LOLIPOP 10 ✔️

82 16 0
                                    

Cewek itu datang-datang memeluk Fahri dari belakang, karena badannya terus menyondong ke depan, yang membuat Fahri keberatan. Hampir saja wajah Fahri masuk ke dalam mangkok mi beceknya. Acha yang melihat itu langsung menyimpulkan kalau cewek itu pasti pacar Fahri.

Fahri langsung menyiku perut cewek yang baru datang itu, "Berat, oik" keluh Fahri. Cewek itu hanya ketawa sambil memegang perutnya yang habis di siku oleh Fahri, ia duduk di samping Fahri dengan menyempil.

"Ini, Ri. Anaknya?" tanya cewek itu, meneliti Acha dengan seksama. Acha yang merasa di lihat secara intens, ia risih dan salting.

"Pandai juga lo carinya." Cewek itu menyenggol bahu Fahri dengan kuat, sampai teman Fahri yang di ujung terjatuh karena senggolan dari cewek itu.

"Sara! Lo nggak bisa apa datang-datang nggak rusuh," ujar Fahri dengan kesal. Cewek itu tertawa lagi.

"Nggak rusuh bukan Sara namanya," ucap cewek yang baru datang itu, ia bernama Sara. Acha masih diam sambil sesekali memakan mi nya. Acha berkutik dengan pikirannya, ternyata ada cewek yang lebih onar darinya.

Dari ia melihat penampilan Sara dari jauh dengan baju di keluarkan, gelang hitam di tangan kirinya yang lumayan banyak, sepatu yang warna-warni, dan riasan make up di wajahnya. Benar-benar melawan aturan semuanya, Acha begitu salut dengan cewek di samping Fahri ini.

"Hei, kok melamun," Sara melanyangkan tangannya di depan Acha, Acha tersentak kaget.

"Oya gue Sara, lo Acha kan?" ucap Sara menjulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Acha. Acha membalas juluran Sara, "Gue Acha," ucap Acha sambil tersenyum. Fahri yang berada di depan Acha terdiam, ia terdiam karena melihat senyum Acha yang begitu manis sekali.

"Cha, kita ke kursi sana yuk." Acha mengangguk, ia berdiri dari tempat duduknya. Untung saja ia sudah selesai makan. "Dada Fahriku," ujar Sara menarik rambut Fahri sebelum pergi.

"Bu Jam, mi becek satu!" teriak Sara dengan suara cemprengnya memesan makanan dengan Bu Jami. Selama menungu Sara melihat wajah Acha lagi. Acha yang merasa di lihat-lihat seperti itu, ia pun mulai membuka suara.

"Kenapa?" tanya Acha yang masih bingung kenapa Sara melihatnya begitu betul.

"Apanya?" jawab Sara kembali bertanya kepada Acha.

"Lo liat gue segitunya."

"Oh itu, gue cuman senang aja ada teman gue akhirnya di sini. Biasanya gue di sini cewek sendiri, eh berdua deh dengan Bu Jam satu," ujar Sara meletakkan tangannya di dagu nya sebagai sandaran kepalanya.

"Haaa, akhirnya Fahri menepati janjinya sama gue. Bawa teman untuk gue di sini," ucap Sara begitu senang melihat kehadiran Acha.

"Salut gue sama lo Cha. Gue kenal lo dari fahri yang udah ngikuti lo pas pertama kali lo masuk ke sekolah ini." Acha bingung. Fahri mengikuti dia selama ini? Apa dia cowok yang ia lihat pengang kamera itu?

Acha melihat ke arah Fahri yang membelakangi dirinya. Sara melihat tingkah Acha termenung ke depan, ia pun ikut menoleh kebelakang. Tiga kali sara memangil Acha agar Acha sadar dan tidak melamun lagi.

"Ha, apa?" uja Acha tersadar dari lamunannya.

"Kenapa segitunya lo lihat Fahri?" tanya Sara, ia menampilkan wajah menggoda kepada Acha. Acha yang melihat itu ia kalang kabut, ia takut Sara akan salah paham dengannya.

"Oh itu gak ada. Lanjut ceritanya," ujar Acha mencoba menetralkan keadaan. Dia tidak mau terjebak oleh pikiran negatif Sara.

"Iya lo kan anak baru, tapi sudah tenar aja di sekolah ini. Lo di omongi tu di mana-mana sama siswa-siswi Dharma."

