2 bulan kemudian
Dua bulan telah berlalu begitu sangat cepat tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Kini kandungan Calisa sudah memasuki usia 9 bulan artinya tinggal beberapa hari lagi dia akan melahirkan.
Rasa cemas dan khawatir selalu saja masuk ke pikirannya rasa cemas yang berlebihan entah apa yang membuatnya cemas yang pasti dia sangat takut jika nanti dia tak bisa melihat kedua anaknya lahir.
Ini semua karena dia menonton film Hi Bye Mama, untuk kalian yang sudah menonton pasti tahu kan jika Cha Yuri setelah melahirkan langsung meninggal dunia karena kecelakaan dan tidak bisa melihat anaknya Seo Woo.
Calisa benar benar khawatir karena hal itu dia takut itu menimpanya, padahal Arvi, Vita, Arel, Fanny dan Reza sudah berusaha meyakinkan dan menenangkan pikiran dan hati Calisa.
Kini dia lebih berhati-hati dalam mengambil suatu tindakan bahkan jika dikatakan Calisa tidak mau meninggalkan kasur demi keselamatan dia sampai melahirkan dan melihat kedua anaknya nanti. Menjadi seorang Ibu memang impian semua wanita di Dunia dengan menjadi seorang Ibu maka seorang wanita sudah bisa dikatakan wanita sepenuhnya tentu itu juga cita cita Calisa dia sangat ingin sekali nanti melihat pertumbuhan putra dan putrinya.
Dan bicara bicara sekarang Bu Tini sudah membuka toko baju rajut loh bukan hanya baju yang dia jual tapi berbagai jenis benda yang dihasilkan dengan rajutan tangan manusia. Bisa dibilang Bu Tini sekarang memiliki penghasilan sendiri tapi walau begitu Bu Tini tidak akan lupa kebaikan dari Calisa dan Arvi dia juga tak lupa untuk membersihkan rumah dan memasak untuk mereka.
" Vi ambilin handphone aku dong di atas meja." tunjuk Calisa pada meja kayu yang ada di samping lemari.
Dengan mata yang masih fokus ke lembaran dokumen Arvi mengambil handphone itu dan memberikannya pada Calisa.
" Baca apaan sih? Serius amat sampai aku di cuekin gini."
Arvi langsung menutup dokumen tersebut dan mendekat ke arah Calisa dia duduk di kursi yang ada di samping ranjang.
" Bukan apa apa kok biasalah Papi. Kamu butuh apalagi um?"
" Gak butuh apa apa kok semuanya udah tersedia disini semuanya udah lebih dari cukup."
Arvi mengangguk dan mengecup keningnya.
" Aku udah booking kamar nanti barang barang sama keperluan lainnya bakalan di ambil sama asistennya Mami."
" Kamu sekarang gak akan kemana mana?" tanya Calisa seraya perlahan beranjak dari tempat tidur dan menuju ke sofa.
" Emang kenapa? Gak tau sih kayaknya bakal ada panggilan dadakan dari Papi" tanya Arvi seraya membantu Calisa untuk duduk. Arvi melakukannya dengan sangat hati-hati.
" Gak kenapa napa kok aku cuma gak mau jauh aja hehe." tutur Calisa. Arvi mengacak rambutnya gemas.
Belakangan ini sikap Calisa memang sedikit berbeda dia tidak mau jauh jauh dari Arvi, dia juga sering sekali membicarakan tentang seorang Ibu yang meninggal setelah melahirkan lah itu lah ini lah.
Tentu saja itu membuat Arvi sedikit kesal karena bahan pembicaraan selalu saja menjorok ke hal hal seperti itu, dia sudah berulang kali menasehati Calisa agar positif thinking dan mengatakan jika dirinya yakin jikalau semua itu takkan terjadi tapi justru Calisa membantah dengan mengatakan " Vi kita kan gak tau apa yang akan terjadi pada kita kedepannya mungkin kamu bilang kalau itu gak terjadi kalau kehendak Allah lain gimana?"
Oleh karena itu Arvi sekarang lebih sering berada di sisi sang istri untuk menjaga dan mengawasinya.
" Kamu mau makan?" tanya Arvi. Karena sejak pagi Calisa belum makan satu suap pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE OR LOVE
Teen FictionGENRE : ROMANCE PERJODOHAN. Mungkin sekarang perjodohan sudah menjadi hal yang tabu dan sangat kolot di kalangan milenial. Tapi, bagaimana jika dua orang remaja yang semasa sekolah tidak akur dan selalu saja bertengkar karena hal hal sepele justru m...