LOLIPOP 21 ✔️

55 10 0
                                    

Fahri yang baru saja keluar dari kamar mandi, ia melihat seorang cowok turun dari tangga yang mengarah ke roof top dengan buru-buru. Ia merasa aneh, padahal di sana tadi hanya dirinya, Acha dan Sara yang berada di sana. Fahri tidak bisa melihat wajah cowok itu, karena cowok itu membelakangi Fahri dan jarak diantara mereka berdua jauh juga.

Fahri masuk ke dalam kelas, melihat wajah Acha yang sedikit pucat. Fahri yang ingin bertanya tentang keadaan Acha. Pak bot langsung masuk ke dalam kelas mereka dengan suara khas bataknya.

"Fahri." Fahri membalikan badannya ke arah Pak Bot yang berdiri di sisi mejanya.

"Kenapa kamu masih berdiri? Duduk!" Fahri mematuhi perintah pak bot. Hanya dengan pak bot ajalah anak kelas XII Ips 3 lengkap. Guru yang begitu killer itu, tidak segan-segan memberi nilai rendah untuk anak yang bermasalah dengannya dan itu tidak ada toleransinya.

Fahri yang anak degil saja takut dengan itu apalagi anak yang cupu. Bah, kalau mereka sak kencing, pasti mereka menahannya dan tidak mau permisi dengan pak bot. Karena pak bot hanya akan memberi jatah izin untuk pergi ke toilet 3 kali dalam setahun. Dan itupun ada pengurangan nilai juga.

Benar-benar pak bot guru yang perhitungan sekali.

***

Bel pulang berbunyi, Acha langsung mengarah keparkiran. Ia menunggu Sastria di dalam mobil saja. Sastria yang sudah selesai pelajarannya, ia ke kelas Acha. Tetapi karena kelas Acha telah sepi. Sastria memutuskan langsung ke parkiran. Sastria masuk dengan suara mengeluh. Ia begitu capek dengan hari ini, hari yang benar-benar berat sekali, harus menghafal rumus-rumus fisika dan mengerjakan soal 30 fisika.

Sastria melihat acha yang diam sedari tadi, padahal ia tahu pasti kalau Acha tidak suka kesunyian tapi kali ini benar-benar berbeda.

"Kenapa lo, Cha?" Acha hanya menggeleng saja.

"Oya nanti malam keluar yuk. Jalan ke taman, suntuk banget gue di rumah. Sekali gue mau refreshing otak gue ni. Gara-gara tadi belajar fisika." Acha membalas ucapan Sastria dengan berdeham.

"Udah sampai, gue langsung pulang ya." Sastria mengambil tasnya yang berada di kursi belakang. Ia keluar dan berdiri di depan rumahnya. Mobil Acha langsugn melesat pergi begitu saja.

***

Sudah dua puluh menit dari bel pulang berbunyi, Acha tidak datang-datang juga. Padahal dari kelasnya ke ruang Osis tidak jauh amat-amat. Chiko beres-beres keluar dari ruang osis. Tidak lupa ia mengunci ruangan itu. Chiko melihat suasana sekolah sudah sepi. Chiko melihat hp Acha di genggamannya, hanya tersenyum masam.

Chiko menyimpa ponsel itu ke dalam saku celananya. Saat chiko ingin mengunakan helmnya, ia mendapat telepon dari seseorang.

"Hallo."

"..."

"Ok, gue segera ke sana."

***

"Kenapa dia?" tanya Chiko kepada seorang cewek yang berpakaian kantoran.

"Biasa lah. Mabuk lagi tu anak," jawab cewek itu. Arah pandangnya kepada cewek yang sedang duduk dengan racau-racau tak nentu, akibat dari al kohol yang ia minum.

"Udah lo ajak pulang?"

"Sudah tapi tetap nggak mau dia."

"Yaudah Biarin aja."

"Gila lo. Kalau dia kenapa-napa gimana?"

"Nggak ada yang berani dengan dia, dia pemilik club ini."

"Tapi kan..." ucap cewek itu di potong langsung oleh Chiko.

"Suruh aja orang ngawasi dia, kalau nggak lo sebagai assisten pribadinya," ucap Chiko pergi langsung dari sana. Ia malas membantu cewek itu, karena itu bukan tugas dia.

"Tau gitu. Ngapain gue telepon lo." gerutu cewek itu. Ia menyesal telah membuang waktu telepon Chiko untuk membantunya, membawa sahahat atau bisa di bilang atasannya yang lagi mabuk.

Cewek itu menghentakkan kakinya mengarah cewek yang lagi mabuk berat itu.

"Sa, ayo pulang."

"Lo pulang aja, gue mau nikamti party dulu," ucap cewek berpakaian agak mini itu sambil mengangkat gelas yang berisi al kohol.

"Serah lo deh. Ni kartu nama gue, kalau ada apa telepon gue. Semoga lo nggak mabuk berat." Cewek itu pergi dari club. Ia menyuruh bodyguard sahabatnya itu untuk menjaga sahabatnya dari jauh.

LOLIPOP [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang