"Gimana, Dok?" tanya Sastria berdiri dari duduk nya saat melihat seorang Dokter keluar dari ruangan setelah memeriksa cewek itu.
"Alhamdulillah pasien tidak ada luka yang serius. Mungkin kita kasih waktu untuk dia sadarkan diri, baru bisa kalian bawa pulang." Acha dan Sastria duduk dengan lega. Akhirnya ia tidak sampai ke tangan hukum untuk ke jadian ini.
"Ya, lo nggak hubungi nyokap bokap gue kan?" tanya Acha dengan was-was. Ia takut kalau Sastria tadi memberi tahu kejadian ini kepada orang tuanya. Jika benar ia Sastria memberi tahu, pasti ia akan habis saat sampai di rumah nanti.
"Ya tidaklah, gila lo. Kalau gue kasih tahu, gue juga yang kenak nanti."
"Oh baguslah. Ya kan gue takut, nanti kenak marah dan nggak boleh lagi bawa mobil."
Acha berjalan masuk ke dalam ruangan tempat cewek itu istirahat sebentar. Ia melihat cewek itu mengerakkan tangannya. Sastria yang baru ke dalam, langsung kenak tarik oleh Acha agar mendekat ke cewek itu.
"Ngeh..." erakan cewek itu, terbangun dari pingsannya. Ia mengerakkan tangannya untuk memegang kepalanya yang begitu pusing sekali.
"Hai," sapa Acha saat mata cewek itu terbuka dan melihat Acha dan Sastria berdiri di sampingnya. Acha membantu cewek itu untuk duduk.
"Gue di mana?" tanya cewek itu dengan heran, ia melihat sekelilingnya seperti di rumah sakit.
"Lo di Puskesmas, tadi kami yang bawa lo ke sini," jelas Acha ke cewek itu, Acha mencoba bersikap ramah dengan cewek tersebut.
"Hmm, sorry ya. Gue udah buat lo pingsan tadi," ucap Acha bersalah, memegang tangan cewek itu. Cewek itu mengadu kesakitan lagi di kepalanya, itu teringat kejadian tadi yang menimpa pada dirinya yang hampir saja mati.
Acha langsung menyuruh Sastria untuk memanggil Dokter. Dokter datang dan langsung periksa cewek itu lagi.
"Dia tidak kenapa -napa, cuman butuh istirahat saja untuk menghilangkan syok nya," jelas Dokter, yang sudah memeriksa cewek itu.
"Saya permisi ke depan dulu," pamit Dokter, Sastria yang berada di ambang pintu langsung membuka kan pintu untuk Dokter itu.
Acha menyuruh cewek itu untuk istirahat lagi. Jika sudah mendingan Acha akan mengantarkan cewek itu pulang ke rumahnya. Setengah jam lamanya mereka bertiga di puskesmas, akhirnya cewek yang sempat Achs tabrak itu sudah mendingan.
"Hati-hati," ucap Acha menolong cewek itu untuk berjalan dengan memegang lengan cewek itu untuk agar tidak tumbang.
"Loe yakin nggak mau kami yang antar ke rumah?" tanya Acha sekali lagi untuk memastikan. Acha sudah menawarkan agar biarkan dia mengantar cewek itu untuk pulang. Karena Acha benar-benar ingin bertanggung jawab dengan benar.
"Iya, gue bisa sendiri kok. Kan tadi gue udah tidur sebentar di dalam sana," jawab cewek itu melepaskan tangan Acha dari lengannya.
"Ya sudah, hati-hati ya di jalan." Cewek itu tersenyum dan pergi dari sana.
"Eh bentar-bentar," Acha mengejar cewek itu. ada pertanyaan yang belum sempat tadi ia tanyakan.
"Ada apa?" tanya cewek itu.
"Gue boleh tau nama lo siapa?" Acha menjulurkan tangannya untuk berkenalan. Cewek itu memandang wajah Acha dengan teliti, dan menoleh melihat Sastria yang agak jauh dari mereka berdua berdiri.
"Kayana Rara Saidah," ucap cewek itu dan pergi begitu saja. Sastria berjalan ke arah Acha yang sedang bersedih.
"Dia marah ya sama gue?" tanya Acha dengan muka melas. Sastira tidak menjawab, ia hanya mengusap bahu Acha untuk jangan bersedih dan semoga semuanya baik-baik saja. Acha menyandarkan kepalanya di bahu Sastria. Melihat cewek itu nyebrang di jalan dan menghilang dari pendangan mereka berdua.
***
Sebelum sampai di rumah, Acha menyempatkan antar Sastria ke rumahnya tanpa singgah terlebih dahulu. Karena sekarang sudah malam hari. Ia takut akan di cari oleh papanya — Akbar, dan mendapatkan ocehan dan pertanyaan dari kedua orang tuanya.
Acha melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, ia membuka sepatunya dan meletakkan di rak sepatu di samping pintu. Acha berjalan ke arah tangga, ia merasa hp nya bergetar. Acha memberhentikan langkahnya, dan mengambil hp di dalam tas. Acha melihat di layar hp nya terdapat nama Sastria.
"Hallo, Ya. Kenapa?"
"Lo ada lihat komik gue nggak, Cha?" tanya Sastria di sebrang sana, sambil membongkar tas dan area kamarnya. Komik yang ia bawa ke sekolah tadi ilang tidak ada di dalam tasnyam dan seingatnya ia sudah memasukan komik itu ke dalam tasnya sebelum ia keluar dari kelas.
"Nggak ada, coba lo cari betul-betul, Ya," ucap Acha melanjutkan jalannya menuju kamar sambil hp berada di telinganya.
"Iya sudah gue cari di kamar, sudah gue bongkar. Tapi nggak ketemu juga," jelas Sastria, ia terduduk di atas tempat tidurnya. Berpikir siapa tahu tadi ada meminjamnya atau tidak.
Acha di dalam kamarnya juga ikut berpikir. "Ah, padahal komik itu belum selesai gue baca," ujar Sastria dengan kesal. Ia membaringkan tubuhnya di tempat tidur.
"Ya udah besok coba kita cari sama-sama di sekolah," ucul Acha. Sastria menyetujui ide Acha, dan berharap semoga besok komiknya ada di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOLIPOP [END]
Novela Juvenil'Dari keinginan, berubah menjadi keposesifan. Dari keinsengan, berubah menjadi kebiasaan.' Sabila Anastasya - Acha, cewek yang mempunyai senyum manis, semanis lolipop itu. Menjadi siswi baru yang begitu onar di SMA Dharma. Tidak ada kejadian yang ti...