Minggu pagi kala itu
Billar : " Assalamualaikum"
Dinda : "Waalaikumsalam"
Billar : "Udah siap belum Din? "
Dinda : "Udah siap kok.., Mas Billar mau kesini jam berapa? "
Billar : "Beneran kamu udah siap? "
Dinda : "Iya udah "
Billar : " buat jadi istri aku udah siap? Alhamdulillah"
Dinda : " hmmm kan mulai lagi"
Billar : " Ya udah aku kesitu sekarang ya, Dandan yang cantik, jangan gak cantik lho"
Dinda : " Udah buru kesini"
Beberapa saat Billar sampai dirumah Dinda. Mereka kemudian berpamitan dengan Mami.
Mobil mulai melaju santai menuju tempat tujuan..
Billar : "Hari ini aku mau kasih tau kamu sesuatu, tapi kamu harus janji setelah aku kasih tau hal ini ke kamu, kamu jangan pernah hindarin atau ngejauh aku ya" ucap Billar serius
Dinda : " Emangnya kita mau kemana sih? Kok jadi serius gini hawanya"
Billar : " Aku mau jawab semua pertanyaan kamu selama ini ke aku"
Jantung Dinda mulai berdetak tidak beraturan.. Wajahnya yang tadi relax mulai terlihat tidak tenang.
Billar : "Tuh belum apa-apa kamu udah kelihatan gak tenang gini, apa kita gak jadi aja kesana? "
Dinda : "Jangan.. Aku kan pengen tau jawaban dari kamu"
" Din, aku tau ini akan berat buat kamu nerima semuanya, tapi aku harus jujur, aku gak bisa lama-lama nutupin ini semua ke kamu" Billar berkata dalam hati dengan memandang Dinda
Dinda : " Mas Billar kok gitu lihat ke akunya? Ada yang aneh ya? "
Billar : Engga kok engga "
Dinda bergumam dalam hati
"Sebenernya apa sih yang mau Mas Billar sampein ke aku kok aku jadi deg-deg an gini ya, Ya Allah permudahkanlah semuanya, Apapun itu InsyaAllah aku bisa menerima"Tibalah mereka di tempat yang dituju
Dinda : "Kok kesini??ini kan pemakaman Papa aku "
Billar : "Kita Ziarah ke Makam Papa kamu dulu ya "
Dinda : "Bentar-bentar, kok Mas Billar bisa tahu kalo Papa aku dimakam disini"
Billar : "Nanti akan aku jawab, kita ziarah dulu ya"
Merekapun kemudian berjalan menuju pusara Papa Dinda.
Setelah selesai berziarah Billar mengajak Dinda duduk di bangku yang ada ditaman kecil dekat pemakaman.
Billar : "Dinda berkenan untuk ceritain ke Aku gimana dulu Papa Dinda sebelum meninggal? "
Dinda : "Untuk apa Mas? "
Billar : "Kalau kamu keberatan jangan dipaksakan"
Dinda mulai menjelaskan
"Papa aku meninggal udah sejak aku SMA kelas 1 Mas. Papa aku, Papa yang luar biasa, walaupun dia memiliki sifat yang tempramen dan gampang tersulut emosinya, tetapi jika dengan keluarganya dia sangat penyayang, tidak pernah sekalipun dia marah-marah ataupun main tangan. Hari itu saat Papaku meninggal, kebetulan aku Sedang ada perkemahan di sekolah selama 3 hari. Betapa hancur hati aku saat Kakakku menjemputku disekolah dan membawaku pulang kerumah. Dirumah sudah dipenuhi keluarga dan tetangga, ternyata Papa aku, Papa yang paling aku sayangi, yang selalu ada untuk anaknya ternyata pergi untuk selama-lamanya. Aku sangat menyesal kenapa aku tidak bisa berjumpa dengan Papa sebelum ia meninggalkanku.
Jantungku seperti berhenti beberapa saat, pandanganku mulai kosong, aku tidak bisa membayangkan bagaimana hari-hariku dan keluargaku setelah Papa tiada. Kami seperti kehilangan satu kaki.. Berat rasanya namun kami mencoba ikhlas.. "Air mata Dinda yang sedari tadi ia tahan di pelupuk mata akhirnya tumpah. Billar kemudian mengusapnya
"Satu hal yang sampai sekarang masih sulit untuk aku ikhlas dan masih berat untuk memaafkan adalah Orang yang telah menyebabkan Papaku kecelakaan. Walaupun sudah sepantasnya kita harus saling memaafkan, tetapi 1 hal ini berat untuk aku. Walaupun itu murni kecelakaan dan keluarga penabrak Papaku sudah mengganti rugi semuanya, membiayai kehidupan keluargaku untuk kurun waktu yang cukup lama sampai akhirnya kami bisa mencari nafkah sendiri. Tetapi itu semua tidak bisa membayar rasa kesedihanku atas kepergian Papa"
Tiba-tiba Billar memotong pembicaraan Dinda
Billar : "Kamu masih ingat siapa yang telah menabrak Papa kamu? "
Dinda : "Sudah cukup lama, aku pun tidak mau mengingatnya, karena itu hanya akan membuat luka yang telah aku tutup kembali terbuka"
Billar : " Din.. Sebenarnya hal ini yang mau aku sampaikan ke kamu. Dari lubuk hatiku yang paling dalam aku benar-benar minta maaf.. Minta maaf.....Aku Billar dan sebenarnya aku adalah Anak dari Pak Suseno Nirwan.. Anak dari seseorang yang telah membuat Papa kamu celaka pada hari itu"
Dinda seakan mengingat kembali nama lengkap itu.
Dinda : " Ini bukan saatnya untuk bercanda Mas"
Billar : " Aku serius, aku minta maaf udah sembunyiin ini semua dari kamu, aku tau aku salah, aku mohon kamu untuk dengerin penjelasan aku dulu ya? "
Dinda : " Jadi bener Mas Billar anaknya Pak Suseno? Orang yang telah tega membuat Papaku celaka "
Billar : "Aku minta maaf Din"
Dinda kemudian lari meninggalkan Billar dengan tangisan diwajahnya ia merasa sangat sangat kecewa. Billar mencoba mengejarnya
Billar : "Din, tunggu aku sebentar, dengerin penjelasan aku dulu" sambil menarik tangan Dinda
Dinda : " Apa lagi yang mau dijelasin? Semua sudah jelas, dan aku gak mungkin bisa maafin kamu dan keluarga kamu Mas"
Billar : "Tolong beri aku satu kali kesempatan untuk menjelaskan, setelah itu semua terserah kamu ingin menghindar jauh dariku atau memaafkanku"
Dinda kemudian duduk kembali mendengar penjelasan dari Billar
Billar : "Pada saat kejadian itu akupun masih sekolah SMA mungkin hampir seumuran denganmu. Keluargaku juga sangat panik pada saat itu. Kami semua juga hadir dipemakaman Ayah kamu. Sampai beberapa hari kemudian Papaku berpesan kepadaku
"Nak, jika kamu dewasa nanti papa minta kamu untuk jaga anak dari Pak Dodi ya, dia sekarang seumuran denganmu. Sayangi dia.. jaga dia.. temui dia saat kamu sudah benar-benar siap untuk menikah dengannya. Papa merasa sangat bersalah sudah menghilangkan salah satu bintang di Hatinya yaitu Ayahnya. Bagaimanapun keadaan dimasa depan Papa ingin kamu menikah dengan Dia, sayangi dia dengan tulus, jaga dan rawat dia dengan sepenuh hati kamu""Itu pesan dari Papaku yang sampai saat ini masih aku ingat, tanpa kamu tahu setelah itu aku selalu mengikuti kemanapun kamu pergi, aku harus menjaga kamu, aku harus selalu ada untuk kamu tanpa kamu harus tau"
"Dan akhirnya sekarang ini aku beranikan diri untuk masuk kedalam kehidupanmu, karena aku rasa sudah saatnya semua harus tahu"
"Sekarang terserah kamu Din, semua keputusan ada di kamu. Yang pasti perasaanku akan tetap sama dari hari itu sampai kapanpun, aku harap masih ada sedikit ruang di hati kamu untuk aku singgahi"
Dinda menangis sejadi-jadinya.
Mas Billar yang selama ini ia sangka sebagai Ujung dari penantiannya yang lama, yang ia sangka sebagai pelabuhan terakhirnya, yang ia bayangkan akan menjadi imam di keluarga kecilnya kelak ternyata salah, setelah ia tahu Hatinya semakin berat untuk terbuka.
*apa kalian baik-baik aja? Aku udah kejer duluan 😭*