Bagian 39

562 142 30
                                    

Keterpaksaan membuat semuanya menjadi lebih sakit dari sebelumnya.

*****

Rayhan yang tengah asyik menonton serial TV, dikejutkan dengan seseorang yang memanggilnya dari balik pintu rumah.

"Siapa sih? Ganggu aja," Dengan malasnya Rayhan segera keluar menemui seseorang tersebut.

Bugh

Satu pukulan sukses mendarat dipipi Rayhan.

"Kenapa lo? Dateng-dateng ke rumah orang, main pukul aja."

"Ray? Mikir! Lo cuma ngebaperin Vira aja sampe segitunya? Sampe lo bilang suka sama dia lah, pake nembak segala! Cowok macam apa lo?! Vira juga punya perasaan kali, ngga segampang itu bisa lo ma_"

Memotong ucapan Farhan, "Lo dateng cuma mau ceramahin gue? mending lo pulang deh," usir Rayhan.

"Tanpa lo suruh pulang? Gue juga bakalan pulang! Nyesel gue punya temen sifatnya bejad!" ucap Farhan lalu meninggalkannya

Rayhan masih mencerna kata-kata yang barusan diucapkan Farhan "bejad". Apakah Rayhan sungguh sejahat itukah dengan Vira?

Sampai teman lamanya, bahkan bisa dibilang sahabat saja, malah memangilnya dengan sebutan bejad?

Terlihat kolot memang...

Untung aja rumah lagi sepi, mama sama Febri lagi keluar, batinnya.

Tanpa memikirkan masalah yang tadi, Rayhan melanjutkan menonton tv yang sempat terhenti.

Mungkin karena bosan, ia pun menelepon pacarnya. Mira.

Mira terlihat jelas sedang online, namun sama sekali tidak menjawab telepon oleh Rayhan, hal itu membuat Rayhan menjadi ragu.

Namun, setelah beberapa menit, akhirnya diangkat juga.

"Halo?"

"Lo kemana aja sih? Online kok ngga jawab"

"Ehe, sorry."

"Gue laper, temenin gue makan ya," pinta Rayhan. Sempat tidak ada jawaban dari Mira.

"Mir?"

"Ehh iya, kayaknya hari ini, gue nggak bisa," jawab Mira yang terdengar gugup.

"Tumben?"

"Ada urusan penting, sorry Ray."

"Lo serius?" Mendadak sikap Mira menjadi aneh seketika.

"Halo? halo? Lo ngomong apa tadi?? Sinyal disini jelek banget, gue matiin ya."

Akhirnya panggilan pun terputus

"Tumben banget di Jakarta, sinyal ngga lancar," lirih Rayhan, curiga.

"Shit!" umpat Rayhan, ketika perutnya bunyi.

Ia lapar.

Mau tidak mau karena cacing di perut nya sudah minta jatah makan, dengan terpaksa, Rayhan kembali memasak mie instan lagi, dan lagi.

"Nasib banget hidup gue, makan mie instan mulu."

*****

Vira langsung merebahkan tubuhnya di kasur, tanpa sadar ia ketiduran.

"Woi, bangun," teriak ka Andre, tepat di samping telinganya.

"Eh anjir, kaget bego!"

"Salah lo sendiri, bukannya ganti dulu juga, malah langsung molor."

Rayhan✅ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang