Jalan jalan

233 13 0
                                    

Azriel: " Waspada virus Corona!. Pakailah masker anda."

Gerald : " Masker mahal uy!. Mending buat traktir doi."

Plak!.

Niko: " Serah lu aja dah!."

Arvi : " Shut!. Harap tenang!. Putri lagi bobo cantik."

__________________________________________

Pagi ini sedikit berbeda tidak seperti pagi pagi biasanya, biasanya Calisa hanya membuat roti isi tapi sekarang karena ada Bu Tini yang membantu jadi sarapan kali ini lebih banyak menu.

Semuanya sudah tertata di meja makan, dan mereka sudah menikmati lezatnya masakan Bu Tini.

" Putri, Bu Tini nanti kita jalan jalan bareng ya." tawar Calisa sekaligus menjadi pemecah keheningan.

" Maaf Neng Ibu gak bisa ikut, Ibu mau beres beres aja." tolak Bu Tini dengan sopan. Tampak raut kekecewaan di wajah polos Putri.

Calisa yang melihatnya tidak tega, dan langsung mengelus rambut coklat Putri yang sering terkena sinar matahari.

" Ya udah kalau Ibu gak mau ikut gak apa apa. Tapi Putri tetep ikut ya, soalnya kita mau beliin Putri perlengkapan sekarang sekolah Putri sama baju baju buat Putri buat Ibu juga." ucap Calisa, kini raut bahagia mulai terpancar dari wajah cantik Putri.

" Boleh ya Bu?." ucap Putri memelas seraya memegang tangan ibunya untuk meminta persetujuan.

" Iya boleh tapi jangan ngerepotin ya Put."

" Asyik makasih Bu." gadis kecil itu memeluk tubuh Ibunya.

" Ibu mau titip sesuatu?." tanya Arvi.

" Enggak A Ibu mau titip Putri aja. "

Arvi mengganggu dan tersenyum.

" Oke kalau gitu Putri siap siap ya, kita berangkat sekarang."

" Oke kakak!." ucap Putri bersemangat.

Selama perjalanan Putri banyak sekali berbicara dan yang dia bicarakan adalah tentang kehidupan dirinya dan sang Ibu sebelum Calisa mengajak mereka tinggal bersama. Hati Arvi dan Calisa seperti tersayat pisau, seorang anak sekecil Putri harus menelan pahitnya kehidupan Jakarta yang keras ini.

Tetes demi tetes air mata membasahi di pipi Calisa maupun Arvi. Putri yang melihat itu tak tinggal diam dia langsung menghapus air mata mereka menggunakan tangan kecilnya yang lembut.

" Jangan nangis kak." ucap Putri seraya memegangi pipi mereka dengan kedua tangannya yang lembut.

" Enggak nangis kok sayang." bantah Calisa sembari menggenggam tangan Putri dan menciumnya.

Calisa menoleh ke arah Putri yang manis dan tersenyum. " Makasih ya udah hadir di kehidupan kami."

" Dari kamu kami belajar banyak. Makasih banyak ya Putri."

" Sama sama Kakak aku juga makasih banyak ya karena udah ajak aku sama Ibu tinggal bareng sama kalian."

Sekarang tawa lah yang menghiasi perjalanan mereka. Setibanya di Mall, mata Putri langsung terbinar binar karena melihat kemegahan Mall yang dulunya hanya bisa dia lihat dari jauh. Sesekali dia mencubit dirinya sendiri untuk memastikan apakah ini mimpi, tapi rasanya sakit ya karena ini semua bukan mimpi. Mall yang dulunya dia hanya bisa lihat dari jauh kini dia bisa masuk ke dalamnya, dulu Putri dan Ibunya mendekat saja langsung di usir oleh security.

HATE OR LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang