LOLIPOP 37 ✔️

26 8 0
                                    

          Acha sedang duduk di sofa ruang tamunya. Ia memainkan hp nya yang baru saja kembali ke tangannya. ia sangat merindukan hp itu, berbagai sosial media ia buka untuk mengstalking apa yang ia pengen. Teringat dengan salah satu akun sosial media yang dari dulu ia penasaran, yaitu akun instagram sekolahannya. Acha mengetik nama sekolah di pencarian, hasilnya tetap sama belum ada konfirmasi dari pemilik akun.

"Ni akun, masih hidup atau nggak sih. Sombong amat, nggak mau Acc gue," gerutu Acha pada hp nya. Acha mematikan hp nya, dan memilih menonton film kesukaannya. Malam ini ia akan begadang, terlebih ia jarang mendapat waktu seperti ini dan kebetulan sekali orang tua Acha sedang pergi.

"Non, nggak tidur?" Acha menengok ke belakang, ternyata pembantunya.

"Bentar lagi, Bi. Lagi seru filmnya," ucap Acha melanjuti kegiatan nontonnya.

"Tapi ini sudah jam satu malam, Non. Besok kan non sekolah."

"Nggak papa, Bi. Jarang-jarang Acha dapat waktu kayak gini, lagian kan Papa dan mama lagi pergi, Bi." Bi Nah mengangguk dan permisi kepada Acha untuk pergi ke kamarnya.

Acha ketawa riang saat melihat adegan lucu di layar televisinya. Acha mengambil gelas di atas mejanya. Ia meminum air di dalam gelas itu, tetapi Acha masih kehausan. Acha memanggil Bi Nah tetapi tidak ada sautan dari pembantunya itu. Acha berdiri pergi ke dapur untuk mengambil air. Saat Acha sedang menunggu airnya penuh di gelasnya, ia mendengar samar-samar suara pembantunya seperti sedang mengobrol dengan seseorang.

Acha meletakkan gelasnya di atas meja, dan pergi ke kamar pembantunya dengan perlahan.

"Baik, saya segera mendapatkan dokumen itu," ujar Bi Nah pada seseorang di teleponnya.

"Dokumen? Dokumen apa yang Bibi maksud," gumam Acha pada dirinya. Ia merasa curiga dengan pembantu barunya itu.

"Bi, Bibi teleponan dengan siapa?" tanya Acha. Ia keluar dari persembunyiannya saat tidak mendengar lagi pembantunya berbicara.

"Non, Acha. Kok bisa di sini?"

"Tadi Acha isi air minum."

"Kok nggak manggil saya?"

"Sudah, Bi. Tapi Bibi nggak dengar."

"Maaf Non."

"Nggap papa, Bi. Tapi Bibi tadi telepon siapa? Dan dokumen apa yang Bibi maksud?" tanya Acha to the point. Acha melihat pembantunya itu diam sebentar.

"Itu Non tadi Tuan telepon saya untuk menyiapkan dokumen kerjanya besok."

"Papa?" Bi Nah mengangguk. Acha mengerutkan keningnya. Ia tersenyum dengan pembantunya dan pergi ke depan.

Acha benar-benar merasa aneh, tidak biasanya papanya meminta tolong bantuan orang lain untuk membereskan dokumen kerjanya. Jangankan orang lain, keluarganya saja bisa di hitung jari untuk masuk ke ruang kerjanya. Acha bingung harus percaya dengan siapa saat ini.

Berarti papa lebih percaya dengan pembantu ini, daripada gue? Batin Acha.

***

Jam weker telah berbunyi tiga kali. Tetapi Acha tetap masih bermalas-malasan di tempat tidurnya. Ia sangat ngantuk sekali, untuk bergerak ke kamar mandi saja ia malas, apalagi pergi ke sekolah.

Acha mendengar ketukan pintu kamarnya berkali-kali. Tetap saja Acha tidak bergerak dari tempat tidurnya. Ia malah meletakkan bantal satunya di atas kepalanya untuk merendam suara kebisingan di luar sana.

"Non." Acha terkejut mendengar suara pembantunya dekat dengannya. Acha menyingkirkan batal dari kepalanya, melihat pembantunya tepat di sampingnya.

"Bibi, kok bisa masuk ke kamar Acha?"

"Kunci cadangan, Non," ujar Bi Nah menunjukkan kunci di tangannya. Acha mengusap wajah kusutnya itu.

"Non ini udah jam tujuh lewat, Non nggak sekolah?"

"Bentar lagi," ucap Acha membaringkan lagi badannya.

"Tapi tadi tuan nanya non."

"Papa? Udah pulang?"

"Sudah non jam 6 tadi. Tapi nyonya masih di rumah sakit, di rawat."

"Ya udah, ya udah Acha bangun ni." Bi Nah mengangguk dan pamit ke dapur menyiapkan sarapan untuk Acha.

LOLIPOP [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang