"Rafi? Kok elu bisa tau gue disini," tanya Vira.
"Kan gue punya Indra ke sepuluh kaya lo," jawab Rafi menghangatkan suasana.
"Bisa aja, thanks tisu nya."
"Iya, udahlah ngga usah sedih, cowo model Rayhan mah banyak di tanah abang, yang jarang itu, cowo kaya gue."
"Heran gue sama lo."
"Kenapa heran?"
"Lo kenapa ngga ikut Stand up comedy aja, karena secara ngga sengaja mood gue langsung naik, saat lo hibur gue."
"Gue kan bukan sule, ataupun ajis gagap, yang bisa nyenengin semua orang, dengan aksi lucunya, tapi gue kan seorang Rafi yang hanya ingin nyenengin lo aja, ngga buat semua orang, jadi kalo misalnya gue ikut stand up comedy, gue ngga bakalan bisa ngelawak, kerena ini khusus buat lo."
"Buayanya keluar lagi nih."
"Canda. Mau pulang ngga?"
"Mau banget, Oh iya ada hal yang perlu diomongin sama lo."
"Sok atuh."
"Tawaran pas di pantai udah kadaluwarsa belum?"
"Tawaran? Pantai?"
"Pas elu nembak gue."
"Tergantung. Kalo lo mau jadi pacar gue berarti masih berlaku, kalo ditolak lagi berarti udah ngga berlaku."
"Coba ulang kata-katanya, kaya pas di pantai."
"Serius? Ditolak ngga nih? Kalo ditolak gue ngga mau."
"Bawel sih, lakuin dulu napa."
"Vira, untuk kedua kalinya, lo mau ngga jadi pacar gue?"
"Jangan kepaksa, pliss."
"Oke ulang. Vira, mau ngga lo jadi pacar gue?"
"Lo maunya iya, atau engga?"
"Keputusan ada ditangan lo Vira."
"Iya gue mau kok."
"Hanya pelampiasan, gara-gara diputusin Rayhan ngga nih?"
"Ngga kok, gue bakalan ngelupain dia. Jadi gue perlu seseorang yang bisa gantiin posisi Rayhan di hati gue."
"Oke, berarti lo pacar gue beneran kan?"
"Kok malah nanya? Ya iyalah gue bukan Rayhan yang suka nipu."
"Oke percaya." Mereka berdua pun pulang.
*****
Hari pertama berangkat sekolah saat kelas 2 SMA, Vira udah ngga bareng lagi sama Citra, tapi Ia masih bareng sama Bunga, dan pacarnya Rafi.
"Kita sekelas juga ya, Alhamdulillah."
"Iya Alhamdulillah, jadi gue ngga perlu nemuin lo setiap hari."
"Yahh kalian berdua, pacaran mulu."
"Ngga kok, tenang aja, tujuan awal sekolah kan buat belajar bukan buat pacaran, jadi ngga bakal lah, gue sama Rafi pacaran mulu."
"Nah, baru bener."
*****
"Ra, tadi Farhan ngechat gue, katanya mau makan bareng gue, tapi lo sama Rafi juga ikut."
"Kenapa harus ikut?"
"Ya gatau sih, ikut aja deh, kali aja ada yang penting."
"Sekarang?"
"Kayaknya pulang sekolah deh."
"Gimana fi? Mau ikut ngga?"
"Wajib dong, gue harus jagain lo."
"Yaudah, gue sama Rafi ngikut aja."
"Oke siapp."
*****
"Jadi kan?" tanya Vira
"Tempat nya dimana?" lanjut Rafi.
"Jadi, katanya sih di cafe florenesia, yang deket sekolah."
"Yaudah ayo, ntar keburu sore."
Akhirnya mereka berempat pun pergi ke salah satu cafe yang ada di sekitar sekolah mereka.
Setelah sampai, mereka pun membuka topik permasalahan yang ingin dibicarakan.
"Gini, gue mau ngomongin masalah Rayhan sama Vira. Jadi, disitu gue ngga ada sangkut pautnya sama sekali, gue juga ngga tau kalo Rayhan itu cuma ngebaperin Vira aja. Dan tujuan gue ngumpulin semuanya disini, gue mau minta maaf dan kalo dari dulu gue udah tau, pasti gue bakalan bilang sama Vira, karena gue tau Vira orangnya baik, dan ngga seharusnya diperlakukan kayak gitu sama Rayhan."
"Ngga papa kok kak, lagian yang salah kan Rayhan."
"Thanks ya Vir."
"Jadi, cuma perwakilannya aja yang dateng? Yang ada sangkut pautnya kemana? Ngilang?" cibir Rafi.
"Fi!" peringat Vira.
"Gue udah bilang sama Rayhan, tapi semua keputusan ada di Rayhan bukan di gue, intinya gue kesini kan punya niatan baik, buat minta maaf."
"Iya kak, ngga papa kok. Aku sama Rafi, duluan ya," ucap Vira lalu menarik tangan Rafi untuk keluar.
"Fi, udahlah ngga usah diperpanjang gitu, lagian kan, bukan ka Farhan yang salah, tapi Rayhan."
"Bukannya memperpanjang Vira, kan gue juga cuman ngasih tau temennya, kirain belum disuruh buat minta maaf ke elu."
"Tapi kesannya kaya ngga sopan Rafi."
"Kan gue emang ngomongnya gini, mau pulang ngga?"
"Iyaa iya."
*****
"Makasih ya"
"Sama-sama Vira, weekend main ke rumah gimana? Masa pacar sendiri ngga pernah main ke rumah."
"Iyadeh ntar gue kesana, tapikan masih lama. Gimana kalau besok aja, hari Selasa."
"Ngga papa, kalo weekend main di rumahnya bisa lebih lama."
"Oke, yaudah gue masuk dulu."
"Pacarnya ngga diajak masuk gitu?"
"Mau main ke rumah? Emang udah bilang sama Tante Dian?"
"Belum sih, yaudah besok aja gue mampir deh."
"Ok, tapi jangan cuma numpang nge-game, kalo cuman numpang nge-game, gue suruh pulang lagi ntar."
"Jahat bener."
"Jahat demi kebaikan, haha."
"Iyadeh, duluan ya."
"Iya hati-hati dijalan, jaga mata jaga hati, wkwk."
"Siap bosku."
Akhirnya mereka berdua pun dipisahkan oleh waktu.
Jangan lupa Vote dan komennya makasihh
sehat selalu
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayhan✅ [COMPLETED]
Teen FictionNavira Sagita Fatiha, seorang siswi SMA yang sama sekali belum pernah mengenal dunia pacaran. Namun, apakah setelah berjalannya waktu, ia akan bertemu orang yang tepat? Orang yang mampu meluluhkan hatinya? Ataukah menjadi kekasihnya? Atau lebih memi...