Pagi itu di Rumah Dinda

860 98 7
                                    

Hari ini jadwal Billar dan Dinda adalah mengambil Undangan pernikahan mereka yang sudah jadi. Pagi itu sebelum menjemput Dinda, ada sedikit obrolan kecil dengan Papanya di meja makan.

Papa : " Gimana semua persiapan udah aman ?"

Billar : " Aman Pah... , hari ini mau ambil undangannya.. ini mau jemput Dinda dulu"

Papa : " Syukur kalo gitu ... semua keluarga yang dari luar kota datang sebelum acara pengajian ..."

Billar : " Iya Pah.. semoga semuanya berjalan lancar.. makin mendekati hari H Billar kenapa makin deg-deg an ya Pah ..."

Papa : " Wajar.. Papa dulu juga gitu waktu nikahin Mama kamu.. jauh - jauh hari udah Papa hafalin tuh ucapan ijab qobulnya.. "

Billar : " Tapi pas hari H gak sampe ngulang kan Pah ??" ledek Billar

Papa : " Lancar dong satu tarikan nafas.. Ya udah kamu berangkat dulu kasian Dinda nanti kalo nunggu lama"

Billar : " Ya udah Billar berangkat dulu ya Pah ... Assalamualaikum "

Papa : " Waalaikumsalam .. hati - hati dijalan ..."

Dalam perjalanan Billar mencoba menghubungi Dinda namun tidak ada jawaban.

" Kemana ya.. kok dari tadi di telfon gak diangkat.. di whatsapp juga gak dibales ..." 

Tak berselang lama Billar sampai di rumah Dinda. Di teras depan sudah ada Mami yang sedang menikmati teh hangat ditemani dengan cemilan.

Billar : " Assalamualaikum Mamiku yang cantiiikk ..." Ucap Billar dengan penuh semangat saat berjalan menuju Teras

Mami : " Waalaikumsalam Anak Mantu tante yang paling ganteng .... "

Billar : " Syahdu ya Mi, Pagi - pagi gini ngeteh ditemenin cemilan"

Mami : " Udah berumur mau ngapain lagi kalo gak menikmati hidup kan ..."

Billar : " Bener tuh Mi .. Dinda ada Mi ?"

Mami : " Coba kamu ketuk Pintu kamarnya, daritadi dia Mami bangunin susah ..."

Billar : " Masih tidur Mi ?"

Mami : " Iya.. semaleman begadang nonton apa itu mami gak paham ... tadi pagi bangun sholat subuh ..  eehhh tidur lagi dia"

Billar kemudian meminta ijin untuk masuk membangunkan Dinda. Billar mencoba mengetuk Pintu kamar Dinda beberapa kali namun tidak ada jawaban. Billar kemudian kembali lagi ke teras depan.

Mami : " Gimana udah bangun ?"

Billar : " Gak ada respon Mi .. masih nyenyak mungkin ..."

Mami : " Ya Udah kamu duduk dulu aja , Mami bikinin teh.. gak buru - buru kan ? kita lihat dia mau bangun jam berapa "

Billar : " Iya Mi .. gak buru - buru kok.. "

Mami kemudian masuk ke dalam rumah untuk membuatkan Billar secangkir teh manis.

Mami : " Nih diminum dulu Tehnya .."

Billar  : " Iya Mi, makasih ya Mi ..."

di dalam kamar Dinda sepertinya sudah mulai terbangun dari tidur cantiknya..

" Mi ..... Mi ...." Ucap Dinda memanggil Mami namun tak ada jawaban

" Kemana Mami ya pagi - pagi gini udah ilang aja ..." 

Dinda kemudian berjalan menuju teras depan masih menggunakan Piyama Tidur dan belum cuci muka, hanya rambutnya saja yang rapi telah diikat jedai.

Dari dalam dia melihat Mami duduk di teras, namun sepertinya dia tidak melihat jika ada Billar juga di teras itu karena tertutupi dengan Pintu.

Sampai di depan pintu dia kemudian menarik tangannya ke atas sambil memejamkan..

" Mi.. ngantuk ...."

Dia belum menyadari ada Billar disitu. hingga saat dia membuka mata dan tersadar ternyata ada yang sedang duduk menunggunya.

Dinda : " Astaghfirullah ..."

Dinda berteriak dan kemudian lari kembali masuk ke dalam kamar ...

Billar dan Mami yang melihat tingkah Dinda tak kuat menahan tawa.

tak berselang lama handphone Billar berbunyi ternyata panggilan telefon dari Dinda.

Dinda : "Dateng gak bilang - bilang ..."

Billar : " Yee.. kamunya tidur gak bangun - bangun, coba tanya mami udah bangunin kamu berapa kali, tadi aku ketuk pintu kamar kamu juga gak bangun - bangun ..."

Dinda : " Hmmmm. Ya udah aku mandi dulu.. tunggu bentar ya .."

Billar : " Iya.. udah bukan bentar lagi ini tadi nunggunya.. udah habis teh 1 cangkir mau otw 2 cangkir ..."

Dinda kemudian menutup teleponnya dan beranjak untuk mandi.







Di Ujung PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang