LUKA DI HATI

2K 182 0
                                    

Mereka ber-4 telah sampai di Bogor. Perjalanan yang cukup lama, membuat Andini merasa capek.

"Huahh! Capek banget gue" ujar Andini. Sembari peregangan.

Brandon menepuk pundak Andini. Seketika Andini terlonjak.

"Ish! Apaan?" Ketus Andini.

"Lo nggak masuk? Ditungguin Lisa tuh?" Tunjuk Brandon, menggunakan dagunya.

Andini menoleh. Ternyata Lisa sedang menunggunya.

"Kenapa lo nggak masuk dulu?" Ujar Andini.

"Gue nunggu lo. Nggak mungkin kan? Kalau gue masuk dulu?"

"Yaya. Sekarang ayoo kita masuk" ujar Andini.

Mereka memasuki kediaman Ita. Diketuknya pintu rumah.

Tok tok tok

Tak lama kemudian pintu terbuka. Dan muncullah.....

"Oh? Anak sial ini mau ikut? Dari mana aja? Lupa rumah? Hah!" Akhsan langsung menarik Andini paksa.

Brandon yang melihatnya, segera menolong Andini.

"Siapa kamu?! Ga usah ikut campur! Ini masalah keluarga!" Amuk Akhsan.

Sarah mendekat. Menepis tangan Akhsan dari lengan Andini.

"Paman! Paman tega banget sih! Padahal Andini anak Paman sendiri!" Bentak Sarah. Ia geram, dengan perilaku Akhsan. Benar apa kata Andini, Akhsan tidak menyayangi Andini.

Walaupun tidak menyayangi, bukankah ia bisa perlakukan Andini layaknya manusia? Sarah tak habis pikir, dengan jalan pikir Akhsan! Apa ia telah memakan micin? Gini nih kalau terlalu banyak makan micin! Abaikan. Mungkin sangat berlebihan?

Akhsan menatap Sarah tajam. "Oh? Kamu mau belain dia? Hah!"

Tanpa ampun, Akhsan mendorong Sarah hingga tersungkur.

"AW!" Lengan Sarah berdarah. Ia tergores besi jendela rumah.

Andini berlari kearah Sarah. "Sakit? Kita ke rumah sakit yuk?" Tawar Andini.

Sarah menggelengkan kepalanya.

"Halah! Gitu aja ke rumah sakit! Lemah!" Ledek Akhsan.

Andini menoleh. "Kak. Tolong jagain Sarah" ucap Andini. Dengan cepat Brandon mendekati Sarah.

Andini berjalan kearah Akhsan. Sorot mata Andini memerah, ia kesal dengan Akhsan.

"Mau apa kamu?! Udah berani ya sekarang?!" Akhsan hendak melayangkan tangannya. Namun ditepis oleh Lisa.

"Udahlah Yah! Ayah jangan berkelahi! Kasian Nenek! Nenek udah tua! Ayah juga! Sekali aja, sekali aja. Buat Ayah, Ayah jangan bertengkar dengan Andini!" Ujar Lisa.

Akhsan menepis tangan Lisa. Beralih menarik kerah baju Lisa.

"Udah di biayai, masih aja melawan ya?!" Akhsan mendorong tubuh Lisa, hingga tersungkur.

"Mulai sekarang. Jangan pernah menginjakkan kaki ke rumah! Gua udah ga peduli sama kalian semua! Mau kalian nyebur jurang atau apalah! Gua ga peduli! Jadi, lebih baik kalian sekarang keluar! Sebelum gua semakin marah!" Ucap Akhsan dingin.

Deg

A...ayah? Pakai bahasa gue? - Lisa

Lisa langsung berlari kearah Akhsan. Ia bersujud meminta ampun.

"A...ayah. Ampuni Lisa. Lisa....lisa nggak mau kalau Ayah mengusir Lisa. Ntar Lisa tidur dimana? Lisa juga nggak punya siapa-siapa selain Ayah.... Ayahh Lisa mohonn... Lisa...."

Akhsan mendorong Lisa. "PERGI DARI SINI SEKARANG!" Bentak Akhsan.

Dengan perasaan ragu, Lisa berdiri dan keluar rumah.

"Aku harap Ayah akan menyesal!" Ujar Andini, dan berbalik mengikuti Lisa. Disusul dengan Sarah dan Brandon dibelakang.

"Rah, yakin nggak kerumah sakit?" Ujar Andini. Ketika sudah didalam mobil

Sarah menggelengkan kepalanya. "Nggak. Ini cuman luka ringan kok. Dikasih plester juga gapapa"

"Yaudah. Gue belikan plesternya dulu" pamit Andini. Kemudian keluar dari mobil.

"Dinn" panggil Brandon.

Andini menoleh. "Apa?"

"Gue ikut"

"Ntar yang jagain Sarah siapa?"

"Gue. Gue yang jagain dia. Lo pergi aja, sekalian gue nitip camilan" sahut Lisa.

Andini menatap Lisa lama. Ia tak yakin dengan ucapannya. Brandon menepuk pundak Andini, menganggukkan kepalanya, memberi tanda bahwa Sarah akan baik baik saja. Dengan perasaan pasrah, Andini menyetujuinya.

Tbc.

PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang