Sepulang sekolah, Vira langsung mengemasi barang-barangnya lalu menunggu Bunga kembali ke kelasnya karena tadi menerima telepon dari luar.
"Gimana? Jadi kan?" tanya Vira ketika melihat Bunga masuk kelas.
"Ra, sorry banget gue ngga bisa nemenin lo buat jenguk Citra."
"Kenapa?"
"Adek gue masuk rumah sakit, Ra."
"Terus keadaannya gimana?"
"Belum tau, barusan nyokap gue nelfon."
"Yaudah gapapa, cepet sembuh buat adek lu."
"Makasih Ra, salamin ke Citra ya, bilangin juga gue minta maaf karena ngga bisa dateng."
"Siap cantik."
"Gue duluan ya."
"Iya, ati-ati."
Saat ia melangkahkan kakinya keluar, Rayhan muncul didepannya.
"Jadi ngga?"
"Apanya?"
"Katanya lu mau jenguk temen?"
"Nah betul."
"Yaudah ayo."
"Ha?"
"Gue anterin."
"Jangan deh, gue sendiri aja."
"Maaf, tapi ngga menerima penolakan."
Setelah mengatakan itu, mereka berdua pun segera pergi ke rumahnya Citra.
"Assalamu'alaikum."
"Waalaikumussalam, sebentar."
"Bi, Citra nya ada kan?"
"Oh, temennya non Citra ya?"
"Iya bi."
"Ada kok, ayo masuk."
"Mau ikut masuk ngga?" Rayhan pun mengangguk singkat.
****
"Hai Vir, Bunga mana? Kok sama ka Rayhan?"
"Hai, Bunga tadi ke rumah sakit, soalnya adeknya baru aja dibawa kesana, gue sama ka Rayhan ya karena dipaksa."
"Ngga ada kata-kata yang lebih bagus apa," gumam Rayhan, namun masih didengar oleh Vira.
"Kok kamu mau dipaksa Vir?" tanya Citra.
"Ya_"
"Karena gue ga nerima penolakan," potong Rayhan.
"Oh iya, Gimana keadaan lu?" tanya Vira.
"Udah mendingan, besok juga berangkat."
"Emm, oke deh, tadi Bunga nitip salam buat lu, dia juga minta maaf soalnya ngga bisa kesini"
"Iya, salam balik dari aku."
"Yaudah, kita pulang ya, udah mau masuk waktu shalat soalnya."
"Iya vir, hati-hati, makasih banyak, udah dateng."
"Santai aja, dadahh," Vira pun melambaikan tangannya, dan dijawab lambaian tangan oleh Citra, "Dahh."
Vir, kamu ngga tau, apa? Aku itu sebenernya suka sama ka Rayhan, dari awal kamu deket sama dia, dan sekarang makin deket. Tapi, ah sudahlah emang aku harus mengubur perasaan ini sedalam-dalamnya, batin Citra.
Citra pun kembali masuk ke rumah nya, lebih tepatnya kamarnya. Lalu ia menuliskan sesuatu ke secarik kertas.
Dear hati
Belum pernah rasanya,
Kurasakan detak jantung yang aneh dari sebelumnya
Semakin lama semakin banyak yang kuharap kan darinya
Mungkin engkau telah menemukan tempat dimana engkau singgah
Namun, aku hanya bisa memendammu
Yang tak kan pernah ku ucapkan
Pada siapapun
Ku mohon, bersabarlah wahai hati
Jika waktunya tepat, engkau akan menemukan belahan hati yang lain
Yang akan menjadi pasangan muCitra
10 Desember 2013****
"Thanks ya kak, eh maksudnya Ray."
"Ya elah lupa mulu dah, apa perlu gue tempelin nama gue di dahi lu?"
"Berasa vampir anjim."
"Vampir cantik, gapapa lah ya."
"Mana ada vampir cantik, ya udah pulang sana, ntar pacar lu nyariin."
"Ngusir lagi. Yaudah bye, salam buat mama Sinta, kalo ada bidadari di rumahnya." Rayhan pun mengendarai motornya dan perlahan menghilang dari pandangannya.
"Huh, apaan sih gue, baper kok sama pacar orang," gumamnya.
****
Di lain tempat, Rafi yang tengah video call dengan Indri, lupa kalau mereka berdua belum mengerjakan PR.
Karena sebelum Rafi pacaran sama Indri, Vira lah yang selalu ngingetin Rafi kalo ada tugas, PR, Ulangan, bahkan terkadang juga bantuin ngerjain.
"Ndri, hari ini ada PR kan?"
'PR? Gatau gue kan ngga pernah buka buku.'
"Kok lu gitu sih?"
'Gue males, di sekolah belajar, masa di rumah harus belajar lagi.'
"Yaudah gue matiin, gue mau ngerjain PR, byee."
Panggilan pun terputus
"Beda jauh banget sama Vira, apa gue nanya Vira aja? Ehh tapi kan gue lagi ngejauhin dia, gimana ya? Yaudahlah bodoaamat, gue ngechat aja," ucapnya pada dirinya sendiri.
Kalau suka jangan lupa Vote yaa makasih:)
@auliashf_
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayhan✅ [COMPLETED]
Teen FictionNavira Sagita Fatiha, seorang siswi SMA yang sama sekali belum pernah mengenal dunia pacaran. Namun, apakah setelah berjalannya waktu, ia akan bertemu orang yang tepat? Orang yang mampu meluluhkan hatinya? Ataukah menjadi kekasihnya? Atau lebih memi...