"Lah emangnya gue ngapain sampai di omongin kayak gitu?"

"Ya atas kedengilan lo lah. Baru masuk sekolah sudah di hukum aja. Di sekolah ini jarang banget yang seperti itu, Cha. Dan lo juga ada di ig SMA Dharma." Acha masih belum ngerti dengan ara bicara Sara. "mau lihat?" Acha menganggukkan kepalanya.

Saat sara mengeluarkan hpnya, mi pesanannya datang tapi bukan Bu Jami yang membawanya malahan seorang cowok salah satu temannya Fahri.

"Thanks you, Beb," ucap sara. Acha bingung sebenarnya siapa sih pacar Sara sebenarnya? Kenapa ia mudah sekali membilang kata 'Sayang' dengan teman-temannya.

"Oya Cha, kenalin ini pacar gue, namanya Rama." Cowok itu menjulurkan tangannya ke arah Acha, Acha menyambutnya dengan ramah.

Rama duduk di antara mereka berdua, Rama dan Sara mengobrol berdua. Gara-gara kehadiran Rama, Acha tidak tahu info apa yang mau di tunjukan oleh Sara kepadannya. Jika ia menyela obrolan mereka, menurutnya itu akan kurang sopan, karena acha masih baru juga di sana.

Tangan Acha di tarik oleh Fahri dengan tiba-tiba, "gue balik ke kelas ya, dengan Acha."

***

Fahri dan Acha saling diam selama berjalan menuju ke kelas. Fahri yang berjalan di belakang Acha ia merasa bingung harus bagaimana. Kenapa juga tadi ia hanya menarik Acha untuk balik ke kelas dengannya. Padahal tadi ia hanya merasa kasian sama Acha yang diam di antara Sara dan Ram, makanya ia mengajak Acha pergi untuk menghilangkan bosan di sana. Fahri tahu walau Acha cewek yang asyik, tapi ia pasti akan susah juga untuk beradaptasi dengan orang baru.

Acha yang berjalan duluan, ia berada di depan Fahri. Merasa canggung dengan Fahri. Padahal mereka berdua bar-bar, tapi kenapa bisa mereka dalam situasi seperti ini.

Acha terkejut mendengar erakan Fahri di belakang. Acha memberhentikan langkahnya, dan menoleh ke belakang.

"Kenapa lo?" tanya Acha memastikan keadaan Fahri baik-baik saja.

"Eh, nggak ada. Lagi kesal aja gue sama seseorang," ucap Fahri berjalan duluan. Acha yang penasaran ia berlari untuk menyamakan langkah nya dengan Fahri.

"Siapa?" tanya Acha dengan kepo. Saat Fahri ingin membuka suara, mereka mendengar seseorang dari belakang memanggil Acha, "Acha!" Fahri menutup kembali mulutnya. Fahri melihat seorang cowok berjalan santai ke arah mereka. Siapa lagi kalau bukan Sastria.

"Gue duluan ya." Acha mengangguk, Fahri masuk ke dalam kelas duluan. Kelas yang dalam keadaan ribut, karena guru yang ngajar di jam sekarang tidak hadir, dan itu Fahri mengetahuinya, makanya ia berani mengajak acha untuk cabut.

Sastria berlari ke arah Acha, "Darimana?" tanyanya.

"Luar," jawab acha dengan entang. Ia duduk di kursi panjang di depan kelasnya.

"Dengan cowok itu?" Acha mengangguk. Benar hal kebetulan sekali Sastria yang keluar dari toilet melihat Acha jalan di koridor dengan seorang cowok.

Dengan rasa penasaran, ia memberanikan diri untuk memanggil Acha. Sempat terjadi adu pandang antar, Fahri dan Sastria. Tapi fahri yang menyadari ekspresi Acha yang begitu gembira, ia memilih masuk ke dalam kelas untuk tidur daripada mendengar dua insan itu berbicara.

"Oya, Ya. Nanti pulang sekolah, jalan yuk. Cari senja. Udah lama kayaknya kita nggak jalan sore."

"Senja di cari, noh di kelas gue ada namanya Senja. Tak payah lo cari-cari lagi."

"Aya gue serius!" Acha memukul pelan bahu Sastria.

"Iya, iya. Nanti jalan, gue ke kelas dulu ya."

"Belajar lo, usah bolos lagi." Sastria mengelus kepala Acha sebelum ia pergi ke kelasnya.

LOLIPOP [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang