SANDIWARA

2.8K 238 0
                                    

Andini dan Sarah mengikuti Angga. Andini sedari tadi berkomat kamit tidak jelas. Membuat Sarah risih. Akhirnya Sarah angkat bicara.

"Hei! Lo ngapain sih?! Dari tadi komat kamit mulu! Emang lo nggak setuju, kalau kita ikut dia?" Ujar Sarah kesal.

Andini menghela nafasnya kasar.

"Bukannya gue nggak setuju"

"Terus?"

"Lisa suka sama dia. Jadi.... Gue nggak mau terlibat dengannya"

Sarah mengerutkan keningnya.

"Emang apa hubungannya? Kalian kan udah pisah? Dan sekarang lo hidup sama gue. Bukan sama si gila itu"

"Bener sih.... Tapi.... Ahh! Pusing gue!" Andini mendengus kesal.

Sarah menepuk pundak Andini. "Udahlah... Gausah dipikirin, lagian sekarang kita waktunya senang senang bukan?" Hibur Sarah. Andini mengangguk pasrah.

"Sampai. Kalian bisa letakkan tendanya disitu. Ntar gue bantuin" ujar Angga.

Andini dan Sarah mengangguk. Mereka menaruh tenda mereka, seperti yang dikatakan oleh Angga.

"Bentar, gue mau panggil Bokap gue"

"Hum" sahut Andini.

Angga berlari menuju tendanya. Mencari Bagas. Ia ingin meminta bantuannya.

"Pahh? Maa... Papah kemana?" Tanya Angga. Ia hanya melihat Shinta, bukan Bagas.

"Papa kamu ada diluar. Katanya tadi cari angin sebentar. Mungkin.... Sebentar lagi dia datang" ujar Shinta.

Angga mengangguk. Ia memilih keluar, dan segera membantu 2 gadis tadi.

Disisi lain- saat Angga menuju tenda

"Rah... Lo mending liat belakang deh" tawar Andini.

Sarah membalikkan badannya. "Papah?!" Sarah segera menghampiri Bagas, yang sedang sibuk membawa tumpukan kayu.

"Pahh" panggil Sarah.

Brukkk

Kayu bakar yang digunakan untuk nanti terjatuh. Bagas terkejut dengan kedatangan Sarah.

Kenapa dia kesini? Bagaimana bisa dia tau? - Bagas

"Pahh. Kenapa Papah disini?" Tanya Sarah.

"Pa..."

"Oh? Papahh... Papah dari mana aja? Oh iya pah... Tolong bantuin Angga. Angga mau bantuin teman Angga mendirikan tenda" potong Angga.

Pah? Papah?! Jadi ini anak Papah?! Kakak tiri gue?! - Sarah

Papah ya? Jadi dia Kakak tiri Sarah? Seru nih - Andini

Bagas membelalakkan matanya. Ia terkejut dengan Angga yang tiba tiba datang.

"Maaf, kalian sedang berbincang? Kalian udah kenal?" Lanjutnya.

Sarah dan Bagas bingung harus menjawab apa. Mereka saling tatap, membuat Angga bertanya tanya.

"Beliau sering ke tempat kami, jadi kami kenal beliau cukup lama" sahut Andini.

Angga menoleh, dan menatap Andini.

"Beliau kan salah satu penyalur donasi tetap. Dan beliau juga selalu memberikan hadiah-hadiah pada anak anak panti" jelas Andini.

Sarah menghembuskan nafasnya lega. Ia beruntung, Andini telah membantunya.

Nggak sia sia gue nyuruh dia, buat nyelidiki keseharian Papa - Sarah

Anggak hanya ber'oh' ria.

"Kenapa lo tau? Atau lo...."

"Gausah banyak tanya!" Potong Andini.

"Jadi... Om mau bantuin kita buat dirikan tenda? Sebenarnya kita juga nggak mau. Tapi saat kita ketemu Angga..."

"Ya! Gue Kakak kelas lo! Lo panggil gue Kak!" Koreksi Angga.

Andini memutar bola matanya malas.

"Initnya Om mau bantuin apa nggak? Kita juga tidak memaksa" lanjutnya.

Bagas berpikir sejenak.

Jadi ini Andini yang selalu diceritain Lena? Katanya dia Psikopat? Baguslah! Jadi ada yang jagain Sarah - Bagas

"Hum. Om bantuin kalian"

Mereka ber-4 memulai mendirikan tenda.

"Nak... Tolong pegangin tali yang didepan" pinta Bagas.

"Iya!" Balas Angga dan Sarah bersamaan.

Angga dan Sarah saling tatap. "Maaf, gue terbiasa. Saat di panti gue.... Gue selalu dipanggil seperti itu" jawab Sarah Berbohong.

Angga mengangguk. Sarah menghembuskan nafasnya.

"Untung saja... Gue punya alasan" gumamnya.

Andini mengampiri Sarah. Ia menepuk pundak Sarah. Membuat Sarah terkejut.

"Makasih ya. Lo udah bantuin gue tadi" ucap Sarah.

Andini mengangguk sembari tersenyum.

Tbc.

PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang