Bagian 20

734 211 23
                                    

"Stay here, and wait for the time to arrive"

****

"Demi apa fi, gue seneng banget ini hari terakhir PTS, perasaan baru kemarin ngerjain agama."

"Bener lo Vir, gue juga seneng banget, ntar habis PTS gue mau nge-game sepuasnya."

"Ga bosen ya? nge-game mulu."

"Ya enggaklah, gue malah seneng, karena dari game juga gue bisa nghasilin uang sendiri tanpa harus minta ke orang tua."

"Emang lo pernah ikut lomba gaming? atau semacamnya."

"Pernah. Baru sekali, itu juga gue menang gara-gara pesertanya cuman dua, gue sama t
Fajar."

"Wah pantes, kalo nge-game semangat banget."

Kak Rayhan pun datang, dan memotong pembicaraan mereka, "Ehh Vir, anterin gue ke panitia PTS."

"Emang kenapa kak?"

"Kartu gue ketinggalan."

"Oke." Rayhan menggandeng tangan Vira dan meninggalkan Rafi.

"Fi gue duluan ya."

Vir lo ngga tau apa? Gue tuh sebenernya suka sama lo, dan gue cemburu sama Rayhan pake modus gandeng tangan lo segala, batin Rafi.

Sekitar 10 menit kemudian, Rayhan pun kembali ke kelas bersama Vira.

"Ros, lo ada bolpoint ngga?"

"Gue ngga ada bolpoint fi, coba tanya sama Vira biasanya bawa banyak."

"Lo mau pinjem fi, Nih," tanya Vira, dan menyodorkan bolpoint.

"Ngga usah! Gue mau beli sendiri. Ros anterin gue!" ucapnya dengan nada sinis.

Tumben banget dah, Rafi kek gitu, kenapa ya? Aelah mungkin perasaan gue aja kali, batinku.

Absen pun berjalan meja demi meja, sampailah ditanganku.

"Vir, nih absennya," ucap Nadia sambil menyodorkan absen.

"Oke." Menerima absen tersebut, kemudian diisinya.

"Nih fi," panggilku sambil menyodorkan kertas absen tersebut.

Tanpa menoleh ke belakang, Rafi langsung mengambil kertas tersebut.

"Tumben, diem-diem aja."

Bel istirahat pun berbunyi, waktunya mengisi perut dan waktunya belajar untuk pelajaran selanjutnya.

"Vira, lo mau ke kantin ngga, kalo mau bareng sama gue aja," ajak kak Rayhan.

"Ngga kak, gue di sini aja."

"Oke, mau nitip ngga?"

"Makasih, tapi gue masih kenyang," tolak Vira.

"Yaudah, gue cabut dulu," ucap kak Rayhan kemudian meninggalkan kelas.

Dalam kelas pun hanya tinggal mereka berdua, Vira dan Rafi.

Vira pun bangun dan segera duduk di samping Rafi, "Lu kenapa dah? Diem banget kaya Limbad."

"Ya pengin aja."

"Cuek banget, kesambet setan apa lo?" sambil menempelkan punggung tangannya ke dahi nya.

"Ngga panas kok, masa kesambet sih?"

Rayhan✅ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang