"Ibu akan mengulanginya kembali. Jadi.... Begini.... Kalian akan Ibu taruh di kelas 12 IPA 5. Karena hanya dikelas itu saja muridnya yang paling sedikit" jelas Bu Maya.
"HAH???!!" Ujar Sarah terkejut.
"Bu.... Mending di kelas IPS aja gapapa. Sarah terima. Tapi kalau disitu... Mohon Bu.... Untuk mempertimbangkan kembali" lanjutnya.
"Ibu tidak bisa melakukannya. Nilai kamu memenuhi untuk masuk dikelas IPA. Jadi, terima saja. Dan mulai besok kalian bisa pindah kelas. Besok pagi temui saya. Saya akan menjadi wali kelas kalian"
"Ibu yakin? Andini juga setuju dengan Sarah. Andini tidak masalah, jika di kelas IPS" timpal Andini membela Sarah.
"Maaf. Ini juga sudah keputusan para guru dan kepala sekolah"
"Huhhh! Baiklah Bu. Kami permisi" ujar Sarah membungkuk, dan keluar ruangan bersama Andini.
"Duhhh!!! Gimana nih Dinnn!! Nanti kita sekelas sama, Kakak tiri gue! Sama Lisa juga! Oh? Alvino! Ya! Kita juga akan sekelas sama dia!" Dumel Sarah. Hari ini ia sangat kesal. Bagaimana mungkin, ia sekelas dengan musuh Andini? Apakah takdir? Atau kebetulan? Pikirnya.
"Gue gapapa kok Rah. Lagian kita juga cuman menunggu 10bln lagi. Setelah itu kita ujian dan lulus" Andini memberikan Sarah semangat. Sarah tersenyum simpul.
"Hum. Thanks. Lo udah dukung gue"
~~~~
Andini dan Sarah memasuki rungan Bu Maya. Mereka melihat Alvino, telah duduk di sebelah Bu Maya.
"Andini, Sarah. Kalian bisa duduk" ujar Bu Maya.
Andini dan Sarah menuruti permintaan Bu Maya. Mereka duduk di sofa seberang.
"Nah. Kalian akan saya antarkan, Ibu mohon. Kalian jangan ada yang bertengkar. Rukunlah, Ibu tidak mau murid Ibu ada yang mengalami luka" ujar Bu Maya.
Andini mengangguk pasrah. Ia merasa tersindir, tapi memang benar ia selalu membuat keributan. Tetapi jika ada yang memulainya kan?
"Bel sudah berbunyi. Ayo kita ke kelas" ujar Bu Maya.
Andini, Sarah dan Alvino mengangguk. Mengikuti Bu Maya di belakang.
Bu Maya telah sampai didepan kelas. Beliau memasuki kelas yang mulanya rame, menjadi hening.
"Kalian akan mendapatkan 3 murid baru. Ibu harap kalian saling kerjasama, jangan ada yang bertengkar. Mengerti?"
"Iya Bu" ucap Serempak.
"Kalian boleh masuk" ujar Bu Maya.
Andini, Sarah dan Alvino memasuki kelas. Seketika semua murid membelalakkan matanya, menatap Andini.
"Oh, you're the bad dream kill!" Gumam Lisa.
"Apa? Lo tadi bilang apa Lis?" Tanya Adelia, teman sebangku Lisa.
Lisa menatap Adelia, lalu menggelengkan kepalanya.
"Apa ini? Serius? Kita sekelas sama Psycho itu?" Gerutu Edmund.
Angga menatap Edmund datar. "Lo pindah, gue mau duduk dengan cowok itu" ujar Angga.
Edmund menoleh. "Hah? Kenapa gue? Emang dia siapa lo?"
"Adik gue"
"Bukannya lo anak tunggal?"
Lagi lagi pertanyaan itu! - Angga
"Dia adik angkat gue. Puas?"
Edmund manggut-manggut. Ia beralih menatap Roy.
"Roy. Gue duduk sebelah lo ya?" Ujar Edmund. Tanpa mendengar jawaban dari Roy, Edmund telah pindah. Dan duduk disebelahnya.
"Baiklah, kalian bisa memperkenalkan diri kalian" ujar Bu Maya.
Alvino maju, memperkenalkan dirinya.
"Nama saya Alvino Rey, kalian bisa panggil apa aja. Terimakasih"
"Gue bisa panggil lo Vino?" Tanya Roy.
"Terserah"
Giliran Sarah, ia maju memperkenalkan dirinya.
"Nama saya Sarah Jo.... Kalian panggil saya Sarah. Mohon bantuannya, terimakasih" ujar Sarah membungkuk.
"Sarah Jo? Gue rasa ada kelanjutannya" ujar Edmund.
Sarah tidak menjawabnya. Dan kini Andini yang memperkenalkan dirinya.
"Gue yakin, lo semua udah tau nama gue. Gue beritahu pada kalian. Gue akan duduk di bangku pojok sana, dengan Sarah. Jika ada yang menolak, lihat saja nanti" ucap Andini dingin.
Seketika itu Bu Maya merinding. Dan juga para murid IPA 5.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath
Random[COMPLETED] Andini Moey adalah nama gadis yang sehari-harinya disiksa oleh Ayahnya dan juga Kakaknya. Andini memilih untuk kabur dari rumah, untuk mencari tempat baru. Sehingga ia mendapatkan sesosok sahabat yang dapat ia percayai. Lantas bagaimanak...