Malu

1.3K 112 11
                                    

Dalam perjalanan Dinda belum juga mengeluarkan sepatah kata pun. Billar kemudian mencoba membuka percakapan

" Tadi udah sarapan ?" tanya Billar namun tak ada jawaban

" Mau sarapan dulu ?" Billar kembali bertanya namun tetap tak ada jawaban

" Kamu boleh ngambek tapi jangan diemin aku gini dong .. sayang ..." Ucap Billar

Terlihat Dinda sudah mulai sedikit tersenyum.

" Kalo mau senyum jangan ditahan – tahan " Ucap Billar lagi

" Apaan sih orang gak senyum ..."

" Emangnya aku gak bisa bedain muka ditekuk sama muka senyum ???" ledek Billar

" Enak gak dikerjain ?" Ucap Dinda yang membuat Billar sedikit kaget.

"Dikerjain ? Maksud kamu ?" tanya Billar semakin penasaran

" Iya.. aku udah tau siapa cewek itu dari tadi malem ..." jawab Dinda

" Kamu tahu ? dari mana ?" tanya Billar tambah penasaran

" Dari Mama, tadi malem Mama ada telfon.. sekalian aja aku cerita..."

" Hmmm... kamu ya... pinter ngerjain orang sekarang " Ucap Billar sambil mencubit hidung Dinda.

" Ya Kan aku juga pengen tau penjelasan dari kamu ... ternyata sepanik ini sampe mau bawa aku ke kantor.." Jawab Dinda sedikit meledek.

" Gapapa deh aku dikerjain.. asal kamu gak marah lagi sama aku .. tapi tetep mau kan aku ajak ke kantor ?" ucap Billar

" Iya... emangnya kalo gak mau, terus aku mau diturunin dipinggir jalan lagi kayak di Surabaya dulu ?" tanya Dinda

" Kalo itu kan kamu yang mau .. " jawab Billar meledek

Beberapa saat kemudian mereka berdua sampai di Kantor.

" Yuk turun .. eh bentar – bentar duduk dulu ..." ucap Billar yang kemudian keluar membukakan pintu Dinda.

" Silahkan Calon Nyonya Billar ..." ucap Billar sambil membuka pintu

" Apaan sih Mas, malu diliatin orang.. " Kata Dinda

" Ngapain malu ..kan emang iya .."

Mereka kemudian masuk ke Kantor dan langsung menuju ruangan Billar.

Si Reseption yang mempunyai jiwa menghibah menyadari hal tersebut bergumam dalam hati.

" Itu kan yang kemarin datang ke Kantor ya .. kok barengan sama Pak Billar ya ?wah jangan jangan.. eh trus Mbak Salsa gimana ? kasih hotnews dulu ah di group"

Reseption itu mulai obrolan gosipnya di Group karyawan. Hmm.. karyawan – karyawan macam gini nih harusnya potong gaji kerjaannya Ghibahin bosnya.

" Kamu duduk disini dulu ya .." Ucap billar sambil menyuruh Dinda duduk di kursi tamu di ruangannya

" Iya.. "

" Aku kedepan sebentar .." Ucap Billar

Billar kemudian kembali ke depan menuju meja Reseption.

" Ehmmm.. " Ucap Billar setelah melihat Reseption sedang sibuk main hp.

Ternyata dia belum juga menyadari bahwa Billar ada didepannya.

" Ehmmmm "

" Maaf Pak .. ada yang bisa saya bantu ..."

" Masih pagi hp terus yang dipegang ..." Ucap Billar sedikit tegas

" Maaf Pak Maaf..." muka Reseption terlihat sedikit takut.

" Nanti kalau ada yang anter makanan suruh tunggu ya, bilang kalau saya mau ketemu ..." begitu pesan Billar untuk Reseption

" Baik Pak.."

Billar kemudian masuk kembali kedalam Ruangan.

" Tumben Pak Billar mau nemuin Mbak Salsa.." Ucap Reseption dalam hati.

Seakan tidak kapok, dia melanjutkan dunia gosipnya di group whatsapp itu.

Jam makan siang tiba, sesuai prediksi Salsa datang membawa makan siang untuk Billar.

"Hey Cantik ...seperti biasa ya ..." ucap Salsa pada Reseption.

" Tunggu bentar ya Mbak Salsa tadi Pak Billar bilang mau ketemu, duduk dulu aja Mbak" jelas si resepton"

" Oh ya.. Tumben ? Pasti mau ngucapin makasih ..." Ucap Salsa penuh percaya diri.

Kemudian dia Duduk di Kursi Lobby depan. Tak berapa lama Dinda muncul dan menemui Salsa.

Dinda : " Mau antar makan siang buat Mas Billar ya ? "

Salsa : " Iya.. kamu siapa ?"

Dinda : " Sini biar aku anter ketemu Mas Billar ..."

Dari belakang Billar menuju ke Arah Lobby menyusul Dinda.

Billar : " Siapa sayang ?"

Dinda : " Ini katanya ada yang mau antar makan siang buat kamu ..."

Billar : " Ohh... kamu terima aja terus kasih ke anak – anak ya soalnya biasanya mereka juga yang makan.. sama bilangin ke anak – anak mungkin ini kiriman makan siang untuk mereka yang terakhir dari Salsa"

Billar : " Makasih ya Sa untuk makan siangnya.. anak – anak sih bilangnya suka sama masakan kamu. Ohh iya lupa.. kenalin.. ini Dinda, Calon istri aku, kamu belum kenalkan ?"

Dinda kemudian mengajak berjabat tangan Salsa dan berpamitan ke belakang untuk memberikan makanan kepada anak – anak.

Salsa yang saat itu merasa sangat malu kemudian keluar kantor tanpa keluar sepatah katapun.

Billar yang merasa puas kemudian kembali menuju ruangannya.

Di Ujung PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang