini tersentak, dengan pengakuan Angga yang menurutnya sangatlah tidak masuk akal.
"Hah?"
"Gue suka sama lo. Nggak tau kenapa. Intinya gue suka sama lo" ucap Angga, mengulangi.
Brandon segera merangkul pundak Andini. Membuat Angga terkejut.
"Oh? Gue paham. Maaf. Ternyata lo udah ada yang punya" ujar Brandon sendu.
Andini memiringkan kepalanya. "Maksud lo dia?" Tunjuk Andini pada Brandon.
Angga mengangguk. "Dia Kakak gue. Maksudnya dia partner bela diri gue. Gue sama dia nggak pacaran" jelas Andini.
Mata Angga membulat. "Serius?"
Andini mengangguk. "Ya. Gue serius"
"Jadi...."
"Gue nggak mau pacaran" potong Andini. Dan pergi, meninggalkan Angga dan Brandon.
"Udah? Puas?" Ujar Brandon. Dan segera menyusul Andini.
Angga mengepalkan tangannya. Tiba tiba pundak Angga ada yang menepuknya.
"Lo kenapa?" Tanya Edmund.
Angga menatap Edmund datar. Dan pergi menuju mobilnya.
"Tuh anak kenapa? Oh???!!! Jangan jangan ditolak?" Ucapnya histeris.
Alvino menatap Edmund jengah. Ia juga pergi meninggalkan Edmund, dan pergi menyusul Angga.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath
Random[COMPLETED] Andini Moey adalah nama gadis yang sehari-harinya disiksa oleh Ayahnya dan juga Kakaknya. Andini memilih untuk kabur dari rumah, untuk mencari tempat baru. Sehingga ia mendapatkan sesosok sahabat yang dapat ia percayai. Lantas bagaimanak...