LOLIPOP 44 ✔️

20 6 0
                                    

          Semenjak kejadian tadi sore, Acha mengurung diri di kamarnya. Ia berasa ternodai oleh gambar yang tersebar itu. Tubuhnya merinding membayangkan foto dirinya yang masih ada di instagram sekolah. Ia takut kalau saudaranya dan keluarganya melihat foto itu bisa menimbulkan kesalahpahaman yang begitu besar. Acha terus mengamati hp nya, menunggu sampai ia di acc oleh pemilik akun instagram sekolahnya.

Acha meliukkan tubuhnya seperti ulat bulu yang melindungi tubuhnya. Wajahnya sudah pucat karena semenjak siang ia belum makan. Acha ngantuk tetapi ia terlalu takut untuk memejamkan matanya, jika ia memejamkan matanya ia akan terbayang lagi foto-foto itu.

Besok gue sekolah gak ya? gumam Acha pada dirinya sendiri.

Ia terlalu takut untuk menampakkan dirinya di sekolah lagi.

Suara ketukan pintu terdengar olehnya, lamunan Acha buyar. Ia langsung berteriak kepada orang yang berada di luar.

"Siapa?"

"Mama Cha, keluar kamu itu ada tamu."

"Siapa ma?"

"Sastria."

"Ngapain tu anak?" Acha cepat-cepat turun dari tempat tidurnya. Ia mengelap sisa air matanya di pipi. Baru membuka pintu kamarnya.

"Papa mana, Ma?"

"Papa mu masih di kantor. Lembur dia. besok pagi baru pulang."

"Suruh Aya naik Ma. Acha lagi malas keluar kamar." Rachel mengangguk, ia pun turun kebawah memanggil sastria untuk langsung naik atas saja.

Acha menutup pintunya langsung, dan menyalakan lampu kamarnya yang tadinya terlihat gelap. Ia memakai bedak sedikit, agar bekas nangisnya tidak nampak oleh sahabatnya itu.

Acha menengok ke pintu yang di buka Sastria, melihat Sastria masuk ke kamarnya dengan pakaian yang begitu rapi sekali.

"Lo mau kemana, rapi benar?" tanya Acha.

"Tadi gue mau jalan sama orang. Tapi gue teringat keadaan lo kayak gini, yaudah gue batalin dan milih kesini."

"Cewek?"

"Yoi. Nanti gue kenalin ke lo deh," ujar Sastria menutup sedikit pintu kamar Acha.

"Gimana keadaan lo? Kalau mau nangis, nangis aja usah sok malu lo sama gue."

"Ya kayak gini lah. Merasa kek depresi gue, Ya. Malu banget malu."

"Ua allah Cha. Jangan depresian lah, gila baru tau lo nanti."

"Ya gimana, setiap orang yang pasti mendapatkan musibah kayak gitu pasti depresi lah dia."

"Dari pada lo depresi nantinya berujung gila. Baik kita main game, lo ada game apa?"

"PS 2 gue adanya."

"4 kek Cha."

"Gue cewek Ya, nggak hobi."

"Ya udah kuy main."

Selama Sastria mempersiapkan alat-alat game mereka, Acha melihat hp Sastria yang bergetar di tempat tidurnya dan menampilkan nama Sharon.

"Ya, hp lo bunyi ada telepon tu," ucap Acha memberitahu kepada Sastria.

Acha turun dari tempat tidurnya, ia mengantikan Sastria menyiapkan alat PS nya. Acha melihat Sastria berjalan ke arah balkon kamarnya.

"Gitu tu katanya mau hibur gue, tapi dapat telepon dari cewek langsung pergi. Dasar cowok!"

***

Sepuluh menit Acha menunggu Sastria selesai nelepon, akhirnya mereka bisa bermain game sampai larut malam. Untung saja Akbar tidak berada di rumah, jika ada Sastria pasti dalam masalah.

Selesai bermain Sastria langsung pulang ke rumahnya, ia berganti pakaiannya dengan kaos oblong dan celana pendek agar ia tidak gerah saat tidur. Sastria meraba saku celana yang ia pakai tadi, ia lupa memberi surat yang ia bawa tadi. Padahal niat awalnya adalah memberitahu kalau dirinya mendapatkan beasiswa di luar negeri.

Sastria memukul-mukul kepalanya dengan surat itu.

"Bodoh, bodoh, bodoh."

"Oke besok lo harus ingat!" Sastria memasukkan surat itu ke dalam tasnya. Agar ia tidak lupa membawanya besok.

***

LOLIPOP [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang