Ujian telah tiba, akhir-akhir ini Acha sudah tidak terlambat lagi. Bel masuk pun juga berbunyi, kini Acha mendapatkan tempat duduk di paling depan tapi tetap sama Fahri duduk di sampingnya. Karena mereka di rolling yang depan pindah ke belakang begitupun sebaliknya.
Kertas ujian sudah di bagikan. Acha fokus mengejarkan soal-soal di kertas ujiannya. Ia fokus sekali membaca soal-soal itu. Sepuluh menit berlalu, Acha masih fokus dan belum ada tanda-tanda dirinya untuk menoleh meminta jawaban kepada teman-temannya.
Sampai di menit-menit sisa sepuluh menit sebelum waktu habis, barulah Acha memanggil kunci jawabannya.
"Fahri" panggil Acha dengan pelan, Fahri pun menoleh. Ia sudah menahan tawanya, ia kira Acha bisa mengerjakannya tetapi ia salah, Acha hanya membaca biar guru pengawas tidak curiga kepadanya.
Fahri pun memberi kertas jawabannya ke Acha, Acha dengan cepat menyalin jawaban Fahri tanpa ia periksa lagi benar atau salahnya.
Belpun berbunyi, Acha merengangkan bahu nya yang merasa pegal karena duduk diam sedari tadi. Ia minta tolong dengan teman lainnya untuk mengantarkan kertas jawabannya ke depan.
***
"Gue kira lo udah pintar, Cha. Karena gue lihat selama ujian lo tu diam aja," ucap Fahri sambil tertawa kecil karena kejadian tadi masih terbayang di otaknya.
"Gue akting, je. Udah coba fokus sih, dan ngerjain, tapi gak ada yang dapat."
"Makanya belajar tu jangan pas ujian aja."
"Macam lo tidak." Semuanya tertawa bahagia di warung Bu Jam. Ujian pertama telah selesai, masih lima hari lagi untuk ia berjuang agar nilainya meningikat.
***
Chiko datang ke warung Bu Jam dengans seorang diri. Semua murid yang ada di sana khawatir dengan kehadiran Chiko. Mereka pikir Chiko akan mengadakan razia dadakan. Teman teman Fahri sudah bersiap-siap ingin pergi dari sana, tapi saat Chiko memanggil Acha, mereka semua kembali duduk. Acha menoleh ke arah tempat Chiko berdiri yang tidak jauh darinya. Acha yang malas berjumpa dengan Chiko, ia berdiri dan ingin pergi dari sana. Ia tahu kalau Chiko akan membahas masalah itu lagi. Tetapi kecepatan gerak Acha terkalahkan dengan Chiko, Chiko sudah menahan tangan Acha dan membawa Acha menjauh dari sana.
"Cha percaya sama gue, bukan gue pelakunya."
"Bisa nggak bahasnya nanti? Gue lagi malas bahas begituan."
"Cha gue nggak mau musuhan sama lo lagi, baru juga kemaren kita baikan masa iya sudah musuhan lagi."
"Lo buktikan kalau itu beneran bukan lo pelakunya, kita baikan. Tapi mohon bahasnya jangan sekarang. Gue mau fokus dengan ujiain ini." Chiko terdiam. Ia yakin secepatnya ia akan membongkar niat busuk Ara di depan semuanya. Tetapi Ara juga pintar, ia sangat pandai bermain main dengan ini.
"Oke deal." Acha memberi kode ke Chiko untuk pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOLIPOP [END]
Genç Kurgu'Dari keinginan, berubah menjadi keposesifan. Dari keinsengan, berubah menjadi kebiasaan.' Sabila Anastasya - Acha, cewek yang mempunyai senyum manis, semanis lolipop itu. Menjadi siswi baru yang begitu onar di SMA Dharma. Tidak ada kejadian yang ti...