Andini, Sarah dan Lisa. Kini sedang ada di hotel dekat rumah Ita. Awalnya Andini menolak Sarah untuk mengajak Lisa. Tetapi ia tak tega, jika melihat Sarah memelas kepadanya. Ah! Sial! Kelemahan gue! Pikirnya.
Alhasil....
"Lo nggak mandi?" Ucap Andini pada Lisa.
Lisa menatap Andini. "Lo ngomong sama gue?" Tunjuk Lisa pada dirinya sendiri.
"Nggak! Gue ngomong sama batu!" Ketus Andini. Dan pergi keluar kamar.
"Kenapa tuh anak?" Sahut Sarah, keluar dari kamar mandi.
Lisa hanya mengangkat bahunya. Ia berjalan memasuki kamar mandi.
~~~~
Ting tong
"BENTAR"
Brandon membuka kamarnya. Menunjukkan sesosok wanita.
"Dini? Ngapain?" Tanya Brandon. Sambil mengusap rambutnya yang basah.
Tanpa menjawabnya. Andini langsung masuk ke dalam. Ia memilih duduk disofa, dan menyalakan tv.
Brandon duduk disebelah Andini. Ia masih membawa handuknya.
"Kenapa lo?" Tanya Brandon.
Andini tidak menjawabnya. Ia sibuk mencari-cari chanel kesukaannya.
Brandon geram. Beraninya ia di acuhkan. Ditariknya dagu Andini, agar menatap kearahnya.
Cup
Sekilas. Namun berarti bagi Brandon.
Andini menatap Brandon. Membuat Brandon salah tingkah.
"Lo suka banget ya? Sama yang namanya nyium?" Ujar Andini.
Brandon tertawa. "Hum. Gue suka. Banget! Tapi.... Kalau itu lo" goda Brandon.
"Lo pernah ciuman?" Tanya Andini.
Seketika raut wajah Brandon berubah.
"Kenapa lo tanya seperti itu?" Ucap Brandon bingung.
"Jawab aja" ujar Andini.
"Nggak. Gue nggak pernah. Sekalipun nggak, gue cuman pernah sekali. Dan itupun sama lo" jelas Brandon.
"Itu bukan ciuman ogeb! Cuman nempel doang!" Telak Andini.
Brandon tertawa sembari mengacak-acak rambut Andini.
"Gapapa. Gue nggak masalah kok"
"Gimana kalau nyoba?" Tawar Andini.
Dengan cepat Brandon menatap Andini bingung.
"Nyoba? Nyoba ciuman maksud lo?" Balas Brandon bingung.
"Hum"
"Tapi...."
"Yaudah kalau nggak mau" potong Andini dan kembali menatap layar tv.
Brandon menatap Andini lekat lekat.
Cup
Ia mencium Andini. Perlahan-lahan melumatnya. Andini juga membalasnya.
Tangan Brandon beralih ke pinggang Andini. Dan Andini mengalungkan tangannya di pundak Brandon. Ciuman mereka semakin panas. Hingga.....
Ting tong
Mereka melepaskan ciumannya. Membuat Brandon kesal.
"Cih! Nih orang nggak tau waktu apa?!" Dengus Brandon.
Andini terkekeh. "Udah. Sana lo bukain. Siapa tau ada perlu?"
Brandon mendegus kesal. Ia berdiri, berjalan menuju pintu. Diputarnya knop pintu.
"Brandon! Andini! Andini hilang!" Ucap Sarah histeris.
Brandon menatap Sarah datar. Sarah sadar akan ekspresi Brandon.
"Lo.... Lo kesal? Kenapa?" Tanya Sarah.
"Nggak"
"Tapi... Kenapa muka lo nyeremin?"
"Gu...."
"Oh? Sarah? Ada apa?" Potong Andini.
Sarah menatap Andini. Segera ia memeluknya.
"Gue kira lo ilang! Gue takut banget!" Ujar Sarah.
Andini terkekeh. Ditepuk-tepuknya pundak Sarah.
"Hahahaha. Nggak. Gue nggak ilang kok tenang aja" ujar Andini.
Sarah melepaskan pelukannya. Menatap Andini.
"Lo habis ngapain sama Brandon?" Tanya Sarah.
"Gue? Gue habis main sama dia" jelas Andini.
Mata Brandon melotot. Mungkin bisa copot, jika ia tambah melotot lagi.
"Main? Main apa?" Tanya Sarah polos.
Andini terkekeh. "Udah. Lo gausah kepo. Oh iya, lo balik dulu gih. Ntar gue nyusul" ujar Andini.
Dengan polosnya Sarah mengangguk. Ia menuruti perkataan Andini.
Andini menutup pintunya. Ia berbalik, dan melihat Brandon telah berdiri dibelakang.
Dengan gerakan cepat. Brandon menarik tubuh Andini, agar mendekat kearahnya.
"Lanjut lagi yuk?"
"Haha. Ketagihan lo?"
"Hum"
"Tapi maaf. Gue nggak bisa. Gue mau balik ke Sarah" Andini melepaskan tangan Brandon dari pinggangnya.
Brandon menatap Andini datar. Andini kembali tertawa.
Cup
"Itu yang terakhir. Karena gue nggak bakal mau pacaran" ujar Andini, dan keluar.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath
Random[COMPLETED] Andini Moey adalah nama gadis yang sehari-harinya disiksa oleh Ayahnya dan juga Kakaknya. Andini memilih untuk kabur dari rumah, untuk mencari tempat baru. Sehingga ia mendapatkan sesosok sahabat yang dapat ia percayai. Lantas bagaimanak...