Penjelasan

952 106 12
                                    

Pagi itu Billar Sengaja singgah ke Rumah Dinda terlebih dahulu sebelum ke Kantor untuk coba menjelaskan yang terjadi di Kantor Billar kemarin siang.

"Assalamualaikum ".. Ucap Billar sambil mengetuk Pintu Rumah Dinda

" Waalaikumsalam ..." Terdengar Dinda dari dalam menjawab salam itu lalu menuju ke Depan untuk membukakan pintu.

" Mas Billar .. tumben pagi – pagi kesini. Ada apa?" tanya Dinda dengan ekspresinya yang datar

" Kamu marah ya ?" tanya Billar sambil meraih tangan Dinda

" Duduk dulu.. mau ngobrol sambil berdiri ?" Ucap Dinda

Mereka pun berjalan menuju ruang tamu..

" Aku buatin minum bentar .." 

Dinda kemudian berjalan ke dapur untuk membuat minum.

" Diminum dulu ..." Ucap Dinda..

" Iya .. Makasih ya .." 

setelah minum, Billar memulai pembicaraannya..

" Maafin aku kemarin.. aku gak tahu kalau kamu dateng ke kantor " Billar memulai pembicaraan

" Iya Gapapa .." Ucap Dinda dengan wajah ditekuk.

" Gapapa tapi kok mukanya masih ditekuk tekuk gitu ..."

" Bukan itu penjelasan yang aku mau denger... " Ucap dinda sedikit menekan.

" Tentang yang kemarin antar makan siang ke kantor ?" tanya Billar memastikan

" Iya lah siapa lagi emang .. Gak mungkin kan kalau itu saudara kamu ..." tegas Dinda

" Dia anak temennya Mama ... " Billar mulai menjelaskan

"Trus kenapa tiap hari antar makan siang buat kamu ?"

" Kalau mau ditolak kan juga gak enak .. "

" Ohh gitu... gak enak mau nolak.. Ya Udah silahkan aja diterusin" Jawab Dinda

" Bukan gitu maksud aku ..." Ucap Billar

"Mas kamu ngerti gak sih posisi kamu sekarang tu gimana? Kamu udah mau nikah bahkan tinggal hitungan hari.. kamu gak mikirin perasaan calon istri kamu ?" Jawab Dinda yang sudah mulai keluar emosinya

" Dengerin aku jelasin dulu ya.. " Ucap Billar lirih

Billar mencoba menjelaskan namun Dinda tetap masih terlihat kesal.

" Jadi gini, dia anak temennya Mama. Aku juga gak pernah mau nemuin dia. Makanya aku selalu bilang ke Reseption aku kalau aku lagi ada rapat. Makanan itu juga gak pernah aku makan, aku selalu minta sama anak – anak dikantor untuk makan..." Billar menjelaskan

" Mama juga udah pernah jelasin ke temennya itu untuk minta anaknya stop deketin aku karena aku udah mau nikah. Tapi entah kenapa Dia masih aja terus – terusan antar makanan untuk aku tiap hari.." Billar lanjut menjelaskan.

" Hmmmm " jawab Dinda singkat

" Kok hmmm..."

" Mas kamu tuh harus tegas, temuin dia, jelasin. Kalau kamu biarin dia kayak gitu terus dia gak akan brenti. Apa kamu mau terus – terusan ngebiarin dia deketin kamu sampai kita udah nikah ?" Ucap dinda mempertegas.

" Kamu ikut aku ke kantor hari ini ya ?" ajak Billar'

" Buat apa ?" tanya Dinda

" Mau nunjukin di Dia.. kalo ada calon istri aku .." jawab Billar

" Gak ah, kamu aja Mas yang jelasin. Gak perlu aku ikut ..." jawab Dinda

" Sekali ini aja... ya ?" Rayu Billar

" Nanti aja aku kesana .. belum siap – siap kalau sekarang ..."

" Gapapa aku tungguin..."

" Ya udah tungguin dulu ..."

" Tapi udah gak marah kan ??" tanya Billar mencoba memastikan

" Masih, kan belum denger penjelasan dari dia .."

" Yaahhh kok gitu ..."

" Ya Udah aku siap – siap dulu keburu kesiangan kamu nanti ..."

Dinda kemudian berjalan ke kamar untuk siap – siap. Setelah itu mereka berpamitan ke Mami dan menuju ke Kantor.

Di Ujung PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang