Ternyata Dinda sudah berpesan kepada semuanya untuk tidak memberi tahu keberadaannya kepada Billar. Hari demi hari yang ia lalui tanpa seorang Dinda menjadi hari yang paling buruk dalam hidupnya selama ini. Entah kemana lagi ia harus mencari informasi tentang keberadaan Dinda.
Papa : " Billar, Papa mau minta tolong sama kamu.. "
Billar : " Minta tolong apa Pah ?"
Papa : " Papa ada pekerjaan di Korea, cuma Papa bingung sedangkan disini kondisi lagi gak bisa ditinggal. Kamu bisa bantu Papa untuk handle dulu ? "
Billar : " Ke Korea Pah ? berapa lama ? duhh kok mendadak sih Pah "
Papa : " Gak lama .. paling sebulan aja disana "
Billar : " Sebulan Pah ?"
"Duuuh makin gak ada waktu buat cariin Dinda " ucap Billar dalam hati
Papa : " Kamu gak keberatan kan kali ini bantuin Papa ?"
Billar : " Hmmmm.... Iya deh Pah, gak bisa 2 minggu aja gitu Pah "
Papa : "Emang kenapa sih ? ada yang marah kamu tinggal lama ?"
Billar : " Apaan sih Pah, gak ada "
Papa: " Ya udah aman brarti, tinggal kamu atur waktu aja kapan bisa berangkat dalam minggu ini"
Beberapa hari kemudian Billar berangkat ke Korea untuk waktu satu bulan. Dia sangat berharap semoga akan ada hati yang merindukannya. Dan tak terasa sudah berjalan 3 minggu dan kenyataannya malah Hati dia sendiri yang paling merasakan rindu.
Mami : "Anak Mami Nih .. sibuk apa sih jadi jarang telfon gini sekarang "
Dinda : " Iya maaf Mih, lagi banyak banget tugas. Soalnya kan Dinda Cuma ambil 3 bulan jadi materi tiap harinya juga extra banyak buat ngejar waktu "
Mami : " Iya yang penting kamu sehat – sehat disana, Mami kangen sama kamu. Biasanya ada yang Mami marahin tiap pagi gara- gara selalu telat bangun. Sekarang gak ada"
Dinda : " Yee Mami aku kan bangun pagi terus "
Mami : " Abang kamu minggu depan katanya mau main kesitu pengen nengokin kamu "
Dinda : " Diih apaan sih kayak anak kecil ditengokin "
Mami : " Rindu kali sama Adiknya yang keras kepala "
Dinda : " Mih temen – temen Dinda ada yang nyariin gak kerumah ?"
Mami : " Cintya sama Devi aja kemarin main kesini , lumayan lama. Nemenin mami "
Dinda : " Trus yang lain ?"
Mami : " Siapa ? Billar ? dia gak pernah kesini lagi udah hampir 1 bulan "
Dinda kemudian terdiam.
" Hm... ternyata segitu aja usaha dia buat aku" Ucap Dinda dalam hati sedikit lemas
Dinda : " Bagus dong Mi , berarti kan Dinda bisa cepet balik lagi Jakarta "
Mami : " Mami tahu kok kalau dalam hati kamu sebaliknya, ya kan ?"
Dinda : " Mami nih hobby nebak – nebak ya sekarang "
Mami : " Minggu depan kamu ikut sama Abangmu pulang kesini sebentar, Itu Dinda temen main kamu sebelah Rumah minggu depan mau Nikah, kamu harus dateng ya "
Dinda : " Dinda Nikah ?.. yaaah maah.. tapi Dinda gak bisa dateng.. salam aja ya Buat dia "
Mami : " kalo bisa kamu Usahain dateng ya "
Dinda : "Iya Mi, kalau sikonnya memungkinkan aku dateng tapi gak janji ya"
Satu minggu kemudian Dinda bisa ikut pulang bersama Abangnya untuk menghadiri pernikahan teman mainnya yang kebetulan namanya sama dengan dia.
Abang : " Dinda sebelah rumah udah mau Nikah, jadi Dinda yang disebelah abang kapan?" ledek Bang Dito
Dinda : " Ihh apaan sih bang, Abang duluan baru deh aku "
Merekapun bergurau disepanjang jalan sampai mereka tiba dirumah
Dinda : " Mamiiiii... kangennnn... "
Dinda berlari memeluk Mamanya yang ia rindukan masakan dan omelannya.
Mami : " Buruan bersih – bersih trus kita ke sebelah , nanti keburu acaranya selesai "
Dinda : " Iya mi.. siappp "
Hari itu juga kebetulan Billar sudah pulang dari Korea. Tidak langsung pulang Billar memutuskan untuk ke rumah Dinda sekedar menyapa Mamanya.
Sampai disana Billar sedikit bingung
" Kok rumah Dinda ada tenda pernikahan ?siapa yang nikah ? kakaknya ?" ucap billar didalam mobil.
" Bentar – bentar.. kok itu ada nama Dinda?"
" Gak mungkin , gak mungkin Dinda secepet ini mutusin buat menikah cuma buat menghindar dari aku " ucap Billar yang sudah mulai frustasi.
Tak lama ia beranikan diri untuk turun dari mobil dan masuk ke acara pernikahan tersebut. Ia terlihat buru – buru ingin berjalan menuju depan pelaminan seakan ingin memastikan siapa yang menikah.
" Astaga.. ternyata bukan Dinda.. " Billar kemudian buru – buru keluar dari Acara. Setengah berjalan ada yang menyapanya.
Dinda : " Mas Billar... ngapain disini??"
Raut wajah Billar mendadak penuh malu. Bagaimana tidak, dia bisa – bisanya salah masuk ke acara pernikahan orang lain gara-gara kepanikannya.
Billar : " Mau ke Rumah kamu tapi bingung mau lewat mana " Billar mulai beralasan
Dinda : " Gak mungkin, pasti kamu kira aku yang nikah kan? " Ucap Dinda diiringi sedikit tawa yang ditahan
Billar tersenyum malu setengah mati. Tak ingin terlalu lama dilihat oleh banyak orang Dinda kemudian mengajaknya untuk ke Rumah.
*Ternyata dibalik nyaris sempurnanya Mas Billar, ternyata terselip kejadian memalukan juga*
*Makasih yang udah setia nungguin lanjutannya ya*
