Terlambat

1.2K 84 12
                                    

“ Terimakasih untuk waktu yang Mas Billar luangkan untuk Dinda selama ini. Terimakasih untuk Perhatian lebih yang Mas Billar berikan ke Dinda dimanapun Dinda berada. Cuma Dinda jadi ngerasa gak nyaman, ngerasa gak pantes dapet perlakuan seistimewa ini. Sedangkan Mas Billar kenal Dinda baru dalam hitungan hari. Mas Billar sudah memperlakukan Dinda seistimewa ini aku pengen tau maksudnya Mas. Aku cuma gak mau sampai merasakan sebuah harapan yang indah tetapi pada akhirnya nanti harus terhempas dengan luka. Kalo Mas Billar memang tidak ada maksud apapun, tolong… perlakukan aku sewajarnya teman saja”   begitu pesan yang dikirimkan Dinda kepada Billar.

Dinda bingung dengan perasaannya tetapi mencoba memberanikan diri untuk sebuah kejelasan. Beberapa saat ia menunggu balasan tapi belum juga ia dapatkan pesan dari Billar. Menjelang tengah malam Billar baru membalas Pesan dari Dinda

“ Aku rasa tanpa aku harus menjelaskan kamu akan tahu semua dalam waktu dekat. Biarkan Keadaan & Kenangan yang akan menjelaskan kepada Dinda ya “ Balas Billar yang lumayan singkat jika dibandingkan dengan pesan yang telah Dinda kirimkan.

Dinda : “ Keadaan & Kenangan ?Maksud kamu Mas? Aku jadi makin gak paham… “

Billar : “ Adinda Nasthiti sekarang tidur ya, udah malem. “ Balas Billar

Dinda : “  Mana bisa tidur kalau masih diselimuti rasa penasaran gini “

Billar : “ Salah sendiri tadi tanya-tanya “

Dinda : “ Ya kan aku cuma mau minta penjelasan dari kamu Mas, udah aku ketik rapi dan manis gitu masak balesannya gak sesuai malah diajakin bercanda “

Billar : “Emang kamu maunya yang serius ?”

Dinda : “Iya dong..”

Billar : “Kapan mau serius ?tahun depan?”

Dinda : “ mulai deh mulai.. mengalihkan pembicaraan”

Billar : “ tadi katanya mau serius”

Dinda : “ Beda topic pembahasan Bapak Billar…..”

Billar : “ Coba liat sekarang jam berapa ?”

Dinda : “ Jam 00.30 “

Billar : “ Buruan tidur, besok pagi bisa telat datang ke event. Aku tahu kalo kamu paling susah untuk bangun pagi – pagi kan?”

Dinda : “ Iya ..iya ini mau tidur.. ya udah Assalamualaikum “

Billar : “ Waalaikumsalam “

Malam pun semakin larut. Rasa penasaran itu tidak membuat Dinda susah tidur, Nyatanya tidurnya malah semakin nyenyak. Dan benar saja, pagi ini dia terlambat pergi ke event.
Event hari kedua ini dirasa Dinda cukup melelahkan. Pulang pun juga sudah malam.

Dinda berjalan menuju Pintu keluar beberapa kali dia mencoba menelfon Pak Imam tetapi tidak juga diangkat.

Tak berselang lama munculah mobil Pak Imam didepan Lobby Utama. Dinda kemudian membuka pintu mobil dan duduk di Samping Pak Imam

Dinda : “ Maaf ya Pak tadi aku telfon – telfon aku kira Pak Imam lupa jemput “
Pak Imam : “ Gapapa Mbak Din, Bapak yang harusnya minta maaf telat jemputnya soalnya tadi ada perlu sebentar. Jadi Mbak Dinda mau makan Malam dimana  ?”

Dinda : “ Aku ikut rekomendasi Pak Imam aja deh , udah dijamin enak kalo Pak Imam yang pilih"

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit,sampailah kita disebuah Warung Kepiting yang sangat terkenal di Surabaya ini.

Pak Imam : “ Mbak Dinda duluan masuk ya nanti saya nyusul “

Dinda : “Loh kenapa Pak ?”

Pak Imam  : “ Saya mau ke toilet sebentar “

Dinda : “ Ohh iya Pak saya tunggu didalem ya “

Dinda kemudian memilih menu makanan. Saat dia fokus untuk memilih makanan ….

“ Boleh saya gabung makan disini ? “

Dinda pun menolehkan kepala keatas untuk melihat siapa yang barusan mengajaknya berbicara

“ Mas Billar….. ngapain sampai disini ?”

“ Kaget gak, kaget gak ?” ledek Billar

Dinda : “Gak habis pikir sumpah.. kok gak bilang mau kesini?”

Billar : “Ya Kan aku ada rumah juga disini gapapa dong kalo aku pulang ke rumahku”

Dinda : “ Iya .. Iya.. Pak Imam mana ? katanya tadi mau ke toilet tapi belum kesini juga “

Billar : “ Jadi pilih Pak Imam nih daripada Aku ? yaudah aku pergi aja “

Dinda : “ Bukan gitu..ihh”

Billar : “ Pak Imam udah aku suruh pulang istirahat, malem ini aku yang nganter kamu balik ke Hotel”

Dinda speechless kehabisan kata – kata. Kenapa selalu saja perlakuan dari Billar membuat dia seolah – olah menjadi wanita yang sangat berharga.

Dinda : " Pantesan kok tumben tadi Pak Imam telat jemputnya"

Billar : " Iya maaf deh maaf tadi Pak Imam Jemput aku dulu ke Bandara trus anter aku kesini"

Dinda : " Bisaan banget bikin orang deg-degan ya kamu Mas..  Selalu muncul dimana-mana"

Billar : "Tapi Happy gak?"

Dinda : " ga tau dehhh"

Mereka pun menikmati hidangan kepiting yang telah dipesan sebelumnya.



 







Di Ujung PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang