Senyuman

1.2K 93 19
                                    

Tanpa Dinda sadari ternyata dia menarik tangan Billar sampai di rumah. Billar yang mengetahui hal tersebut hanya tersenyum kecil sampai akhirnya Dinda menyadarinya.

Dinda : " Ehh,.. maaf maaf.. "

Billar : " Jadi udah gak marah nih sama aku ? udah maafin aku kan ?"

Dinda : " Apaan sih.. lagian ngapain tadi pake kesitu segala ?"

Billar : " Kan tadi aku udah bilang mau ke rumah kamu tapi gak tau mau lewat mana "

Dinda : " Yah harusnya kan putar balik aja kalo gak ada jalan buat lewat besok lagi baru kesini"

Billar : " Kalo baru besok aku kesini mungkin aku gak ketemu kamu kan?"

Dinda : " Boong, pasti tadi kamu kira aku yang Nikah kan ? kalo beneran aku yang Nikah emang kamu mau ngapain ?"

Billar : " Aku suruh pergi lah pengantin cowoknya, biar aku yang gantiin duduk disana "

Dinda : "Enak aja .. gak boleh "

Dinda : " Aku mau ngomong sama kamu sebentar "

Kemudian Dinda mengajak Billar ke teras belakang Rumah

Billar : " Kamu mau ngomong apa pake narik aku kesini segala ?"

Dinda : " Aku mau minta maaf udah nyuekin dan ngehindar dari kamu kemarin – kemarin "

Billar : " Itu doang ?"

Dinda : "Iya, emang apa lagi ?"

Billar : " Gak mau bilang kangen sama aku ?"

Dinda : " Enggak lah , emang kamu siapanya aku ?"

Billar : " Emang kalo kangen harus jadi siapa-siapa dulu?" ucap billar sambil memencet hidung Dinda.

Dinda menggerutu kesakitan

Billar : " Jadi kamu udah maafin aku kan ?" Tanya Billar mempertegas

Dinda : " Belum,aku ajak kamu kesini kan Cuma gak mau aja kamu bikin onar disana "

Billar : " Emangnya aku suka buat keributan ? lagian tadi kan aku udah mau jalan keluar "

Dinda : " Ya udah kamu mau minum apa biar aku buatin ?"

Billar : " Sekarang manggilnya udah aku kamu an.. gak manggil Mas lagi, berarti ada harapan nih "

Dinda : " Harapan apaa.. aku tuh gak suka ngasih harapan ke orang lain"

Billar : " Jadi kamu sukanya kepastian ya ?"

Dinda malah berlalu menuju ke Dapur.

Billar : " Yaah.. dicuekin lagi "

Billar merasa lega karena kelihatannya Dinda sudah mulai bisa menerima dia kembali. Senyum tak pernah lepas dari wajahnya saat ini.

Dinda : " Kamu kenapa daritadi senyamsenyum aja ?"

Billar : " Lagi seneng, habis ketemu anak hilang 1 bulan "

Dinda : " Nyindir nih "

Billar : " Emang kamu kemana sih selama itu, gitu amat mau ngehindarin aku sampai resign segala "

Dinda : " Kan kamu juga gak nyariin aku "

Billar : " Gak nyariin gimana, aku dateng ke kantor kamu, aku dateng ke rumah kamu tapi semua gak mau ngasih tau kamu ada dimana "

Dinda : " Iya itu diawal – awal aku pergi .. seterusnya gak pernah lagi kan ?"

Billar : " Kan aku dikasih tugas Papaku ke Korea, satu bulan aku disana. Makanya ini aku baru pulang dari Bandara langsung kesini mau tanya kabar Mama kamu "

Dinda : " Oooh jadi kesini mau tanya kabar Mama aja ?"

Billar : " Ya Enggak.. tujuan utama sih kamu pasti tau lah gak usah aku jelasin "

Dari depan Bang Dito datang.

Bg Dito : " Ohhh ada tamu ternyata ..."

Dinda : " Itu Abang aku namanya Bang Dito .."

Bg Dito : " Ini pasti yang kamu ceritain kemarin ya "

Billar : " Billar Bang, temennya Dinda "

Bg Dito : " Iya, udah tau kok dari Dinda dia kan sering cerita "

Dinda : " Bang Dito ....." Ucapnya kesal

Bg Dito : " Yaudah aku tinggal ke samping lagi ya, acaranya belum selesai "

Billar : " Iya Bang, silahkan "

Billar : " Ohh ternyata ada yang diem -diem sering ngomongin aku dibelakang nih, pantesan selama dikorea bulu mata aku banyak yang rontok, kuping aku juga sering panas.. ternyata ada yang kangen sama ngomongin aku " ledek Billar

Dinda : " kamu mau aku ngambek lagi ?"

Billar : " Jangan dong, jangan ngambek - ngambek nanti jeleknya hilang "

Hari ini adalah hari yang luar biasa untuk Billar. Disepanjang perjalanan pulang dari rumah Dinda senyum itu masih terus ada.

Di Ujung PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang