ISI HATI

1.8K 178 0
                                    

Andini menatap Angga datar.

"Nggak. Ngapain coba? Nggak penting buat gue" ujar Andini.

Angga menghembuskan nafasnya gusar.

"Oke oke. Lo ada masalah? Cerita gih? Siapa tau gue bisa bantu?" Tawar Angga.

Andini menopang dagunya. Menatap Angga. Seketika Angga salting dengan tatapan Andini.

Andini kembali duduk tegap. Ia menyenderkan punggungnya dikursi. Menghembuskan nafasnya kasar. Angga menatap Andini sendu. Ia tak tau harus bagaimana.

Din... Gue harap lo mau terbuka sama gue - Angga

Andini memejamkan matanya. Saat ini, yang ada dipikirannya. Apa benar ia akan balas dendam? Tapi untuk apa? Apakah ia harus mundur? Walau sudah sejauh ini? Apa akan sia sia? Dan kalaupun harus mundur, kenapa hati dan pikiran ini tidak tenang?

"Gue tau. Kalau sekarang lo liatin gue. Kalau mau bicara, tinggal bicara aja" ucap Andini.

Angga menyenderkan punggungnya. Menatap jalanan.

"Gue nggak tau kenapa. Tapi gue pingin bantu lo" ujar Angga.

"Kenapa?"

"Apanya?"

Andini memutar bola matanya malas. Ia memutuskan untuk berdiri, dan pergi meninggalkan Angga.

Tetapi dengan cepat, Angga mencekal lengan Andini.

"Kemana?" Tanya Angga.

"Kelaut" balas Andini, dan melepaskan genggamannya dari Angga.

"Ikut" sahut Angga.

Andini tidak menggubrisnya sama sekali. Ia masih terus berjalan lurus. Diikuti oleh Angga disampingnya.

Saat diperjalanan. Angga menceritakan kehidupannya sehari-hari. Andini menghentikan langkahnya. Menatap Angga datar.

"A....apa?" Tanga Angga gugup.

"Lu dari tadi, berisik mulu! Risih gue denger omongan lu! Kalau mau pergi, pergi aja! Kalau mau ikut, mending lu diem! Daripada gue sepak lu! Biar mampus sekalian!" Ketus Andini.

Angga tertawa. Membuat Andini bingung.

"Napa lo? Gila? Obat lo habis?" Ketus Andini.

"Nggak. Gue seneng aja. Baru kali ini, lo ngomong sama gue, panjang banget" ujar Angga sumringah.

Andini menatap Angga jengah. Ia kembali melanjutkan langkahnya.

Sekitar 10mnt mereka berjalan. Benar apa yang dikatakan Andini. Saat ini mereka telah sampai di laut. Angga menatap sekeliling tak percaya.

"Whoah! Gue kira lo bohong! Ternyata, beneran kelaut?" Ujar Angga sembari menggelengkan kepalanya, tak percaya.

Andini berjalan menuju pepohonan besar. Ia memilih untuk duduk dibawahnya. Dan menikmati pemandangan sore hari.

Sedangkan Angga? Ia masih setia mengikuti Andini. Ia juga memilih untuk duduk disebelahnya.

"Cantik ya?" Ujar Angga.

Andini menoleh. Menatap Angga.

"Maksud gue.... Pemandangannya cantik. Lo kira gue muji lo? Tapi kalau lo mau gapapa. Gue rela kok, tiap hari bilang lo cantik" goda Angga.

Andini masih menatap Angga. Seketika Angga juga menatap Andini.

"Apa?" Tanya Angga.

"Kenapa lo suka gue? Gue kan nggak pernah, ajak lo bicara. Ataupun berteman sama lo" ujar Andini.

"Gue suka sama lo? Apa perlu alasannya?" Angga berbalik bertanya. Andini menoleh kedepan. Menatap ombak laut.

"Oke. Kalau lo butuh alasannya akan gue jawab! Gue suka sama lo itu.... Karena lo nggak peduli dengan ucapan orang orang. Lo juga selalu belain siapa saja yang lemah! Lo nggak pernah pandang siapa orang yang lo tolongin. Lo selalu care sama siapa aja. Ya... Walaupun lo pernah nyakitin Linda dan Anita, sampai dia memilih untuk keluar sekolah. Tapi, gue tau alasannya. Katanya, Bokap mereka menggelapkan uang perusahaan, makanya lo kasih pelajaran ke dia. Lo bilang, kita nggak berteman? Lo salah! Sejak kita bertemu di bukit waktu itu, lo udah jadi teman gue, dan kita juga saling bicara. Dan alasannya gue suka sama lo, karena lo.... Tangguh? Haha nggak masuk akal banget! Gue nggak tau alasannya. Ya.... Intinya gue suka sama lo. Apa menyukai seseorang membutuhkan alasan? Jika iya. Gue akan mencarinya. Dimana pun itu berada, gue akan berusaha untuk mencarinya" jelas Angga panjangggg sekali.

Tbc.

PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang