"Satu hal yang membuatku kagum, hanyalah satu kebaikan darinya"
****
"Vir, Viraa?"
"Iya ini siapa sih, kenapa cemas banget kelihatan nya?"
"Vir, aku Citra, aku boleh minta tolong gak?" dengan suara yang cemas dan gugup.
"Iya boleh, emang kenapa sih? apa yg terjadi sama lo , jelasin dulu coba."
"Aku kekunci di toilet sekolah."
"Bukannya tadi lo udah pulang ya?"
"Belum, tadi aku lupa belum ngambil buku yang di laci, jadi aku kembali ke kelas, terus abis itu aku ke toilet, dan nggak bisa dibuka, kamu bisa kesini gak?"
"Iya, iya bisa kok, bentar ya, tungguin gue disitu."
"Makasih yaa, aku tunggu di toilet belakang ruang kelas 11 IPS 2."
"Iyaa, gue kesana sekarang."
Panggilan pun terputus.
Vira segera kembali ke sekolah, menggunakan motornya. Sesampainya di sekolah ia mencoba untuk menghubungi nomor Citra, namun tetap tidak ada jawaban.
Akhirnya Vira memutuskan untuk masuk ke seluruh ruangan toilet di belakang ruang kelas 11 IPS 2. Ia penasaran karena ada satu satu pintu yang tertutup.
"Citra?? lo didalam gak?? Citra??"
Vira mengetuk pintunya tapi tetap ngga ada Jawaban. Akhirnya ia mutusin untuk masuk, tapi anehnya pintunya gak dikunci, dan ngga ada siapa-siapa.
Jadi siapa yang tadi nelfon gue? batinnya.
Dan disitu gue ngerasa aneh sekaligus ikut merinding. Tanpa sadar ada seseorang yang mendorong gue dan mengunci pintunya. Secara refleks ia pun meminta pertolongan.
"Woi, yang ngunci pintu siapa!"
"Jangan bikin gue takut, please!"
"Ehh yang diluar tolong bantuin gue," sambil menarik gagang pintu, berharap bisa dibuka kembali.
Tapi hasilnya nihil, tidak ada seorangpun yang membukakan pintu, alhasil itu membuatku makin takut, cemas, merinding. Vira pun mencoba untuk menelfon Bunga, sialnya handphone nya low.
Yahh mampus gue, woii tolongin napa, batinnya.
"Tolongin gue, siapapun yang diluar, tolong bantuin gue, please."
Cuman kata-kata itu yang bisa keluar dari mulut Vira.
"Tolong," dengan suara yang hampir hilang.
Karena Vira mendengar ada suara hentakan sepatu, ia pun refleks meminta bantuan lagi.
"Siapapun yang diluar, bantuin gue keluar, gue di kunciin."
Namun, tetap tidak ada lampu hijau, untuk saat ini. Vira pun hanya bisa berdo'a dan memukuli pintu tersebut, sampai akhirnya ia pun kehilangan kesadaran.
Sementara di sisi lain, Rayhan dan Farhan sedang bermain voli, lebih tepatnya eskul voli, di lapangan tengah.
"Han, gue mau ke kantin," ucap Rayhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayhan✅ [COMPLETED]
Teen FictionNavira Sagita Fatiha, seorang siswi SMA yang sama sekali belum pernah mengenal dunia pacaran. Namun, apakah setelah berjalannya waktu, ia akan bertemu orang yang tepat? Orang yang mampu meluluhkan hatinya? Ataukah menjadi kekasihnya? Atau lebih memi...