Saat mereka telah membuka pintunya lebar lebar. Tiba tiba Andini membulatkan matanya. Ia melihat seorang wanita, yang tergeletak. Mungkin ia telah lama meninggal. Karena bisa dilihat, tubuh mayat itu seperti telah di awetkan.
"Ka...kak" panggil Andini.
"Apa?"
"Mending lo liat ini. Gue yang ganti jagain belakang" ujar Andini.
"Oke. 1 2 3!" Andini dan Lisa berganti tempat.
Seketika mata Lisa membulat sempurna. Ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.
"I...ibu?" Pekik Lisa.
Andini mengerutkan keningnya. "Hei Kak. Ibu? Maksud lo apaan?" Bisik Andini.
"IBU??!!!" Lisa berteriak sangat keras.
"Ya! Ya! Lo jangan teriak! Aduhh!" Dengus Andini kesal.
"Dinn ada apa?"
"Gue gatau dah. Tiba tiba Lisa teriak. Bentar bentar"
Andini mendekati Lisa. "Kak. Lo kenapa?" Tanya Andini.
"Itu.... Ibu Din.... Ibu...." Ucap Lisa. Sembari menunjuk ketubuh wanita itu.
"SIAPA SURUH KALIAN MASUK KESINI????!!!" Teriak Akhsan.
Sontak Andini dan Lisa berbalik. Mereka membelalakkan matanya. Benar, apa yang dikatakan Andini. Akhsan sekarang sedang membawa celurit.
"AYAH!! JAWAB PERTANYAAN LISA!! BENARKAN KALAU WANITA INI.... IBU??!!"
Akhsan tersenyum miring. "Kalau ya? Kenapa? Kalian mau hidupin? Mau ganti pakai nyawa kalian?" Ucap Akhsan dingin.
"Kenapa Yah??? Kenapa Ayah tidak memakamkan Ibu dengan terhormat!! Kenapa Ayah lakuin ini? Apa Ayah udah gila?" Ujar Andini.
Akhsan menatap Andini tajam. "Memakamkan? Terhormat? Emang Ina udah mati? Liat! Dia cuman tidur!"
"Sadar Yah! Sadar! Ibu telah lama meninggal!! Ayah.... Aku mohon.... Sekarang Ayah ikut Lisa aja ya?" Tawar Lisa.
Lisa menjulurkan tangannya. Mengajak Akhsan untuk ikut.
Tiba tiba Akhsan mengayunkan cluritnya.
"AAAAA!!" Teriak Lisa terkejut.
Nyaris saja! Tangan Lisa hendak terpotong clurit Akhsan. Jika Andini tidak cepat menyadarinya.
"AYAH GILA??!! AYAH MAU POTONG TANGAN KAKAK???!!" Bentak Andini kesal.
"Kalian sekongkol?"
"YA! KITA SEKONGKOL! KENAPA?! SEKARANG LISA BERHENTI, UNTUK MENGIKUTI AYAH!! LISA MUAK DENGAN PERILAKU AYAH!! YANG SEMAKIN HARI SEMAKIN GILA!!!" Sahut Lisa. Setelah mengatakan itu, rasanya Lisa lega. Semua beban pikirannya telah terkuras.
Sementara itu. Akhsan terbahak-bahak. Seketika Andini dan Lisa ketakutan.
"HAHAHA KONYOL!! KONYOL SEKALI!!! KALIAN SEMUA KONYOL!!!" Ujar Akhsan.
Akhsan mengayunkan cluritnya. Kearah Andini dan Lisa. Segera mereka menghindarinya.
"HAHAHA KALIAN NGGAK AKAN BISA LEPAS!!! KALIAN SEMUA AKAN SAYA JADIKAN MAKANAN??? HOHO??? MUNGKIN SUP ENAK KALI???"
Andini dan Lisa berlari kepojokan. Akhsan tersenyum miring. Menatap kearah Andini dan Lisa.
Brukkkk
Akhsan tiba tiba terjatuh. Andini dan Lisa membelalakkan matanya bersamaan.
"A....angga??!! Ngapain lo kesini??!! Sa...sarah???!!! KALIAN SEMUA KELUAR!! LARI!!!" Ujar Andini.
Akhsan berdiri. Ia memegang kepalanya. Ternyata kepalanya mengeluarkan darah.
Akhsan berbalik. Ditatapnya Angga.
Srettt
Punggung Angga berdarah. Ia tergores celurit Akhsan.
"ANGGA!!!" Teriak Andini.
Andini segera berlari kearah Angga. Menopang tubuhnya diatas paha.
"Ngga? Lo gapapakan? Lo jangan mati!" Ucap Andini.
"HAHAHA LIAT!! UDAH AYAH BILANG KAN?? KALIAN JANGAN BAWA TEMAN!!!"
Andini menatap Akhsan tajam. "Rah, Kak. Tolong jagain Angga" ujar Andini.
Sarah dan Brandon mengangguk bersamaan. Mereka segera mengamankan Angga.
"Yeah! I would like to play!" Desis Andini.
Andini berdiri, ia meraih belati yang ada disakunya.
"Ukh????" Ucap Akhsan.
Andini membelalakkan matanya. Ternyata.... Lisa! Lisa yang menusuk Akhsan.
Akhsan berbalik menatap Lisa. "Anak kurang ajar!!" Akhsan mengayunkan cluritnya ketubuh Lisa. Clurit Akhsan mengenai dada Lisa, darah mulai mengucur sangat deras.
Brukk
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath
Random[COMPLETED] Andini Moey adalah nama gadis yang sehari-harinya disiksa oleh Ayahnya dan juga Kakaknya. Andini memilih untuk kabur dari rumah, untuk mencari tempat baru. Sehingga ia mendapatkan sesosok sahabat yang dapat ia percayai. Lantas bagaimanak...