Bagian 9

1.1K 298 65
                                    

"Ketika senyummu, adalah canduku"

****

"Lo ngapain disini, gue yang berhak menghukum orang yang salah. Disini gue ketua OSIS, bukan lo!" sambil menunjuk muka Rayhan.

"Gue emang bukan ketua, tapi gue masih punya perasaan," sambil menunjuk dirinya, "gak kaya lo!" menunjuk Andrew dan kedua mata mereka saling bertemu.

"Ehh lo lagi ngapain sih? Kalian gak malu diliatin adek kelas? Kalian udah dewasa harusnya kalian bisa menempatkan posisi kalian. Kalian ini sebagai contoh, kok malah ngajarin yang gak baik? Gimana sih?!" ucap Vina yang diketahui seorang seksi acara dalam OSIS.

"Oya kamu, masuk aja ke barisan," tunjuknya ke Vira.

"Ngga papa kak? Sekali lagi saya minta maaf kak, ke semua anggota OSIS karena saya kegiatan MPLS ini jadi terganggu," jawab bisa Vira tak enak.

"Iya gapapa dek, yaudah sana."

Vira pun kembali ke barisan kelasnya.

"Setelah ini seluruh siswa masuk ke kelasnya masing-masing," ucap salah satu anggota OSIS.

"Siapp gerak."

"Balik kanan bubar jalan."

Kemudian seluruh siswa masuk menuju kelas masing-masing.

Sementara pak Edi sebagai pembina OSIS, segera ke aula bawah.

"Rayhan dan Andrew ke depan," pinta pak Edi

Mereka berdua pun ke depan, untuk menghadap Pak Edi.

"Kenapa kalian bisa naik pitam gitu sih?"

"Gini pak, sebenarnya saya cuman mengerjakan tugas, bahwa jika ada yang melanggar tata tertib akan dikenakan sanksi pak," bela Andrew.

"Lah emang bener kan, terus alasan kamu apa Rayhan?"

"Saya kurang setuju pak jika hanya karena idCard nya itu hilang hukumannya push up 3 seri, menurut saya itu terlalu berat, apalagi cuman dia yang dihukum, apa itu bukan mempermalukan seseorang di seluruh kelas 10 pak?" jawab Rayhan.

"Menurut saya alasannya tepat juga, Andrew kamu tau tidak? Ada berapa siswa yang gak memakai idCard selain siswa yang kamu hukum tadi."

"Maaf pak, saya kurang tau."

"Seharusnya, kamu cari tau dulu, kalau kayak gitu kamu seperti memojokkan siswa tadi."

"Iya pak saya minta maaf."

"Lain kali jangan diulangi lagi."

"Jadi saya benar kan pak, bukannya saya mau membela siswa tadi, tapi menurut saya itu terlalu berat dilakukan oleh siswi pak."

"Iya kamu benar, Rayhan."

"Ya udah kalian saling minta maaf."

"Gue minta maaf, tadi gue kebawa emosi sama lo," rangkul Andrew ke Rayhan.

"Gue juga minta maaf."

"Makasih ya pak, maaf tadi mengganggu waktunya bapak, sekali lagi saya sebagai perwakilan semua anggota OSIS, minta maaf atas ketidaklancaran kegiatan MPLS ini," ucap Vina memperjelas.

"Iya ngga papa, ya udah saya ke kantor lagi," sambil berjalan keluar aula.

"Baik pak."

Rayhan✅ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang