LOLIPOP 50 ✔️

30 7 1
                                    

Di hari terakhir dirinya di Belanda Sastria mendapat pesan dari nomor asing. Ia membuka pesan itu, masih belum mengerti maksud si pengirim pesan itu. Sekali lagi Aastria membacanya dengan seksama. Barulah ia paham. Muka Sastria langsung berubah menjadi merah. Ia tidak sabar untuk kembali ke Indonesia menanyakan ini semua kepada orang yang selalu ia percayakan.

Sastria kurang yakin kalau dirinya sampai di indonesia di sana pagi.

Di dalam pesawat Sastria diam saja, makanan yang ada di depannya tidak ia sentuh. Sebuah bayangan tentang Ayahnya terlintas di pikirannya.

Flashback on.

Saat Sastria keluar dari kamarnya, ia melihat begitu ramai di ruang tamu rumahnya. Banyak polisi dan beberapa orang tua. Sastria melihat dari atas, Ayah di borgol dan di iringin dari belakang dengan polisi polisi itu keluar rumahnya. Cepat cepat Sastria turun, dan meneriaki Ayahnya.

Sastria yang ingin memeluk Ayah, di halangan oleh beberapa polisi lainnya. Bunda Adin langsung memeluk Sastria. Sastria hanya menangis di pelukan Bunda Adin. Untuk terakhir kalinya ia tidak bisa memeluk Toni. Disaat itu Sastria merasa terpukul sekali. Tidak ada teman temannya termasuk Acha berada di sampingnya memberi semangat untuknya.

Flashback off.

Sastria mengepal hp nya begitu kuat.

"Kenapa lo sembunyikan ini, Acha!" gumam Sastria.

***

Sampai di sekolah, Sastria melihat pemandangn pertama kali ia tiba yaitu pertengkaran antara Acha dan Ara. Sastria masih diam melihat pertengkaran itu. Sampai Acha menampar Ara begitu kuat, Sastria langsung masuk ke dalam kerumunan itu.

"ACHA!" teriak Sastria.

Acha melihat Sastria dengan mata yang sudah memerah. Sastria memisahkan mereka berdua, Sastria menarik Ara ke dalam pelukannya.

"Lo nggak berubah ya, Cha. Baru juga seminggu gue nggak di dekat lo, lo udah buat ulah lagi."

"Ya, dia jahat. Dia yang udah sembari foto gue," ucap Acha sambil menunjuk nunjuk Ara.

"Tapi lo nggak kalah jahat dengan dia," ujar Sastria, "lo udah bohong sama gue Cha."

"Bohong apa?" Sastria memberi ponselnya kepada Acha.

"Lo udah sembunyikan ini dari gue. Sahabat apaan lo Cha?" Bentak Sastria.

"Ya, ini bisa gue jelasin," ujar Acha memelas kepada Sastria untuk memberi dia waktu menjelaskan tentang bukti yang Sastria dapat kalau Papa Acha lah pelaku di balik Ayah Sastria masuk penjara.

"Gak ada yang perlu di jelasin, semua yang ada di ponsel gue sudah membuktikan."

Acha mengejar Sastria yang sudah jauh dari sana. Ara yang keadaanya sudah kacau ia juga pergi dari sana dengan wajah di tunduk dan senyum liciknya terbit.

***

"Aya, tunggu!" teriak Acha.

"Aya, gue bisa jelasin kenapa gue sembunyikan ini," ucap Acha menyamakan langkah kaki Sastria yang besar itu.

"Udah lah, Cha. Gak perlu lo jelasin lagi, kecewa gue sama lo."

Acha memberhentikan langkahnya, mendengar kata kecewa dari Sastria rasa di hatinya perih.

"Ini juga berat buat gue. Gue juga baru tau tentang kejadian yang menimpa Ayah lo. Gue mau kasih tau sama lo waktu itu, tapi gue bingung mau ngomong gimana, karena gue malu. Papa gue yang sudah menjebak Ayah lo," teriak Acha.

"Gue minta maaf, Ya. Gue juga nggak tahu kalau lo tau secepat ini."

Sastria membalikan badannya, ia berjalan mendekat ke arah Acha, "Kalau bukan karena pesan itu, lo pasti akan menyembunyikan ini selamanya kan? Sampai Ayah gue membusuk di dalam penjara yang bukan atas kesalahannya."

"Tidak, Ya," ucap Acha dengan isakan tangisnya yang entah sejak kapan air matanya turun.

"Gue sahabat lo, Cha. Gue udah anggap lo seperti keluarga. Gue sering lindungi lo, tapi gini balasan lo sama gue," ucap Sastria penuh penekanan di setiap katanya.

Acha hanya bisa diam membisu. Ia tidak tau lagi memberitahu Sastria yang sedang dilanda emosi.

"Argh.." Sastria memukul tembok di sampingnya.

"Maaf."

"Kata maaf, tidak bisa mengubah semuanya. Lo gak tau perjuangan Bunda gimana, mencari uang untuk menembus agar Ayah gue bebas, Cha," sekali lagi Acha hanya bisa diam.

"Gue rasa persahabatan kita sampai sini. Lo jangan datang ke rumah gue lagi. Gue gak mau Bunda melihat muka orang pembohong kayak lo," ucap Sastria meninggalkan Acha sendirian di sana.

LOLIPOP [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang