LOLIPOP 17 ✔️

58 13 1
                                    

Gara gara Acha menangis semalaman, dirinya terlambat ke sekolah. Acha cepat-cepat keluar dari kamarnya, dengan mandi seadanya dan baju yang tidak sempat ia masukan. Acha menuruni anak tangan sambil memasang sepatu sekolah.

"Ma, Acha pergi dulu." Acha berlari ke arah mobil yang sudah terparkir rapi dan di panaskan oleh satpam di rumahnya. Acha menyetir dengan fokus, sesekali ia melihat ke jam tangan nya.

"Astaga, telat 10 menit gue." Acha menambahkan kelajuan mobilnya.

***

Acha yang berjalan kaki ke sekolahnya. Karena mobilnya ia parkir di rumah orang. Ia tidak mau repot-repot memikirkan gimana cara ia bisa masuk kesana tanpa ketahuan. Jika mobilnya terparkir di depan gerbang, dan dirinya sudah berada di dalam sekolah. Itu pasti membuat pihak sekolah memanggil namanya lagi.

"Astaga, pakai acara ada osis pulak." Acha memberhentikan langkahnya. Ia mencoba berpikir bagaimana caranya ia bisa masuk tanpa di ketahui oleh anak osis.

Beberapa lama Acha berpikir, ujung-ujungnya ia akan ikut berdiri di luar gerbang sekolahnya.

"Suit...suit... Aya," panggil Acha pelan kepada Sastria yang berdiri tidak jauh darinya.

"Woi Aya tongek," panggil Acha yang ke dua kali.

"Aya... Aya.. Aya..." panggil Acha bertubi-tubi dan Sastria tidak bergerak untuk melihat dirinya. Orang-orang yang berada di sana pada melihat ke arah Acha. itu membuat seorang Acha bertambah kesal.

"MUHAMMAD SASTRIA PRASAJA!" Keluar sudah suara 10 oktafnya Acha, yang membuat siswa-siswi di sana terkejut mendengar suara jelmaan itu.

Sastria berdiri tegap di dalam halaman sekolahnya. Ia sebenarnya mendengar panggilan Acha yang berkali-kali itu. Tetapi ia sengaja mengabaikannya, karena ada dua alasan yang pertama ia marah besar dengan Acha, lebih tepatnya kelakuan Acha yang semalam. Karena Sastria mendapat laporan dari teman-temannya kalau Acha barusan melakukan bullying dan yang kedua ini adalah tugasnya dan tanggung jawabnya sebagai anak Osis yang mengurus anak terlambat, jika ia mendengar Acha dan membantu Acha untuk terbebas dari hukuman itu bisa membuat orang lain berpikiran kalau dirnya berlaku tidak adil. Dan ia tidak mau mencoret nama baiknya di gosip sana sini yang tidak baik-baik.

Acha yang melihat Sastria tetap diam dan tidak bergerak sama sekali, ia hanya bisa menepuk pintu gerbang itu dan pergi duduk di tempat perkumpulan siswa-siswi yang bernasib sama dengannya.

Sesuai dengan arahan dari ketua Osis, karena waktu yang di beri sudah habis juga. Gerbang sekolah di buka oleh siswi berambut panjang, dan siswa-siswi yang terlambat berjejer rapi untuk masuk ke dalam. Mereka-mereka yang degil, yang ingin kabur darisana tidak akan bisa karena anak Osis sudah berjaga dengan ketat.

"Yang teratur, jangan ada yang kabur," ucap siswi tersebut.

Acha ikut berbaris mengantri namanya di catat oleh cewek berambut sebahu, yang memakai seragam Osis itu.

"Nama lo?" tanya cewek rambut sebahu itu. Siap-siap tangannya mencatat nama Acha di buku hitam sekolah.

"Sabila Anastasya," jawab Acha dengan ketus.

"Cari yang namanya Chiko, lo minta hukuman sama dia." Ini memang sudah tradisi SMA Dharma. jika mereka terlambat nama mereka akan di catat dan tugas anak Osis lah yang membagikan hukuman apa yang pantas untuk manusia yang kurang di siplin itu, dengan orang yang berbeda-beda.

Acha langsung pergi darisana tanpa berucap apa pun dengan cewek itu. Acha sebenarnya tidak tahu siapa dari mereka yang namanya Chiko. Acha menepuk bahu seseorang yang membelakanginya.

"Yang namanya Chiko mana si orangnya?" tanya Acha yang mentenderkan tangannya di bahu orang itu. Tidak ada respon dari orang tu, Acha melihat ke samping, terkejut dengan tatapan tajam cowok itu.

"Ah shit. Lo lagi lo lagi." Acha menjauh sedikit dari cowok itu. Acha menurunkan matanya ke arah name tag cowok itu.

"Achiko Pramesthu," Acha terkejut membaca name tag cowok itu.

"Anjir, kenapa gue baru tahu nama ni cowok Chiko. Astaga Acha lo bego banget sih." Acha menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu. ia merasa seperti orang bodoh sekali. Kalau cowok resek itu yang bernama Chiko, tapi ia akan meminta untuk di ganti orang yang akan menghukum dirinya.

Acha mendapat hukuman dari Chiko membersihkan lapangan bagian belakang, mau tidak mau Acha harus menerima risiko ini.

Acha berjalan sambil memegang sapu lidi yang ada di tangannya, selama dalam perjalanan ke lapangan dirinya di pandang oleh murid-murid lain yang kebutuhan berlawan arah dengannya.

Ya murid-murid tersebut melihat mata bengkak Acha yang hasil perjuangannangisnya semalaman. Acha yang sebenarnya ingin memakai masker kesekolah untuk menutupi mata bengkak nya, tetapi itu semua rencana yang ia buattadi pagi tidak terlaksanakan oleh nya akibat ia bangun kesiangan.

LOLIPOP [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang