LOLIPOP 08 ✔️

89 19 0
                                    

Malam telah tiba, sekarang pukul 19.00 WIB. Sastria dan Adin berkumpul di meja makan. Untuk saat ini mereka makan tanpa kehadiran Toni — sang Ayah. Sepi rasanya tidak ada kehadiran Toni di tengah-tengah aktivitas makan mereka. Biasanya jika ada Toni, mereka pasti akan bercerita dan bercanda saat mereka sedang makan bersama.

Adin melihat ke arah kursi yang biasa di duduki oleh Toni, Sastria yang melihat Bundanya melamun, ia sengaja memotong ikan di piring begitu keras. Adin tersentak kaget. Ia merubah pandangannya ke arah makanannya.

Sastria juga ikut sedih, ia berharap Ayahnya cepat pulang. Tetapi itu sangat mustahil. Karena Toni di penjara 1 tahun yang lalu, ia melakukan pembunuhan terhadap klien nya, dan ia mendapatkan hukuman seumur hidup di penjara.

Adin dan Sastria tidak bisa berbuat apa-apa, bukti-bukti yang ada di tangan polisi begitu kuat. Adin dan Sastria juga sudah berusaha mencari dana untuk membebaskan Toni, tetapi tetap tidak bisa, karena keluarga dari korban meminta si pelaku untuk di hukum seumur hidup penjara. Adin dan Sastria hanya bisa pasrah dengan keadaan.

Adin yang melihat Sastria hanya mengadu-adu makanannya saja, ia menegur Sastria "Aya makan! Nggak baik makanan di gitukan." Sastria mengambil nasi di piringnya dengan sendok dan mengarahkan ke mulutnya.

"Gimana sekolah kamu?" Tanya Adin kepada Sastria untuk memecahkan keheningan di antara mereka berdua.

"Baik-baik saja, Bun," jawab singkat Sastria, menyuap lagi nasi yang ada di sendok ya ke dalam mulutnya.

"Tapi tadi Acha cerita ke Bunda, kalian berantem ya?" Sastria yang mendengar ucapan Bundanya, langsung tersedak.

"Uhuk... uhuk.. uhuk..."

"Kan Bunda sudah bilang makan itu pelan-pelan." Adin memberi minuman kepada Sastria

"Kapan Acha bercerita seperti itu, Bun?"

"Tadi sebelum ia pulang."

"Bundaku sayang, jangan percaya deh dengan omongan Acha. Dia itu suka boong. Dia mau bikin Aya kenak marah sama, Bunda," elak Sastria.

"Eh ngomong apa sih kamu, bilang anak orang pembohong," protes Adin.

"Aya sudah selesai makan, Bun. Aya ke kamar dulu ya. Mau kerjakan tugas," pamit Sastria. Ia berdiri dari bangkunya, berjalan mengarah wastafel untuk meletakkan piring bekas makanannya di sana. Baru ia pergi ke kamar.

Adin yang melihat kepergian Sastria dengan tersenyum masam. Dia merasa keluarganya sudah tidak harmonis lagi, semenjak Toni pergi. Sastria sibuk dengan dunianya dan Adin pun juga sama.

Adin sekuat tenaga ia bekerja keras, untuk mencari uang agar bisa membeli keperluan sekolah Sastria dan dirinya.

Sastria sebisa mungkin untuk tidak canggung dengan Adin, tetapi itu tidak bisa. Ia menjadi anak yang penutup sekarang, biasanya pulang sekolah Sastria akan bercerita kejadian di sekolahnya. Tetapi untuk sekarang Adin sangat susah mendapatkan itu. Hanya dari Acha lah Adin tahu bagaimana Sastria selama setahun ini.

Drt... drt.. drt...

Adin melihat ponselnya yang bergetar di atas meja menampilkan nama bosnya di layar ponselnya. Dengan cepat ia menekan tombol warna hijau di layar ponselnya, "Hallo, iya Pak ada yang bisa saya bantu?"

"....."

"Baik, Pak. Saya segera ke sana." Cepat-cepat Adin pergi ke kamar untuk menganti pakaian. Ia membiarkan piring kotor berserakan di atas meja.

"Aya, Bunda pergi dulu ya. Kunci pintu, jendela, tidurnya jangan kemalaman," teriak Adin mengarah ke kamar Sastria.

"Huft, sendirian lagi deh." Sastria melihat mobil Adin keluar halaman rumahnya. Sastria keluar dari kamarnya dan pergi ke arah dapur. ia mengambil piring-piring kotor yang masih berserakan di atas meja, membawanya ke arah tempat cuci piring.

Satu per satu piring ia cuci hingga bersih dan tersusun rapi di rak piring. Seperti ini lah aktivitasnya sekarang yang di lakukan Sastria saat di tinggal sendirian di rumah. Sebelum belajar atau bermain PS ia menyempatkan memberes rumah, baik itu menyapu, mencuci piring maupun pakaian.

Karena ia tidak mau menyusahkan Adin, sebisa mungkin ia meluangkan waktunya. Dan lagipun Adin memang dari dulu tidak mau menyewa asisten rumah tangga, karna menurutnya itung-itung membuat Sastria menjadi anak yang mandiri jika ia tidak ada, dan itu juga bisa membuat dirinya sibuk maupun tidak suntuk untuk di rumah saat dirinya libur bekerja.

LOLIPOP [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang