Bagian 31

598 152 38
                                    

"Halo?"

"Lu dimana Vir? gue udah nunggu di taman."

"Ooh iya aku lupa, aku kesana sekarang."

"Jangan kelamaan Vir."

"Iya kak, sabar."

Panggilan pun terputus

"Jadi pulang ngga nih?" tanya Ardi.

"Engga, gue mau latihan nari."

"Mau jadi sinden neng?"

"Tau deh." Vira pun segera pergi ke taman untuk menemui Ka Andrew.

Katanya di taman, mana sih ka Andrew, batinnya.

"Udah lama nunggu?" tanyanya.

"Ngga kok ka, kenapa ya?"

"Katanya Bu Susan, elu sama gue ntar latihan terus sepulang sekolah."

"Dimana?"

"Enaknya dimana?"

"Gatau," jawabnya.

"Mau di sekolah?"

"Kalo disekolah, dimananya?"

"Kelas lah."

Kalo di kelas, berarti cuman kita berdua, hmm, batin Vira.

"Hei," sambil melambaikan tangan didepan mukaku

"Ha?"

"Lo mikirin apa?"

"Ngga kok, jangan di kelas deh."

"Terus?"

"Rumah kakak aja gimana, kalo di rumah aku sepi."

"Oke, mulai besok kan latihannya?"

"Iyaa."

"Oke, Btw lo dijemput?"

"Engga, aku jalan kaki."

"Sama gue aja pulangnya."

"Jangan kak."

"Udah ngga papa, ayo," ucapnya lalu menggandeng tangannya, dan menuju ke area tempat parkir

****

"Lo anak tunggal ya?"

"Engga, aku punya kakak."

"Siapa?"

"Kak Andrean."

"Ooh ka Andre?"

"Iya."

"Jadi lo adiknya Andrean Davidnean?" tebaknya.

"Kok tau."

"Kakak elu tuh, temen gue juga."

"Ooh, emang kenal pas kapan?"

"Udah lama sih, sekarang kuliah dimana?"

"Di Columbia University kalo ngga salah."

"Ngga heran gue, dia pernah cerita ke gue kalo dimusuhin sekelas gara-gara ngga dikasih contekan. Kodratnya anak pinter emang gitu kali wk."

"Emang pelit banget sih, kak Andre. Udah mendarah daging."

"Ckckck, oh iya gue boleh minta nomor kakak lo?"

"Iya boleh, ntar malem deh, aku kirimin ke kakak."

"Siap, ini kan rumah lo."

"Iya, thanks ka."

Rayhan✅ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang