Makan Siang

2K 97 6
                                    

Cintya : “Din kamu mau barengan makan siangnya? Sama anak-anak”

Dinda : “Boleh boleh, tunggu bentar ya aku beresin ini dulu 5 menit”

Cintya : “Oke kita tunggu dilobby depan ya “

5 menit kemudian

Dinda : “ Yuk mau makan kemana kita ?”

Cintya: “ Pengen cari yang seger-seger pedes apaan ya ?”

Dinda : “Bakso deket simpang empat itu aja yuk cuz kita”

Baru beberapa langkah dari pintu keluar ternyata ada sapaan hangat dari seseorang. Billar, berjas biru dan ditambahi pemanis kacamata hitam yang kemudian ia lepas.

Billar : “ Hey Din, Dinda udah makan siang?”

Dinda : “ Eh Mas Billar, ada apa kesini? Belum tapi ini kebetulan baru mau jalan makan siang”

Billar : “ Mau ngajak makan siang kamu, tapi kalo kamu udah mau jalan sama temen kamu yaudah next time aja gapapa”

Cintya : “Ehh gak kok Mas, gapapa kalo Masnya mau makan siang bareng Dinda, kalo sama kita kan bisa kapan aja”

Dinda : “Dihh Cintya …”

Cintya : “Udah Din.. sana berangkat”

Dinda : “Ya udah deh iya iya.. “

Di mobil Billar keduanya merasa canggung, mobil sudah berjalan lebih dari 5 menit tetapi belum ada yang berani membuka percakapan. Dinda yang biasanya super ceriwis dan rada gesrek juga mendadak seperti beku setelah pertemuannya dengan Billar.

“Din” “Mas” keduanya menyapa bersamaan

Dinda : “ Mas Billar duluan aja deh mau bilang apa tadi”

Billar : “ Kamu mau makan apa siang ini?”

Dinda : “ Yang deket-deket sini aja Mas takut gak keburu jamnya “

Billar : “Tenang, aku udah minta izin kok sama Om Handi kalo kamu aku ajak makan Siang dulu”

Dinda : “ Ohh gitu, Mas Billar kenal deket dengan Pak Handi ?”

Billar : “Dia temen Papaku dari aku kecil sampai sekarang jadi rekanan bisnis Papaku”

Dinda : “Oh gitu .. lama juga ya”

Tak lama mereka sampai dan memesan makanan. Menikmati makanan dengan sedikit percakapan – percapakan kecil..

Billar : “ Paling suka lihat cewek makan gak jaim gini” (Billar tersenyum kecil melihat Dinda makan dengan lahap, karena memang sudah kebiasaan dia seperti itu )

Dinda : “ (keselek) .. Eeeh maaf Mas…maaf”

Billar : “Minum dulu Din.. Gapapa ngapain minta maaf , malah seneng liatnya bikin orang lain nambah nafsu makan”

Dinda : “ Nafsu makan apa nafsu pengan nabok Mas?”

Billar : “ Menurut kamu?”

Dinda : “ dua – duanya kalo boleh aku nebak sih”

Billar : “ ga boleh dong harus pilih salah satu? "

Dinda : " Kalo pilihannya ada kamu aku pilih satu, sayangnya gak ada sih"

Billar yang lagi minum tiba-tiba tersedak

Dinda : "Bercanda lho mas 😂, sampe kesedak gitu"

Billar : " aman aman..  Santai aja"

(Billar terlihat mulai grogi)

Selesai makan Billar segera mengantar Dinda kembali ke Kantornya.

Billar : "Weekend besok ada waktu luang? "

Dinda : "Ada acara keluarga sih tapi pagi, kenapa Mas? "

Billar : " Mau ngajak kamu jalan, bentaran doang sih"

Dinda : "Diajak jalan tapi dikasih makan kan Mas? Kalo jalan doang gak makan takut gemeteran 😂" ledek dinda

Billar : "Puasa aja sih kalo bisa" balasnya

Dinda : "Besok kontek-kontek aja mau ketemu dimananya"

Billar : "Oke deh, thanks ya udah mau nemenin makan siang"

Dinda : "Iya sama-sama.. Tapi lain kali kasih tau dulu sebelum dateng ya..  Ya udah aku masuk kantor dulu ya, Assalamualaikum"

Billar : "Waalaikumsalam"

Dinda pun turun dari mobil dan menuju ke kantor

Cintya : " Ehmmmm.. "

Dinda : " apaan ehm ehm..  Keselek bakso? "

Cintya : " Setelah seribu purnama aku gak pernah lihat Dinda jalan sama cowok, akhirnya purnama kali ini kesampean juga 😂" ledek Cintya

Dinda : " kerja,, kerja,, ngegosip mulu kamu ya"

Dinda pun duduk di meja kerja dengan senyuman-senyuman tipis diwajahnya.

Dinda : "Keren juga ya dia kalo pake jas, tapi lebih keren kemaren sih.. mau naik bus desek-desekan"











Di Ujung PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang