LOLIPOP 23 ✔️

51 10 0
                                    

Sastria meregangkan otot-ototnya, ia merasa sekujur tubuhnya sakit sekali. Sastria meraba-raba sekitarnya, ia merasa terpegang sesuatu benda halus, lembut, dan begitu dingin.

Sastria membuka matanya. Ia terkejut, bertemu pandang dengan cewek pemabuk itu. Sastria meneliti wajah cantik cewek yang berada di hadapannya, rasanya seperti melihat bidadari. Sastria mengerjakan matanya berkali-kali. "Kok lo ada di kamar gue?" tanya Sastria dengan nada tinggi ke cewek itu. Ia benar-benar tidak terima orang asing memasuki kamarnya. Dan Sastria menggerutu dirinya sendiri, yang bodoh membawa cewek ke rumahnya.

"Eh bambang, lo lihat dong ini di mana," seru cewek itu tidak kalah tinggi nada suaranya. Ia pergi dari hadapan Sastria. Jalan ke arah dapur mengambil nampan yang sudah berisi makanan untuk Sastria.

Sastria mengubah posisinya, ia melihat sekelilingnya. Sastria menepuk jidatnya. Kenapa ia bisa lupa kalau dirinya semalaman berada di sini. Ia semua gara-gara Sastria menunggu temannya menelpon dirinya, kalau temannya yang bawa motornya sudah sampai di lokasi. Tetapi karena ia merasa kelelahan sekali. Dirinya bisa-bisanya tidur di apartemen orang dan hanya mereka berdua yang berada di sana.

Cewek itu melihat Sastria yang menepuk-nepuk jidatnya dengan pelan, hanya bisa menggeleng melihat tingkah cowok itu. "Ni bubur, buat lo," ucap cewek itu meletakkan nampan itu di atas meja dekat Sastria.

"Udah, usah melamun. Udah jam delapan ni, nanti lo mati kalau nggak segera makan, gue juga yang repot nantinya." Cewek dengan berpakaian piyama biru tua itu pergi ke arah kamarnya meninggalkan Sastria sendirian di ruang tamu. Sudah sangat tengah hari untuk dirinya berangkat ke sekolah barunya. Cewek itu dengan cepat bersiap-siap memakai seragam sekolah barunya. Saat dirinya ingin mengancing baju jas sekolahannya. Ia teringat sesuatu.

"Astaga, gue lupa." Dengan cepat cewek itu membuka baju sekolahnya dan mengantikannya dengan pakaian biasa. Ia tidak mau di depan Sastria memakai baju sekolahan itu. Bisa-bisa samarannya terbongkar.

Sastria yang lagi makan, terkejut dengan kehadiran cewek itu yang sudah rapi saja. Dan membawa tentengan plastik yang lumayan besar.

"Cak elah. Lambat amat sih lo, gue udah siap ni," ucap cewek itu keluar dari kamarnya dengan pakaian celana panjang dan juga baju kemeja. kali ini ia memakai pakaian yang cukup sopan, tidak seperti tadi malam.

"Terus?" tanya Sastria dengan bingung.

"Nggak peka banget sih lo jadi cowok." Sastria melebar matanya dan membuka mulutnya sedikit, ia masih belum mengerti arah bicara cewek itu.

"Gue ngusir lo. Gue mau pergi ni, pulang lo ke tempat asal lo. Buruan!" Suara nyaring cewek itu mengisi ruangan di sekitarannya. Sastria meletakkan mangkok bubur itu di atas meja, dan mengambil semua barang-barangnya.

***

Di perjalanan Sastria baru teringat kalau ini adalah hari Rabu, berarti hari ini dia telah bolos sekolah. Sekali lagi Sastria mengeruti dirinya sendiri. Mau bilang apa dia nanti kepada wali kelasnya kalau dirinya hari ini tidak hadir dengan tidak memberi kabar sama sekali.

Sastria melihat jam di pergelangan tangannya, sudah lambat sekali kalau dirinya ke sekolah di jam seperti ini. Lebih baik dirinya tidak masuk, daripada telat dan mencoreng nama baiknya di sekolah.

Sastria melajukan kecepatan motornya.

***

Sampai di rumah. Sastria melihat rumahnya begitu sepi, seperti tidak ada orang di dalam rumah itu. Ia kira Bundanya sudah pulang ke rumah dari kerjaannya. Sastria mengecek hpnya, melihat apa ada pesan dari Bundanya, ternyata tidak ada.

Sastria bernafas berat, mau tidak mau selagi dirinya libur ia harus bersih-bersih rumahnya yang tampak begitu kotor. Memang baru satu malam Sastria tidak berada di rumah. tetapi sudah tiga hari pula rumah itu tidak di sapu dan di bereskan olehnya ataupun bundanya yang sibuk bekerja.

Sastria memutuskan beres-beres terlebih dahulu, baru dirinya membersihkan tubuhnya. Mengambil sapu di bawah tangga, Sastria memilih membersihkan bagian depan terlebih dahulu baru bagian dapur.

***

Cewek mabuk itu sedang menunggu seseorang di pinggir jalan. Ia merasa bersyukur karena semalam ia sempat bertukar identitas dengan assisten pribadinya atau lebih tepatnya assisten pribadinya memberi kartu namanya dan membawa kartu identitas punya cewek itu. Jadi cewek itu masih aman kalau berada di dekat Sastria.

"Lama banget," sugut cewek itu dengan seorang cewek yang berada di kursi pengemudi.

"Yuk, buruan." Mobil mereka melesat dengan laju.

Sebelum masuk ke halaman sekolah, cewek pemabuk itu pergi ke toilet untuk mengganti pakaian dirinya dengan pakaian sekolah. Tidak lupa mereka berdua mengunci toilet itu. walau sekarang adalah jam pelajaran, tapi mereka berdua benar-benar tidak mau kalau mereka sedang menyamar,

"Gue dengar. Lo semalam jumpa dia?" tanya assisten cewek mabuk itu. ia membantu merapi wig yang cewek mabuk itu pakai.

"Bukan jumpa lagi, malahan dia nginap di apartemen," jawab cewek itu. ia merapikan make upnya. Tidak lupa ia menggunakan kacamata bulat sebelum keluar dari sana.

"Serius lo?" Cewek itu mengangguk. Mereka berdua sama-sama senyum di depan cermin.

"Oke. Lo udah siap kan?"

"Udah dong."

"Bagus, lakukan dengan baik. Jangan sampai ada yang curiga dengan lo sebelum rencana kita berhasil."

"Takjub gue sama lo, Da. Good luck." Cewek yang bernama Saida itu tersenyum melihat penampilannya yang benar-benar bukan dirinya.

LOLIPOP [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang