Sudah 2hari Andini siuman. Kini Andini sudah kembali tertawa bersama Sarah.
"Eh lo tau nggak Dinn?" Ujar Sarah.
"Apa apa?" Tanya Andini penasaran.
"Alvino ajak gue pacarann!!!"
Andini membulatkan matanya. "Serius?! Wahh!! Selamat!! Terus gimana? Kamu mau?"
Sarah menggaruk kepalanya. "Hum. Gue mau. Habis, dia berisik banget sih!! Bikin gue kesel aja!" Sarah mengerutkan bibirnya.
Andini tekekeh melihat Sarah. "Hahaha. Bentar lagi ada traktiran nih" sindir Andini.
"Hahah. Eh Dinn?"
"Hum?"
"Gaya bicara lo kok beda? Pakai aku kamu?"
Andini mengangkat bahunya. "Nggak tau. Tiba tiba gini" ujar Andini santai.
"Din..." Panggil Sarah.
"Hum?"
"Lo... Lo ingat masa lalu lo?" Tanya Sarah khawatir.
Andini mengangguk. "Iya aku ingat. Ingat tentang Kak Lisa sama Akhsan. Aku ingat semuanya. Tetapi, aku sudah tidak memperdulikannya lagi. Karena.... Yang berlalu biarlah berlalu. Dan yang sekaranglah yang seharusnya kita pedulikan. Hum?"
Sarah tersenyum. "Hum"
Tok tok
Andini dan Sarah menoleh. Pintu terbuka.
"Brandon? Wah!! Bukannya lo sibuk?" Sahut Sarah.
Brandon tersenyum. Ditaruhnya sebuah bingkisan di atas meja.
"Buat lo Din" ujar Brandon.
"Makasih"
Brandon mengangguk. Ia memilih duduk di samping Sarah. Tiba tiba pintu terbuka.
"Siapa?" Tanya Andini bingung.
"Oh? Kenalin ini pacar gue. Namanya Bunga. Bunga kenalin ini Sarah. Dan yang malas malasan itu namanya Andini" sahut Brandon.
"Halo Sarah. Halo Andini. Bagaimana kabarmu?"
"Iya baik. Kakak duduk gih. Jangan berdiri mulu" ujar Andini. Bunga mengangguk. Ia memilih duduk di samping kiri Andini.
"Whoah! Kak Brandon ternyata nepatin janji ya?" Goda Andini, sembari mengedipkan sebelah matanya.
"Yeuh! Gue orangnya nggak pernah ingkar janji" ujar Brandon.
Sarah masih menatap Bunga lekat lekat. Membuat Bunga salah tingkah.
Brandon menyenggol Sarah, menggunakan lengannya.
"Kenapa lo. Liatin dia kayak gitu!" Ketus Brandon.
Sarah menunjuk Bunga. "Bukannya dia.... Cewek yang jaga toko, waktu di Bandung?"
Dengan gerakan kilat Andini menoleh. Menatap Bunga lekat lekat. Sontak Bunga langsung menundukkan kepalanya.
"Hum. Iya. Aku juga berpikiran sama" sahut Andini.
"Waw! Ingatan kalian tajam juga ya?" Goda Brandon.
Sarah melirik Brandon malas. Sedangkan yang dilirik, hanya menunjukkan senyum konyolnya.
"Dinn.." panggil Brandon.
"Hum?"
"Kok lo pake aku-kamu? Mana gaya ketus nan kasar lo?" Tanya Brandon bingung.
"Kak Bunga" panggil Andini. Mengalihkan pembicaraan.
Bunga mendongak. Ditatapnya Andini.
"Iya?"
"Kakak kok bisa sih sama curut itu? Apa yang istimewa? Apa Kakak di guna guna?"
Brandon melotot. "Heh! Enak aja panggil gue curut! Dasar kebo! Sukanya tidur mulu!" Ketus Brandon.
Andini memutar bola matanya malas. "Apa Kak? Kakak belum jawab pertanyaan Andini"
Bunga terkekeh, mengacak-acak rambut Andini.
"Ish!" Dengus Andini.
"Hum mungkin?" Ucap Bunga menggoda. Seketika mata Brandon membulat.
Andini membulatkan matanya sempurna. "Serius?! Curut guna guna Kakak?? Wahh!! Dasar nggak modal!! Nggak mau usaha!!! Dasarnya curut malas sih!! Anaknya jadi ikutan malas!! Kasian Kak Bunga. Miris aku liatnya"
Sarah dan Bunga terbahak-bahak setelah mendengar ucapan Andini. Sedangkan Brandon menepuk keningnya tak percaya.
"Nyawa balik. Tapi otak ditinggal!!" Dengus Brandon kesal.
"Ish!!"
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath
Random[COMPLETED] Andini Moey adalah nama gadis yang sehari-harinya disiksa oleh Ayahnya dan juga Kakaknya. Andini memilih untuk kabur dari rumah, untuk mencari tempat baru. Sehingga ia mendapatkan sesosok sahabat yang dapat ia percayai. Lantas bagaimanak...